Ketika mereka memulai kembali permainan itu, dengan beralih ke posisi belakang Hendra jadi semakin leluasa mengamati arah pergerakan bola. Untungnya Kido juga sangat gesit meladeni adu drive Bona. Hendra memperhatikan Ahsan dengan seksama, anak itu sepertinya masih menerapkan strategi yang sama dengan yang sebelumnya. Maka Hendra mulai menerapkan strateginya.
Change of Pace.
Selain karena pukulan dropshot yang selalu menjadi ciri khasnya, Hendra juga cukup terkenal dengan teknik change of pace nya yang sangat mendadak. Bukan sekali dua kali lawannya sering terkecoh oleh pace yang mendadak berubah di tengah-tengah serangan yang sedang ia lakukan. Biasanya ia akan memancing lawan untuk adu drive dalam tempo cepat dengan dirinya dan tiba-tiba saja ia akan melambatkan tempo dengan sangat mendadak dengan menghentikan bola yang berada pada kecepatan tinggi dengan raketnya dan mengubahnya menjadi sebuah dropshot yang terjatuh begitu halus di depan net. Membuat lawan-lawannya mau tak mau harus langsung melakukan diving untuk menyelamatkan bola itu.
Dan kali ini target Hendra adalah Ahsan.
Ia tahu, juniornya yang satu itu sangat berapi-api. Jika lawan menantangnya, Ahsan biasanya tak segan-segan untuk langsung menanggapi tantangan lawannya. Maka dari itu, Hendra terus-terusan mengarahkan semua pukulannya ke arah Ahsan. Mencoba memprovokasi Ahsan agar anak itu terfokus hanya pada dirinya. Dan ternyata, taktiknya berhasil. Setelah Hendra berhasil mematikan langkah Ahsan sebanyak 2 kali karena terus menyerang anak itu dengan drive cepat miliknya, Ahsan menjadi sangat terfokus pada dirinya. Meladeni tantangannya. Hingga akhirnya ketika adu drive kembali terjadi dan Ahsan membalikkan bola terlalu tinggi, Hendra langsung mengubah temponya secara tiba-tiba.
Ahsan yang sedang berada di area belakang lapangan terkejut melihat bola yang laju jatuhnya melambat dan berubah sudut jatuhnya di dekat net. Ia langsung melompat ke depan, berusaha untuk menyelamatkan bola itu. Sayangnya, lompatannya kurang jauh. Ketika ia terjatuh ke lantai dan mengayunkan raketnya, ia masih belum bisa menjangkau bola itu. Shuttlecock itu pun langsung menyentuh lantai. Masuk.
Ahsan menunduk sesaat. Ia gagal mengantisipasi perubahan tempo dari Hendra. Ia lupa jika seniornya itu memiliki strategi change of pace yang telah menjadi ciri yang khas juga dari seniornya itu. Selama sesaat ia merasa bodoh sekali karena melupakan detail itu.
"San, lo gapapa?" tanya Bona, menghampiri Ahsan yang masih telungkup di lantai.
"Gapapa, Bon. Nggak ada yang sakit kok" sahut Ahsan, sambil mulai bangkit lagi.
Ahsan langsung menatap lurus ke arah net, mata cokelatnya bertemu dengan mata Hendra. Ia langsung menunduk, mengambil shuttlecock itu dengan ujung raketnya dan langsung mengopernya kepada Kido.
Ahsan segera kembali ke posisinya, memberi tanda untuk bersiap, kemudian segera mengangkat raketnya. Tatapan matanya berubah.
Kali ini. . .aku nggak akan kalah, koh.
Hendra yang menyadari tatapan mata Ahsan yang berubah, langsung tersadar jika Ahsan masuk ke mode serius nya. Ia segera mengeratkan genggamannya pada gagang raketnya. Merasa bahwa ia harus lebih waspada lagi sekarang.
Pertarungan itu semakin sengit, kedua belah pihak sama-sama berusaha keras untuk langsung saling membalas point yang dicuri oleh pihak lawan. Hendra benar-benar mengeluarkan semua skillnya di set ketiga ini, karena hari ini Ahsan dan Bona bermain dengan luar biasa. Sementara ini ia dan Kido masih unggul dengan skor 19-17. Mereka butuh 2 angka lagi untuk mengakhiri game itu. Tapi Ahsan dan Bona benar-benar terus berjuang dengan sangat gigih. Hingga akhirnya mereka bisa menyamakan kedudukan dengan Kido dan Hendra, membuat skor menjadi 19-19.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...