part 93

165 16 2
                                    

Saat itu Febby sangat berharap Verrel bisa membacanya dengan baik. Di hadapan Verrel sudah tersedia Al-Qur'an. Ia membuka Al-Qur'an itu pelan-pelan sesuai halaman yang ditunjuk pak Ustadz sambil memegang mic. Lantas dengan khusuk Verrel melantunkan ayat tersebut. Sambil menatap baby yang ada di gendongannya, Febby mencoba memahami arti lantunan surat tersebut. Sebagaimana yang ia ketahui bahwa itu merupakan petuah-petuah untuk anak dan orangtuanya. Ia sangat berharap anak-anaknya kelak menjadi anak yang Sholeh dan Sholehah, serta  berbakti kepada orangtua.
MC membacakan rangkaian acara ketiga, yaitu sambutan dari shohibul hajat yang akan dibawakan oleh Ananda kami Ammar Zoni, waktu dan tempat kami persilahkan. Ammar memegang mic itu sambil membaca basmallah dalam hati.
"Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmaanirrohiim, Alhamdulillaahirobbil aalamin, Ashadu allaa ilaaha illolloh, Wa’ashadu anna Muhammadarrosuululloh, Allohumma solli alaa sayyidinaa Muhammad wa alaa aali sayyidinaa Muhammad,  Amma ba’du :
Yang saya hormati, orangtua kami, Bapak Ustadz dan para Ulama, Bapak/Ibu saudara undangan yang mudah-mudahan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin...,
Puji serta syukur marilah sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga pada malam ini Bapak-bapak dapat memenuhi undangan dan hadir di kediaman kami. Adapun maksud kami mengundang Bapak2 adalah dalam rangka melaksanakan Aqiqah dan Tasyakuran atas kelahiran Putra/putri kembar kami yang pertama. Yang kami beri nama :
1. Imam Arasta.
2. Yusuf Arelby.
3. Almeera Feverrista.
Mudah-mudahan dengan kehadiran putra/putri kami yang pertama ini menambah keberkahan bagi keluarga kami, dan kami mohon keikhlasan dari Bapak-bapak untuk memanjatkan doa untuk keluarga kami dan kita yang hadir pada malam ini, khususnya untuk putra dan putri kami agar dijadikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat wal afiat, dipanjangkan umurnya, dimudahkan rizkinya melalui tangan kedua orang tuanya, dijadikan anak yang sholeh dan sholehah, anak yang cerdas dengan hatinya, anak yang berbakti kepada kedua orang tua, anak yang kelak dapat membahagiakan  kedua orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT, amin...,
Sholawat serta salam tidak lupa pula kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada pengikutnya hingga yaumil akhir.

Bapak-bapak, para undangan yang saya hormati, kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kesediaan Bapak-bapak yang telah menyempatkan waktu untuk memenuhi undangan kami, dan kami juga minta maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam menerima dan menjamu Bapak-bapak semua.
Demikian yang dapat kami sampaikan, akhirul kalam.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb..."
"Walaikumsallam Wr.Wb..." balas semuanya serempak.
Ammar kemudian menyerahkan mic kepada MC.

Rangkaian acara ke empat yaitu pemotongan rambut. Ammar, Bella dan Wira menggendong masing-masing si baby menggunakan kain batik. Aldo sendiri diminta membawa nampan yang berisi gunting, kain, serta kelapa muda yang sudah di isi macam-macam bunga. Sambil di iringi shalawat yang dibawakan oleh MC, mereka berkeliling menyodorkan rambut si kembar kepada para undangan, sedangkan Febby dan Verrel mengiringinya dari belakang. Satu persatu para undangan memotong sedikit rambut si kembar sambil berdoa. Alhamdulillah si kembar juga tidak rewel sama sekali. Mereka bahkan tidur dengan damai mendengarkan shalawat yang begitu merdu dan syahdu tersebut. Setelah selesai, si kembar di kembalikan ke tempat tidurnya.
"Owek owek owek..." Tiba-tiba saja menangis.
Febby dan Bella lalu membawanya ke kamar. Sepertinya mereka lapar setelah melalui proses acara yang cukup lama. Saat orang fokus menengadahkan tangan mendengarkan doa, Nasya malah sibuk menikmati wajah tampannya Verrel. Meskipun ia sadar Verrel sudah berkeluarga, tapi entah kenapa ia belum bisa move on. Sementara didalam kamar, terpaksa Febby memberikan susu botol kepada si kembar, karena ia malu menyusuinya, takut kalau tiba-tiba Ammar kakaknya masuk. Bella menerima telepon dari Naya.
"Assalamualaikum ma..."
"Walaikumsallam"
"Gimana dengan perusahaan mama?"
"Mama masih menyelidikinya, Oia Febby mana dari tadi mama telepon nggak diangkat?"
"Mama mau bicara" Bella memberikan ponsel itu pada Febby.
"Iya hallo ma" sambil memegangi dot susu, sedangkan Bella akhirnya memegangi dot susu yang lain sampai si baby tertidur.
"Maafin mama ya, mama belum bisa pulang"
"Iya nggak apa-apa ma"
"Tapi cucu-cucu mama sehat kan?"
"Alhamdulillah sehat"
Tampak sepertinya acara sudah selesai. Bendera merah putih yang ditancapi telor dan uang kertas, yang melekat pada sebilah bambu yang dihiasi pita berwarna warni tersebut dibagi-bagikan oleh Wira dan Aldo kepada para undangan. Sedangkan Livia dan Nasya membagikan nasi kotak.
"Makasih ya pak" satu persatu Verrel menyalami para tamu undangan didepan pintu keluar. Setelah para tamu bubar pulang ke rumah masing-masing, Verrel malah melamun sedih.
"Seandainya aja papa nggak menceraikan mama, pasti kebahagiaanku akan terasa lebih lengkap sekarang...!"
"Kamu kenapa ngelamun?" Tanya Ammar.
"Oh nggak kak"
"Ya udah kalau gitu kak Ammar sama kak Bella pamit dulu ya" sembari menepuk bahu Verrel.
"Iya makasih kak"
Diwaktu yang sama, Wira, Aldo, Livia dan Nasya juga pamit pulang. Keadaan rumah tersebut berubah sepi seketika.

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang