part 33

272 20 3
                                    

"Gimana cara banguninnya ya...? Masak harus Febby cium dulu, kan belum muhrim" Febby kebingungan.
Akhirnya Febby mendapatkan ide meniup telinganya. Perlahan-lahan Verrel membuka mata.
"Febby...ini beneran Febby kan?" Tatapnya.
"Iya ini Febby, udah dari tadi ya nunggunya? Febby minta maaf...Febby udah nggak percaya sama Vibi" Febby sangat merasa bersalah.
"Makanya cari tau dulu kebenarannya, jangan asal nuduh"
"Iya maaf..."
"Ngomong maaf sih emang gampang"
"Vibi masih marah ya?"
"Ya iya lah aku marah, siapa yang nggak marah kalau digituin" Verrel pura-pura merajuk.
"Kan Febby udah minta maaf..." Febby ikut-ikutan ngambek juga.
"Wah, kalian romantis banget sih, di foto ya" celetuk seorang netizen cewek.
"Mmm boleh"
Febby mendekatkan kursinya dan merangkul pundak Verrel sambil tersenyum, namun si Verrel enggan tersenyum.
"Senyum dong Vibi" rayu Febby melebarkan senyum Verrel.
"Makasih ya" ucap si netizen.
Mata Febby terpukau ketika melihat kerlap kerlip lampu yang menghiasi dinding didekat mejanya.
"Will you marry me, ini Vibi yang buat? Wah romantis banget sih..." Girangnya menatap Verrel yang terlihat tersenyum simpul. "Febby mau banget..."
Sebagai ucapan terimakasih, Febby menyuapinya dengan penuh kasih sayang. Meskipun agak cuek, Verrel memberikan suapannya kepada Febby tapi sendoknya sengaja dibelokin ke kanan. Terus malah cengar cengir lagi.
"Iiih jahil banget sih, mulut Febby kan disini bukan disana" dengan manja Febby menggerutu sambil bibir manyun.
"Hehehe..." Akhirnya Verrel kembali membelokkan suapannya tepat dimulutnya.
Karena takut dijahilin lagi, Febby langsung menggigit sendoknya sampai-sampai Verrel kesusahan melepaskannya.
"Busyet ada lemnya ternyata"
Tapi Febby hanya menahan senyum saja.

Wahyu mendekam di penjara. Ini semua karena Verrel..!" Ia mondar-mandir didalam jeruji besi. Tiba-tiba penjaga membuka gemboknya.
"Ada yang ingin bertemu dengan anda" ucapnya.
Wahyu keluar menemui orang yang dimaksud diruang besuk.
"Apa kabar pak?" Sapa Rian yang bersama pak Jaka sebagai pengacara.
Rian ingin menjabat tangan Wahyu, tapi Wahyu malah menepisnya.
"Lebih baik langsung saja jangan banyak bicara" ucap Wahyu sembari duduk.
"Ini pak Jaka, pengacaranya pak Roland" sahut Rian memperkenalkannya.
"Jadi pak Roland menuntut saya" tatap Wahyu kepada Rian.
"Bukan menuntut, tapi ingin membuat pak Wahyu untuk bersikap adil"
"Apa maksudnya?"
"Akibat perbuatan pak Wahyu perusahaan mengalami kerugian sampai milyaran rupiah, jadi pak Wahyu harus mengganti kerugian tersebut"
"Kalau saya menolak, kalian mau apa?"
"Terpaksa kita ketemu di pengadilan dengan tuduhan pencemaran nama baik terhadap aktor kami" jawab pak Jaka.
"Terimakasih pak sudah meluangkan waktunya" Rian lalu mengajak pak Jaka pergi.

Setelah makan, Verrel meletakkan uang dimeja tersebut sebagai pembayaran beserta tip. Dan sampai didepan Jet Ski Cafe, Verrel membisikkan Febby untuk mempertemukan Ammar dan Vani kepada seseorang.
"Vibi mau mempertemukan kak Ammar dan Tante Vani sama siapa sih? Jangan bikin Febby tambah kepo deh"
Mereka berbincang-bincang kearah parkiran.
"Ada deh..."
"Tu kan Vibi suka banget bikin orang tambah penasaran"
"Yang pasti sih kak Ammar sama mama bakalan suka banget sama kejutan ini"
Rupanya Verrel lupa akan janjinya kepada Bella untuk merahasiakan keberadaannya.
"Oia motor Vibi mana?"
"Tuh" tunjuk Verrel.
Langsung saja Febby mendekati motor itu dan mengenakan helm.
"Febby nggak bawa mobil?"
"Tadinya sih mau bawa mobil, tapi tiba-tiba macet, jadinya kesini naik taksi"

Didepan rumah Ammar, mobil Mawar sudah nangkring dengan cantiknya. Padahal hari sudah larut malam. Baru saja Mawar ingin melangkah, motor Verrel melintas hampir menabraknya.
"Gila ya kamu, kalau saya ketabrak gimana?" Mawar memaki.
"Maaf Tante kirain tadi bukan orang" jawab Verrel agak bercanda.
"Tante...? Kok Tante sih? Panggil kakak dong" rayu Mawar.
Mendengar ada perbincangan, Ammar dan Naya membuka pintu.
"Eh kebetulan banget" Celetuk Mawar mendekati Ammar.
"Mau ngapain kesini?" Ketus Ammar.
"Kok galak banget sih? Aku kesini baik-baik lho"
Mawar masih ragu ingin membicarakan keinginannya karena ada mereka. Ia melirik kearah Naya dan Febby. Sementara Verrel berpamitan pulang kepada Naya dan Ammar.
"To the poin aja mau apa?" Tanya Ammar dingin.
"Ya udah yuk kita masuk" ajak Naya membawa Febby, tapi si Mawar ingin masuk juga.
"Eh mau kemana?" Ammar menahan Mawar.
"Mau masuk"
"Siapa yang nyuruh kamu masuk?"
Namun ternyata Verrel belum pulang melainkan mengamati mereka dari kejauhan. Siapa sih perempuan itu? Awas aja kalau kak Ammar sampai mengkhianati kak Bella.
"Siapa yang nyuruh kamu masuk?" Ammar mengulangi pertanyaan.
"Kan tadi mama yang ngajak"
"Heh itu mama saya bukan mama kamu"
"Sebentar lagi juga bakal jadi mama aku kok"
"Hmmm jangan mimpi kamu" Ammar bergegas masuk dan mengunci pintu.
"AMMAR...AKU BELUM SELESAI BICARA...BUKA DULU PINTUNYA..." teriak Mawar, tapi Ammar hanya melihatnya dari tirai kaca.
Verrel mendorong motornya agak menjauh agar suaranya tidak terlalu terdengar.

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang