Mawar memasuki ruangan Dokter Arif yang menangani penyakitnya. Panik dan takut terlukis di wajahnya, tapi ia berusaha untuk menutupi rasa itu. Lantas Dokter Arif menghubungi stafnya untuk mengantarkan hasil scannya. Tak berlangsung lama seorang suster memberikan hasil scan itu pada Dokter.
"Saya minta maaf atas kesalahan yang dilakukan staf kami"
"Maksud Dokter apa ya?"
"Iya, ternyata hasil scan yang pernah kami berikan itu tertukar dengan pasien yang lain"
"Jadi maksud Dokter hasil scan penyakit saya itu ternyata salah, dan saya tidak mengidap kanker?"
"Iya betul, dan ini hasil scan yang asli" sambil memberikan scanan itu.
"Tapi dok, apa sakit kepala yang saya alami ini tidak berbahaya?"
"Itu hanya migrain biasa, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, tapi harus tetap diobati agar tidak berkelanjutan"
"Iya dok, terimakasih"
Setelah bersalaman, Mawar buru-buru keluar.
"Alhamdulillah ternyata aku nggak mengidap kanker" tanpa sadar ia mengucap syukur.
Saat memasuki mobil ia dikejutkan dengan sebuah amplop coklat yang sudah terletak di jok depan. Lho, siapa yang buka mobil aku? Perasaan aku kunci deh, kok bisa sih?"
Karena penasaran, ia cepat-cepat membukanya dan melihat isinya yang ternyata foto-foto pada saat ia melempar kaca mobil Lisa dengan sepatu.
"Waduh ancaman nih kalau udah kayak gini...!"
Sementara dibalik mobil-mobil yang lain, Lisa tertawa sambil memperhatikannya.
"Itu baru ancaman kecil Mawar!"Saat ingin memasuki kelas, Andin mendapat telepon dari Lisa.
"Kamu dimana sekarang? Semalam kamu nginap dimana? Kenapa nggak pulang?"
Andin dicerca dengan beberapa pertanyaan, sehingga pikiran Andin jadi tambah ruwet dan pusing.
"Andin lagi di kelas"
Setelah itu Andin mematikan ponsel agar Lisa tidak bisa lagi menghubunginya.
"Ayo semua masuk" perintah Ammar.
Semua yang masih diluar segera masuk, sementara Verrel, Febby dan teman-temannya sudah berada di kursinya masing-masing.
"Andin" panggil Ammar.
"Iya pak" sahut Andin dari tempat duduknya.
"Ayo silahkan maju ke depan"
"Kok disuruh maju pak?"
"Kamu lupa dengan janji kamu kemarin? Kamu kan sudah saya kasih waktu satu hari untuk melafalkannya"
"Iya pak"
Dengan perasaan gugup Andin maju ke depan, tapi Bima dan Astra malah asyik menertawakannya. Namun ada juga yang memberikan support padanya.
"Semuanya diam" tegas Ammar memperingatkan yang lain. "Saya yakin kalian juga belum tentu bisa"
Semua terdiam. Walaupun tertatih-tatih, tapi Andin bisa melafalkan ayat suci Al-Quran seperti yang Ammar minta.
"Prok prok prok..." Semua bertepuk tangan kecuali Bima.
"Dengan kejadian semalam gue bisa menekan Andin untuk nurutin semua kemauan gue, hehehe..." Batin Bima begitu girang sambil menerawang kejadian semalam.
"Saya harap yang lain juga bisa seperti Andin, bahkan lebih, karena sebagai umat muslim selain melaksanakan shalat lima waktu, kita juga diwajibkan membaca Al-Qur'an" ucap Ammar.Sementara didepan kontrakan Verrel yang lama, Bocil dan Juan pura-pura ingin bertamu. Setelah keadaan sepi, Bocil meminta Juan untuk masuk, tapi ternyata pintunya terkunci.
"Bisa nggak?" Bisik Bocil.
"Pintunya terkunci"
"Gitu aja nggak bisa, sini biar saya yang buka" dengan percaya diri Bocil membukanya dengan kunci serep.
"Jelas aja kamu bisa bukanya, orang pakai kuncinya"
"Siapa tuh?" Gumam Ibu si pemilik kontrakan. "Kayaknya nggak bener nih, MALIING...MALIING...TOLONG..." teriaknya.
"Gawat cil, kita dituduh maling" keluh Juan.
"Ayo kabur" Bocil menarik Juan.
Namun di waktu yang sama, mendengar suara teriakan itu semua penghuni area tersebut keluar menghampirinya. Juan dan Bocil sudah tidak bisa mengelak lagi.
"Kita orang baik-baik kok bukan pencuri" ucap Juan.
"Mana ada pencuri yang mau ngaku" maki si Ibu.
"Tapi beneran kok kita bukan maling" kali ini Bocil yang bicara.
"Jelas-jelas kamu buka kontrakan saya masih aja mau ngelak, udah Bapak-bapak gebukin aja biar kapok"
"BAG BUG GEDEBUK..."
Mereka memukulinya tanpa ampun.
"AMPUN AMPUN...KAMI MENGAKU SALAH" Juan mulai mengangkat tangan.
Mereka kemudian terbirit-birit melarikan diri. Sebagian dari mereka ada yang mengejarnya, namun sampai di persimpangan jalan, jejak Juan dan Bocil tidak ditemukan.
"Kemana mereka larinya?" Sambil celingukan ke kanan dan ke kiri memeriksa sekitarnya, tapi tidak ditemukan juga. Ternyata Juan dan Bocil bersembunyi dibawah kolong mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati
قصص عامةApakah dibenak kalian pernah terpikir, bahwa didunia ini ada seorang Dosen tampan yang killer dan tegas takluk dengan seorang gadis yang berhijab dan berpenampilan sederhana? Mereka adalah Ammar dan Bella. Bella sering datang ke kampus, karena Bella...