[H-1 Olympic 2008]
"Besok ya koh berangkatnya?"
Hendra hanya tersenyum sekilas sambil mengangguk, lalu segera meneguk botol minumnya. Sementara Ahsan tengah duduk di lantai, sambil meluruskan kakinya. Handuk kecil menutupi rambut jabriknya.
Ia pun ikut bergabung dengan Ahsan, duduk sambil meluruskan kaki di sampingnya.
"Pesawatnya berangkat jam berapa koh?" tanya Ahsan lagi.
"Agak siang sih kayaknya" balas Hendra.
Seperti biasa, mereka berdua sama-sama membiarkan keheningan mengisi di antara mereka berdua. Hingga akhirnya Ahsan lah yang kembali bersuara lagi.
"Kapan ya bisa ikut Olympic juga?"
Hendra langsung menoleh ke arah Ahsan, yang kini tengah mendongakkan kepala, seperti sedang menerawang.
"2012"
Gantian kini Ahsan yang langsung menoleh ke arah Hendra.
"2012 nanti kita ke Olympic bareng" sambung Hendra.
"Aminin dulu aja deh" sahut Ahsan, sambil menghela napas.
"Optimis lah, jangan pesimis. Pasti bisa kok ikut di 2012" ujar Hendra.
Ahsan menatap Hendra, yang kini masih menatap ke arahnya juga. Mencoba membaca raut wajah tanpa ekspresinya Hendra saat ini.
"Saya aja yakin kamu bisa, masa kamu nggak?" goda Hendra.
"Iya koh, iyaaaa" sahut Ahsan, jadi tersenyum karena kata-kata seniornya.
"Nah gitu dong" ujar Hendra, sambil tersenyum juga.
"Semoga sukses, koh. Semoga sukses bawa pulang emas ya" ujar Ahsan sambil mengangkat kepalan tangannya. Hendra mengangguk.
"Amin. Bantu doa ya" balas Hendra. Ahsan mengacungkan jempol sambil tersenyum.
"Yuk lanjut lagi!" ujar Hendra tiba-tiba, sambil menarik lepas handuk di kepala Ahsan dan langsung mengacak-ngacak rambut jabriknya yang memang sudah agak berantakan.
"Koh! Kebiasaan banget deh!" protes Ahsan, sementara Hendra hanya membalas dengan senyuman jahil.
@@@
[Olympic 2008]
Meskipun sebagian atlet pelatnas sedang berada di Beijing mengikuti Olympic beserta pelatih mereka, namun pelatnas Cipayung tetap ramai dan latihan berjalan seperti biasa. Hanya saja selama tim Badminton Indonesia masih berada disana, otomatis posisi pelatih utama digantikan sementara oleh para pelatih pengganti. Jadwal latihan pun sebagian besar tetap sama, namun mereka diberikan kelonggaran untuk break tiap kali pertandingan tim Badminton Indonesia berlangsung.
Seperti siang ini, menjelang berlangsungnya partai pertandingan ganda putra Indonesia. Semua atlet di pelatnas sudah duduk bersama menghadap salah satu tembok hall, tepat dimana cahaya proyektor mengarah, yang akan menayangkan suasana menjelang partai Semi Final ganda putra antara Hendra & Kido melawan pasangan Denmark.
Mata Ahsan terfokus pada ekspresi Hendra yang sangat serius, yang terpampang jelas di layar proyektor itu. Tatapan luar biasa serius, yang sudah sering kali ia lihat dari seberang net tiap kali mereka latihan berdua. Tatapan itu begitu waspada, bahkan terkadang Ahsan sendiri merasa tatapan itu membuatnya merinding, khawatir pada apa yang Hendra rencanakan dan yang akan dilakukan di balik tatapan seriusnya itu. Sudah kelewat sering juga, tiap kali tatapan itu muncul, sesaat berikutnya Ahsan kewalahan menerima bola dari Hendra. Beberapa kali diantaranya bahkan hingga ia jatuh terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...