part 50

266 18 0
                                    

Tapi entah kenapa, Wahyu justru menikahinya dan meninggalkan Naya. Sampai suatu saat terdengarlah berita pernikahan mereka ditelinga Naya. Walaupun pahit, tapi Naya tetap berusaha tegar. Ia tak ingin larut dalam kesedihan. Sampai akhirnya ia mengenal Herdy yang benar-benar ingin serius dengannya. Dan tanpa membutuhkan waktu lama, mereka memutuskan menikah.  Lamunan Vani buyar ketika Ammar dan Bella keluar dari mobil ingin menghampirinya.
"Tolong jangan ganggu mama" pinta Vani yang sudah mengetahui kedatangannya.
"Pliss ma, dengerin Bella"
Tapi Vani malah pergi tak menghiraukannya. Bella benar-benar bingung harus berbuat apalagi. Untung ada Ammar yang selalu ada menemaninya.

Verrel kembali shooting bersama Febby di jalanan umum. Tapi kali ini mereka tak hanya berdua. Ada Roy dan juga Rita sebagai peran tambahan. Sepertinya Verrel dan Roy akan beradu akting fighting sekaligus balapan motor, karena semuanya sudah dipersiapkan oleh para crew maupun sutradara yaitu Rian. Sementara di trotoar, Febby dan Rita sudah berdiri untuk bersiap-siap take.
"Oke siap ya" ucap Rian mengarahkan pada Roy dan Verrel lebih dulu.
"ACTION..." teriak Rian.
Tampak Verrel dan Roy bersitegang merebutkan seseorang, yaitu Febby.
"Dia nggak pantes buat lo" tegas Roy sambil menunjuk Febby dan menekan telunjuknya ke dada Verrel.
"Terus lo pikir lo lebih pantes gitu?"
"Jelas, karena lo itu cuma sampah, lo nggak ada apa-apanya dibanding gue"
"Tapi sayang hati gue bukan buat lo" giliran Febby yang mendekat dan menekan telunjuknya ke dada Roy.
"Lebih baik lo tinggalin dia dan milih gue" Roy kembali menegaskan, tapi Febby malah menamparnya dengan keras.
Tak terima dengan hal itu, Roy ingin menamparnya balik, tapi Verrel mendorongnya. Terjadilah perkelahian diantara mereka. Saling pukul saling tendang, sementara Rita hanya menonton saja, walaupun Febby memintanya untuk melerainya. Bagi Rita itu adalah tontonan gratis. Apalagi Rian juga sangat mengagumi acting tersebut. Itu terlihat seperti real bukan sedang berakting. Verrel dan Roy berlanjut mengendarai motor dan saling ingin menjatuhkan, padahal Febby sudah berteriak meminta mereka untuk berhenti. Lantas Roy mengejar Verrel yang jauh tertinggal.
"Kali ini lo pasti kalah Verrel...!" Gumam Roy terus mengejarnya.

Bima memaksa Andin datang ke tempat tongkrongannya disaat Andin baru saja diturunkan warga dari atas pohon. Namun diwaktu yang sama, Reno dan Astra melintasinya menggunakan motor. Bima menutup telponnya dan mengajak mereka untuk mengejar Reno dan Astra.
"Itu kayaknya Bima deh ren" celetuk Astra setelah membuka kaca helm.
"Kayaknya sih iya" sahut Reno sambil menoleh kearah pasukan Bima.
"Mereka mau apa?"
"Gue juga nggak tau"
Reno memencet klakson motornya yang bersuara sirene mobil polisi.
"Polisi bim" mereka langsung panik dan ngacir menyelamatkan diri masing-masing.
"HAHAHA..." Reno dan Astra terbahak-bahak.
"Pinter juga lo" ucap Astra.
"Hahaha..."
"Oia, kenapa kita nggak gabung sama Verrel cs aja? Mereka juga kelihatannya lebih bersahabat"
"Iya bener juga"
Pulang-pulang Bima menendang kursi di beranda rumahnya. Ia geram karena Reno dan Astra sudah berhasil mengerjainya.
"Sekarang mereka menjauh dari gue, tapi suatu saat lo semua akan berlutut meminta kembali sama gue, liat aja nanti!"

Mawar mentransfer Lisa melalui ATM. Namun diluar ada sepasang mata yang sedang mengintainya. Setelah mengirim dengan jumlah yang di janjikan, Mawar buru-buru keluar. Saat memeriksa kalau didalam tidak ada yang tertinggal, orang tersebut berniat mengikuti Mawar. Dompet yang dipegang Mawar langsung dirampas olehnya. Eh mulut Mawar hanya menganga lebar seperti orang terkena hipnotis.
"TOLOONG..." setelah orangnya menghilang bak ditelan bumi, barulah Mawar berteriak meminta pertolongan.
"Kenapa Bu?" Tanya orang-orang yang mendekat.
"Dompet saya di rampok orang pak" rengeknya seperti anak kecil.
"Mana rampoknya?" Sambil mengamati keadaan sekitarnya.
"Sudah pergi"
"Yah Ibu telat sih ngomongnya" ucap salah satu dari mereka.
"Terus gimana dengan ATM saya pak?"
"Ya ikhlaskan saja Bu, anggap saja Ibu bersedekah"
"Oh my God, aku harus bersedekah sama perampok?"
"Mungkin itu teguran buat Ibu"
Nasehat nasehat mereka membuat kepala Mawar tambah pusing.

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang