Mawar memicingkan mata sebelah mengintip siapa yang membawanya ke Rumah Sakit. Mawar sangat terkejut ternyata yang menyetir itu bukan Ammar melainkan Danu. Ia benar-benar geram. Tau kayak gini mendingan nggak usah pura-pura pingsan!" Ia menggerutu dalam hati.
"BERHENTI..." teriak Mawar pura-pura sadar.
Spontan kaki Danu menginjak rem.
"Udah sadar" ucap Danu menoleh kearahnya.
"Kalau belum nggak mungkin bisa teriak" maki Mawar.
"Berarti nggak jadi nih ke Rumah Sakitnya?" Tanya Danu seperti orang bodoh.
"Kamu aja yang ke Rumah Sakit sana" maki Mawar sembari membuka pintu mobil untuk keluar.
"Yang pingsan siapa sih sebenarnya? Kok saya yang disuruh ke Rumah Sakit, ada-ada aja" gerutu Danu kembali menyetir.
Danu masih mengamati Mawar yang berdiri dipinggir jalan. Aku harus kembali secepatnya!" Mawar kemudian menyetop taksi. Tapi baru sampai di persimpangan, taksinya tiba-tiba mogok.
"Mmm maaf neng, sebaiknya neng naik taksi yang lain aja ya" pinta si supir.
"Gimana sih bang, baru juga naik" sepertinya bawaan Mawar masih emosi akibat kegagalannya.
"Mobilnya mogok neng"
"Ya ampun..., Kenapa sih hari ini aku sial banget" Mawar kembali menggerutu. Terpaksa ia keluar dari taksi.Di pelaminan tiba-tiba ada segerombolan preman yang sengaja datang untuk mengacau, tapi semua itu terlambat. Karena Ammar dan Bella sudah melangsungkan pernikahan.
"Kalian mau apa?" Tanya Verrel.
Tapi bukan jawaban yang diberikan, melainkan serangan secara bersamaan. Ammar meminta Bella, Febby, Naya dan Vani segera meninggalkan tempat. Sedangkan salah satu dari kawanan preman itu menarik Febby. Tapi untungnya Febby mempunyai akal, ia menendang bagian terlarang si preman.
"AAAGH..." Dia mengaduh kesakitan.
Ammar dan Verrel saling membelakangi sambil mengamati wajah preman itu satu persatu.
"Saya tau ini pasti orang suruhan papa" bisik Ammar kepada Verrel.
"Sepertinya begitu kak" sahut Verrel sambil bersiap-siap mengeluarkan karate yang pernah ia pelajari.
Verrel berhasil melumpuhkan satu orang diantaranya, tapi satu lagi ingin membekuk Naya. Naya dan Vani panik dan ketakutan. Melihat hal itu, Ammar langsung melepaskan tendangan ke bagian kepalanya. Dia tersungkur bersimpuh dikaki Naya.
"Siapa yang menyuruh kalian?" Bentak Ammar.
Dia pura-pura tak sadarkan diri. Disaat yang sama, Verrel berhasil menghajar semuanya, tapi sayang mereka keburu kabur. Sementara itu, Febby memukul wajah preman yang pura-pura pingsan tadi.
"Aduh..." Dia meringis.
"Tu kan ketahuan pura-pura pingsan" cerca Febby sambil menjambak rambutnya.
"Jawab, siapa yang udah nyuruh kalian? Tegas Verrel mencengkeramnya.
"Wahyu..." Dengan terpaksa dia mengatakan yang sebenarnya.
"Sudah saya duga" gumam Ammar mendekatinya.
"Mas Wahyu benar-benar keterlaluan" keluh Vani menghela nafas.
Dengan kasar Verrel melepaskan cengkeramannya serta mendorongnya. Tanpa pamit, Vani bergegas ingin pergi, tapi Verrel menahannya.
"Mama mau kemana?" Tanya Verrel.
"Mama harus temuin papa kamu" jawabnya.
"Sebaiknya jangan ma" ucap Bella menghampiri.
"Tapi mama nggak bisa lihat papa kamu terus berbuat semaunya" sahut Vani.
"Semakin dikerasin, papa akan semakin berbuat nekad" ucap Verrel lagi.
"Verrel benar, sebaiknya sekarang kita pulang" ajak Ammar.Disaat Wahyu tengah bersantai menikmati jus buatan si bibik didepan kolam, bibik kembali menghadap kepadanya.
"Diluar ada tamu pak" ucap si bibik.
"Suruh dia masuk" perintahnya.
Bibik bergegas menemui orang-orang tersebut di beranda depan. Ternyata mereka adalah suruhan Wahyu yang menyerang Verrel dan Ammar di pelaminan tadi.
"Mari saya antar" ucap si bibik.
Mereka mengikuti bibik menuju kolam renang. Wahyu memberi tanda agar bibik meninggalkannya.
"Iya pak" bibik bergegas pergi ke dapur.
"Apa yang ingin kalian laporkan?" Tanya Wahyu.
"Mmm kita berhasil bos" jawab yang berbadan tegap sambil melirik yang lain.
Yang lainnya sudah gelisah karena takut kebohongan mereka terbongkar.
"Kerja yang bagus"
"Tapi kalian tidak menyakiti istri dan anak saya kan?" Tegas Wahyu.
"Tidak sama sekali bos" jawab yang lain.
"Ini bayaran kalian" Wahyu melemparkan amplop yang berisi uang kepada mereka.
"Thanks bos"
Setelah itu, ketua preman itu memberi tanda kepada rombongan agar cepat meninggalkan Wahyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati
General FictionApakah dibenak kalian pernah terpikir, bahwa didunia ini ada seorang Dosen tampan yang killer dan tegas takluk dengan seorang gadis yang berhijab dan berpenampilan sederhana? Mereka adalah Ammar dan Bella. Bella sering datang ke kampus, karena Bella...