103 - Last Time (Part 1)

389 35 89
                                    

Dalam waktu kurang dari 2 minggu setelah event individual Asian Games selesai, Ahsan langsung fokus berlatih kembali untuk menghadapi turnamen Hongkong Super Series yang akan berlangsung pada tanggal 6 Desember. Ia dan Bona beserta teman-teman mereka yang sama-sama akan pergi ke Hongkong memanfaatkan semua waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin. Bona sendiri pun semakin bertambah inisiatifnya untuk menambah jam latihannya. Malah Bona jadi pihak yang paling aktif untuk mengajak Ahsan, Tontowi dan juga Debby untuk latihan tambahan di malam hari. Mereka benar-benar tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang mereka miliki, karena sama-sama ingin bisa menjadi semakin baik lagi di turnamen berikutnya.


"Asik nih yang dapet banyak bonusan setelah menang Asian Games. Traktirannya bisa kali" ujar Tontowi, ketika melihat Hendra di area ruang tunggu itu.


Mendengar suara Tontowi, Ahsan langsung mengangkat wajahnya dari layar handphonenya dan langsung menoleh ke arah mana Tontowi melihat. Hendra dan Kido yang baru saja meletakkan koper mereka di deretan koper milik tim Indonesia, segera melangkah ke arah Tontowi.

"Apa sih Wi, belum juga berangkat udah sibuk minta traktiran aja" ujar Kido, sambil menggelengkan kepala.

"Ya justru itu bang. Mumpung belum sampe Hongkong nih, saya nodong traktiran duluan. Soalnya kalian kalo pergi makan cuma sesama anak MD aja sih. Saya nggak pernah diajak" ujar Tontowi lagi.

"Ya lagian masa lo mau nimbrung ke acara nongkrongnya anak MD. Kan lo bisa nongkrong sama anak-anak XD, Wi" balas Kido sambil nyengir.

"Iya, tapi kan nggak banyak traktiran kalo di XD bang" ujar Tontowi jujur, membuat mereka yang mendengar langsung mendengus geli.

"Kamu traktiran mulu Wi yang dipikirin" sahut Hendra sambil menggelengkan kepala.

"Traktiran tuh penting, koh. Bisa bikin dompet saya irit" balas Tontowi.

"Modal kali Wi, lo pengennya gratisan mulu dah" sindir Bona.

"Diem lo, Bon. Sendirinya juga masih sering nerima traktiran" balas Tontowi.

"Yee, tapi kan gw nggak minta-minta kaya lo ya" sahut Bona tak mau kalah.

"Berisik lo" balas Tontowi lagi.

"Yak, terus. . .terus. Gelut ayo gelut. Gw suka liat kalian ribut" sindir Ahsan, sambil menatap keduanya dengan pandangan malas. Mulai pusing mendengar ocehan mereka berdua.

"Di mana-mana ribut mulu deh. Kalian kalo nggak ribut sehari tuh bakalan berasa ada yang kurang apa gimana sih?" timpal Alvent, yang sedang duduk di dekat mereka.

"Tau tuh, lieur saya teh dengerin kalian ribut" sahut Age, sambil menggeleng heran.

"Dia duluan tuh!" seru Bona dan Tontowi berbarengan, sambil saling tunjuk.

"Udah, nggak usah dilanjut ributnya. Nanti kamu saya traktir juga Wi" ujar Hendra, berusaha membuat suasana kondusif kembali. Karena ia juga kadang merasa malu ketika berada di bandara atau tempat umum lainnya dan junior-juniornya malah membuat keributan.

"Beneran koh?" sahut Tontowi segera, dengan tatapan tak percaya.

"Iya. Udah makanya, kamu jangan berisik lagi. Nggak enak diliatin banyak orang" ujar Hendra, berusaha membuat juniornya itu sadar bahwa mereka semua sedang berada di tempat umum dan harus menjaga sikap.

"Asiiiik! Emang deh koh Kis senior paling baik" ujar Tontowi dengan senyuman lebar.

"Yak, puji terus puji. Pinter banget cari muka lo, Wi" goda Bona. Membuat Tontowi langsung memberikannya pandangan sebal dan langsung membuka mulutnya lagi.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang