"Ketinggian itu San mukulnya"
Ahsan mencoba untuk tak mempedulikan suara Hendra yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Ia tetap melanjutkan memukul shuttlecock itu dengan caranya sendiri.
"San"
"Bawel, koh. Latihan aja sana sendiri, nggak usah ngurusin saya" sahut Ahsan tanpa menoleh.
Hendra menatap Ahsan dengan pandangan bingung. Ini anak lagi kenapa sih?
Ia pun segera melangkah mendekati Ahsan, kemudian melompat di depan Ahsan, menangkap shuttlecock yang tengah dipantulkannya itu. Ia langsung berbalik menghadap Ahsan, yang tengah menatapnya dengan ekspresi yang kelewat serius.
"Kalo tekniknya kurang bener, nanti cepet capek loh" ujar Hendra.
Hendra bisa melihat kedua alis Ahsan kini tertaut. Kemudian Ahsan langsung berbalik memunggunginya, melangkah menuju tas raketnya.
"San" panggilnya lagi, sambil kembali menghampiri Ahsan.
Ia bisa melihat anak itu kini tengah meneguk botol minumnya dengan cepat. Namun anak itu tidak menyahut ataupun menoleh ke arahnya. Hendra memutuskan menepuk bahunya, namun tangannya malah langsung disingkirkan oleh Ahsan.
"Apaan sih koh?" ujar Ahsan sewot.
"Kamu kenapa sih?" tanya Hendra, yang akhirnya merasa clueless dengan sikap Ahsan yang tiba-tiba seperti ini.
"Saya nggak kenapa-kenapa. Koko tuh yang kenapa? Orang lagi latihan malah diganggu" balas Ahsan.
"Ya soalnya itu cara kamu mantulin bolanya terlalu ketinggian juga, cepet capek klo kayak gitu" ujar Hendra kalem.
"Ya suka-suka saya dong. Saya ini yang capek, bukan koko" balas Ahsan ketus.
Gantian kini alis Hendra yang tertaut. Kok ini anak jadi galak banget sih?
"Daripada kayak gitu, mending latihan bareng sama saya yuk" ujar Hendra, sambil mengeluarkan raketnya dari tas.
Tapi ia malah melihat Ahsan memasukkan raketnya dan juga botol minumnya ke dalam tas.
"Kamu mau kemana?" tanya Hendra bingung.
"Balik!" jawab Ahsan galak.
"Kok langsung balik? Saya udah datang loh ini buat latihan bareng" ujar Hendra bingung, terkejut dengan jawaban Ahsan.
"Kan udah saya bilang tadi, koko latihan aja sendiri" balas Ahsan.
"Kita tuh ganda putra, San. Lebih efisien latihannya kalo sparing sama temen" ujar Hendra.
"Ga usah sok ngatur-ngatur saya, kalo ngatur diri sendiri aja belum bener!" balas Ahsan ketus, melangkah cepat-cepat hingga menabrak bahu Hendra ketika melewatinya.
"San!" panggil Hendra.
Namun anak itu sudah keburu menghilang di balik pintu hall.
"Kenapa sih?" gumamnya, bingung setengah mati.
@@@
"Gw kecewa sama lu berdua"
Ahsan mengehentikan langkahnya secara mendadak, ketika ia mendengar suara pelatihnya dari dalam ruangan itu. Sesaat ia ragu, antara mengintip atau lebih baik langsung pergi saja dari situ. Tapi rasa penasarannya terlalu kuat, hingga ia mengalah pada rasa ingin tahunya, dan memilih mengintip dari celah pintu itu.
Di dalam ruangan itu, ia bisa melihat koh Aryo sedang menatap dua orang lainnya yang berdiri dihadapannya.
Hendra, dan juga Liliyana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Фанфик"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...