"Koh, si Jengkis kemana ya? Kok nggak keliatan?" tanya Kido.
"Oh, si Kis lagi ada perlu dulu. Gw yang nyuruh" sahut koh Aryo.
Ahsan yang menyimak obrolan keduanya, tanpa bisa menahan diri langsung menoleh ke arah lapangan ganda campuran. Ketika ia melihat Liliyana juga tidak ada di lapangan, mendadak saja seperti ada yang merosot di dalam dirinya. Ketika ia kembali mengalihkan pandangannya, ia menemukan Tontowi yang melihat dengan jelas apa yang baru saja ia lakukan. Entah kenapa ia merasa seperti tertangkap basah melakukan sesuatu hal yang salah, dan memilih mengalihkan perhatiannya dengan pura-pura mencari sesuatu di dalam tas raketnya. Merasa salah tingkah.
"Udah, kalian cepetan mulai lagi" tegur koh Aryo.
"San"
Ahsan menghela napasnya. Terkadang sikap persisten temannya yang satu ini membuatnya ingin memukulnya menggunakan raket.
"Kenapa Wi?" balas Ahsan, yang masih membereskan tas raketnya.
"Latihan bareng lagi yuk malem ini. Kemaren kan nggak jadi" ajak Tontowi.
"Nggak janji deh, takut ga bisa lagi kayak kemaren" balas Ahsan sekenanya.
"Nggak bisa apa nggak mau, San?" ujar Tontowi, nyeplos.
Ahsan langsung menoleh kepadanya, menatapnya dengan tatapan yang serius.
"Maksud lo apa sih?" pancing Ahsan.
"Masa sih gara-gara obrolan kita waktu itu lo jadi kayak gini? Ayolah San, gw masih mau temenan sama lo. Gw juga masih mau sparing sama lo" balas Tontowi.
"Ya emang gw ada bilang nggak mau temenan sama lo lagi?" sahut Ahsan.
"Ya nggak ada, tapi sikap lo seolah menyatakan kayak gitu" balas Tontowi, jujur.
Ahsan hanya diam, sambil tetap terfokus pada isi tas raketnya.
Kenapa sih bahkan pertemanan disini pun rumit juga?
"Oke, gw minta maaf kalo misal omongan gw ke lo waktu itu kesannya nggak sopan. Gw minta maaf kalo bikin mood lo jadi berantakan gara-gara bahasan itu. Tapi gw sama sekali nggak bermaksud nyinggung lo atau bikin mood lo jelek, San" ujar Tontowi lagi.
Ahsan masih tetap diam.
"Gw sebagai temen lo niatnya cuma mau ngajak lo ngobrol, San. Dan ya. . .cuma pengen bikin lo yakin juga untuk jujur sama diri sendiri. Karena gw ngomong kayak gitu bukan untuk mojokin lo kok. Gw menghormati itu, San. Lo ga perlu ngerasa malu atau apa. Pemikiran gw ga sesempit itu. Dan gw sih berharap, diri lo juga bisa lebih menerima apa yang lagi lo rasain" tambah Tontowi.
Selama sesaat mereka masih sama-sama diam. Hingga sesaat kemudian Tontowi mendengar Ahsan menghela napas panjang. Ia memberanikan diri menoleh ke arah Ahsan lagi, yang kini sudah kembali menoleh kepadanya juga.
"Udah gw bilang, lo salah paham. Gw nggak ngerasa kayak gitu ke dia" balas Ahsan.
Tontowi seketika merasa ingin memutar matanya. Iyalah, terserah lo aja. Dasar keras kepala.
"Ya udah, tapi kita baikan kan?" sahut Tontowi, sambil menyodorkan tangannya.
Ahsan tak menjawab, namun ia menjabat tangan Tontowi. Tontowi langsung nyengir kepadanya.
"Nah, gitu dong. Berarti kita latihan bareng lagi ya ntar malem?" ujarnya dengan senyuman lebar.
"Iya, Wi. Bawel banget dah" sahut Ahsan, sambil menggelengkan kepala.
@@@
From: 0812xxxxxxx
San?
![](https://img.wattpad.com/cover/283136620-288-k372744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...