33 - Dear A (Part 3)

384 45 39
                                    

Ahsan dan Greysia kini duduk bersebelahan di bawah salah satu pohon yang ada di halaman belakang asrama, dengan 2 botol minuman dingin yang baru saja Ahsan letakkan di depan mereka.


"Saya nggak nyangka Grey kalo orangnya itu kamu" gumam Ahsan, sambil menatap ke arah depan.

"Maaf ya, San" balas Greysia, sambil menunduk.

"Saya cuma bingung aja sih, kok bisa?" tanya Ahsan, sambil menoleh.

"Bisa?" ulang Greysia, masih sambil menunduk.

"Iya, kok kamu bisa suka sama saya?" lanjut Ahsan.

Greysia mencoba menoleh ke arah Ahsan, yang ternyata tengah menatapnya. Greysia langsung menunduk lagi, tidak berani menatap Ahsan.

"Maaf, San. . ." gumamnya lagi.

Ahsan kembali menoleh ke depan lagi, nampak berpikir sebentar.

"Saya nggak marah sama kamu, Grey. Kamu nggak usah takut. Tapi, saya cuma pengen tau aja alasan kenapa kamu bisa suka sama saya dan ngelakuin ini?" ujar Ahsan.

Ia bisa mendengar suara isak pelan yang keluar dari gadis di sebelahnya. Membuat Ahsan langsung menoleh dengan cepat kepada Grey. Ia bisa melihat gadis itu sedang menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berusaha menutupi wajahnya yang sedang menangis.

"Grey. . ." gumam Ahsan, kaget dan juga bingung karena Greysia malah menangis.

Ahsan memejamkan matanya sesaat.

"Grey. . .please jangan nangis ya? Saya beneran nggak marah sama kamu. Grey? Jangan takut ya, saya nggak akan marah" ujar Ahsan, sambil beringsut mendekati Greysia. Ia menaruh tangannya di puncak kepala Greysia dengan ragu-ragu. Tapi karena gadis itu tidak menolaknya, ia pun segera mengusap-ngusap rambut Greysia perlahan. Mencoba menenangkan gadis itu.


Selama beberapa saat Ahsan membiarkan Greysia menumpahkan air matanya. Ahsan hanya bisa menghela napas tanpa suara. Bingung.


Kenapa jadi rumit kayak gini sih?



"Udah dari lama, San. . ."

Setelah beberapa menit menangis, akhirnya gadis itu berbicara lagi padanya.

"Dari lama? Sejak kapan?" tanya Ahsan, masih sambil mengusap-ngusap kepala Greysia.

"Sejak kita satu sekolah, San" ujar Greysia lagi, dengan suara yang masih bergetar.


Ahsan jadi teringat lagi pada kenangan masa-masa sekolahnya saat ia sudah merantau ke Jakarta untuk mulai meniti karir Badmintonnya. Ia ingat, dulu ia dan Greysia memang bersekolah di sekolah yang sama, di daerah Ragunan. Malah dulu mereka sempat sekelas saat kelas 1. Hanya saja saat kelas 2 dan 3 mereka pisah kelas. Waktu mereka sekelas, ia dan Greysia memang sangat dekat. Mereka sering mengobrol. Greysia yang pertama kali menghampirinya dan mengajaknya berkenalan, saat mereka sama-sama masih murid baru di sekolah itu. Setelahnya setiap hari mereka selalu bersama saat waktu istirahat. Tapi semenjak kelas 2, karena mereka pisah kelas, perlahan-lahan mereka jadi menjauh hingga tak pernah mengobrol lagi. Ahsan juga lupa alasannya karena apa, mungkin hanya sesimpel mereka tidak sekelas lagi. Mungkin pada waktu itu Ahsan lebih sering bersama dengan teman sekelasnya, dan Greysia juga begitu.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang