85 - Hurt (Part 4)

332 44 181
                                    

"Mas Ahsan, bisa coba turun dari kasur?"

Ahsan menatap dokter itu, dokter Inge namanya. Ahsan merasa sedikit aneh, namun ia memilih untuk mengikutinya saja tanpa bertanya.

Ahsan mencoba untuk menggeserkan kakinya dari kasur itu. Tapi. . .


Tapi kenapa kakinya terasa berat?


"Mas Ahsan?" tanya dokter Inge.

"Sebentar dok" ujar Ahsan, sambil mengernyitkan dahinya.

Ia mencoba sekali lagi. Kakinya masih terasa berat. Membuatnya semakin mengernyitkan dahinya.

Ahsan berusaha menarik kakinya sekuat tenaga, akhirnya kakinya berhasil bergeser.

"Butuh bantuan mas?" tanya dokter Inge lagi.

"Nggak usah dok" sahut Ahsan, masih sambil mengernyitkan dahi.


Nggak mungkin kan. . .


Ahsan berusaha keras lagi menggeser kakinya, hingga kedua kakinya menggantung di tepi ranjang itu. Ahsan menghela napas pelan, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang barusan terjadi hanya sugesti tubuhnya saja. Ia berusaha yakin tidak ada yang salah dengan tubuhnya.

Ketika Ahsan mencoba menurunkan kakinya ke lantai lalu mendorong tangannya, membuat tubuhnya terangkat dari kasur dan kakinya benar-benar menjejak ke lantai. . .pada saat yang sama ia merasa tubuhnya sangat aneh.


Seakan tubuhnya tidak berkordinasi dengan baik.


Ahsan mencoba menggeserkan kaki kanannya maju. Ia hendak mengangkat kakinya, tapi entah kenapa kakinya masih terasa sangat berat. Maka ia memilih untuk menggesernya saja. Ahsan berusaha merentangkan tangannya, berusaha membuat tubuhnya lebih seimbang lagi. Ketika ia menggeser kaki kirinya, tiba-tiba saja tubuhnya oleng.

Langsung saja perawat dan dokter Inge langsung meraih lengan Ahsan, memeganginya di kanan dan kiri.


"Ya Allah, Ahsan!"


Mereka bertiga menoleh bersamaan ke pintu ruang perawatan itu, ke arah orang tua Ahsan yang sangat terkejut melihat Ahsan yang baru saja hampir terjatuh kalau tidak ada yang berjaga di kedua sisinya untuk menangkapnya. Ahsan langsung menyesali timing yang sangat tidak pas ini.


Kenapa ayah dan ibu harus melihat aku disaat seperti ini?


"Dokter, anak saya kenapa?" tanya ibunya sambil buru-buru melangkah mendekatinya dan memegangi wajahnya. Ahsan bisa melihat raut khawatir dan juga mata yang mulai berkaca-kaca itu.


Ya Allah.


"Ahsan nggak kenapa-kenapa kok, bu" ujar Ahsan, sambil berusaha tersenyum.

"Nggak mungkin nggak kenapa-kenapa, nak. Ya Allah" ujar ibunya, semakin terlihat panik.

"Bu, harap tenang dulu ya. Sehabis ini akan saya jelaskan soal kondisi anak ibu. Biar saya bantu anak ibu dulu untuk kembali ke kasurnya" ujar dokter Inge, sambil mulai membantu Ahsan kembali ke ranjang itu lagi.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang