163 - Axiata Cup '12 (Part 2)

225 23 23
                                    

(Semifinal Putaran 2 Axiata Cup, 1 April 2012)


Ketika permainan dimulai kembali, sayangnya Hendra gagal mengembalikan bola dengan cukup tinggi saat menerima serangan dari pihak lawan. Membuat bola menyangkut di net dan kedudukan menjadi 12-11. Namun, saat Hendra dan Ahsan sama-sama telah bersiap menerima servis dari lawan, tiba-tiba saja pihak lawan memutuskan menghampiri wasit. Pihak lawan membahas soal keputusan wasit soal servis mereka yang tadi dinyatakan "Out". Mendengar protes seperti itu dari pihak lawan, membuat Ahsan langsung terpicu emosinya. Ia pun akhirnya membahas kembali keputusan wasit soal servis Hendra yang dinyatakan "Out" padahal dirinya dan Hendra sama-sama yakin bahwa shuttlecock sempat mengenai tepi raket milik lawan dan harusnya servis dinyatakan "In". Ahsan benar-benar tak habis pikir dengan keputusan wasit di pertandingan kali ini. Jarang sekali ia menemukan wasit yang keputusannya benar-benar tidak jelas seperti wasit hari ini. Ia paling benci jika dalam pertandingan ada pihak yang kurang sportif entah itu dari pihak lawan ataupun dari wasit, service judge, maupun line judge. Ia masih terus melontarkan argumennya, namun wasit tetap bertahan dengan keputusannya. Membuat Ahsan benar-benar tak habis pikir dan sempat melangkah menjauhi wasit sambil mengibaskan tangannya. Mulai merasa frustasi dan kesal sekalipun ia masih menutupinya dengan senyuman.

Taufik yang melihat kejadian itu dari deretan kursi pemain di tepi lapangan, langsung bangkit dari duduknya. Mengamati perdebatan itu, setengah berjaga-jaga kalau saja perdebatan itu berubah menjadi semakin serius. Karena walau bagaimanapun juga dirinya adalah kapten tim Garuda, kalau terjadi apa-apa pada anggota timnya maka ia pun harus turun tangan. Ia melihat Ahsan yang sempat berbalik, menjauhi wasit sambil mengibaskan tangan. Ia kira juniornya itu sudah menyerah untuk protes. Namun dugaannya salah besar. Ia menyaksikan juniornya itu kembali melangkah mendekati wasit sambil tetap protes, bahkan juniornya itu sempat menepuk-nepuk pelan lutut wasit dengan raket miliknya kemudian langsung melangkah mundur dengan cepat. Juniornya itu langsung berhenti dan menunduk secara mendadak sambil menunjuk-nunjuk service line yang sejajar dengan posisinya sekarang, tetap berusaha menjelaskan soal servis itu.


Karena Ahsan tetaplah Ahsan, juniornya yang paling emosional dan paling tidak bisa terima jika orang lain bertindak tidak sportif.


Namun wasit tetap teguh pada keputusannya dan langsung menunjuk ke arah lawan, mempersilahkan lawan untuk melakukan servis lagi. Memulai permainan lagi. Sementara Ahsan masih berkacak pinggang, benar-benar tak percaya dengan wasit yang berpegang teguh pada pendapatnya, kali ini Hendra memilih maju duluan menghampiri wasit. Hendra mencoba berbicara pada wasit lagi sambil menunjuk ke arah lawan. Ahsan pun segera menghampiri wasit lagi, tetap berusaha menjelaskan sekali lagi dan di saat yang bersamaan wasit mulai mengeluarkan kedua kartu peringatan, sepertinya bersiap untuk memberikan sanksi pada Ahsan yang masih terus protes padanya. Ahsan mengeluarkan argumennya yang terakhir kali sambil menunjuk ke arah lawan dan melangkah mundur, mulai kembali ke posisinya lagi. Hendra mengatupkan mulutnya rapat-rapat sambil melangkah kembali ke posisi awal bersama dengan Ahsan, merasa sedikit kecewa juga karena wasit tak mau mendengarkan protes mereka. Ia bisa melihat Ahsan memasang senyuman itu lagi, sebuah senyuman pasrah. Ia segera mengajak Ahsan untuk tos dan langsung menepuk pelan pinggang Ahsan dengan raketnya. Berusaha menghibur dan menenangkan anak itu tanpa kata.


Berusaha menyampaikan pada anak itu bahwa mereka harus segera fokus lagi dan berusaha melupakan kejadian tak mengenakkan itu.

Karena permainan masih panjang.


Setelahnya permainan jadi terasa memanas. Ahsan semakin berapi-api, ingin membuktikan bahwa memang apa yang tadi mereka protes memang benar adanya. Membuatnya semakin ingin memenangkan pertandingan itu lebih dari apa pun. Permainan berlangsung ketat. Ketika Ahsan dan Hendra berhasil memimpin dengan beberapa point, pasangan Malaysia itu kembali berhasil menyamakan angka. Hingga akhirnya pasangan Malaysia itu sempat memimpin dengan skor 17-18. Lalu Ahsan membalas dengan sebuah return service yang baik, membuat skor sama di 18-18. Tapi pasangan Malaysia kembali memimpin karena Ahsan membuat shuttlecock menyangkut di net saat membalikkan serangan, membuat pasangan Malaysia unggul lagi di angka 18-19. Hendra menyamakan kedudukan menjadi 19-19 dengan sebuah sambaran cepat di depan net. Untungnya setelah terjadi rally, pukulan Goh Wei Shem malah menabrak net. Membuat Ahsan dan Hendra mendapatkan game point lebih dulu. Namun kedudukan menjadi seimbang kembali setelah servis yang dilakukan oleh Hendra gagal, skor menjadi 20-20. Setelahnya Goh Wei Shem melakukan kesalahan lagi akibat pukulannya terlalu panjang, namun Ahsan ikut melakukan kesalahan juga karena bola yang berusaha ia kembalikan menabrak net. Skor menjadi 21-21. Lim Khim Wah gagal melakukan servis, namun tak lama kemudian langsung menebus kesalahannya dengan berhasil menembus pertahanan Hendra. Skor kini 22-22. Ketika terjadi rally lagi, Lim Khim Wah terlalu jauh melambungkan bola ke belakang sehingga memberi tambahan point bagi Ahsan dan Hendra, skor saat ini 23-22. Akhirnya set pertama berhasil ditutup dengan skor 24-22 bagi Ahsan dan Hendra setelah Ahsan melakukan pukulan cepat dan keras di depan net yang gagal dikembalikan oleh Goh Wei Shem karena pukulannya malah melenceng ke sebelah kiri.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang