51 - Fireworks (Part 7)

394 42 119
                                    

Ahsan baru saja kembali dari kantin, ketika ia melewati koridor yang menghadap taman dan ia melihat di kejauhan nampak Bona dan Kido yang sepertinya tengah beradu argumen. Ahsan menghentikan langkahnya seketika ketika ia melihat Bona yang nampaknya sedang berbicara dengan kesal kepada Kido. Dahinya langsung mengernyit.


Loh, Bona kenapa? Kok kayaknya marah banget sama bang Kido? Nggak biasa-biasanya.


"San"

Ahsan langsung berbalik begitu mendengar namanya dipanggil, terlihat Hendra yang tengah melangkah mendekat ke arahnya.

"Eh, koh" balas Ahsan, sedikit kaget.

"Kamu lagi ngapain disini?" tanyanya.

"Nggak lagi ngapa-ngapain" sahut Ahsan segera, sambil tersenyum canggung.

"Eh iya, maaf saya mau nanyain ini. . .soal omongan kamu yang beberapa hari lalu tentang ajakan makan. . ." ujar Hendra, sambil mengusap tengkuknya, sedikit tak enak hati.

"Oh iya, koko kapan freenya? Mau hari ini aja?" tanya Ahsan seketika, nyaris lupa kalau saja Hendra tak menyinggung soal ini.

"Boleh? Soalnya kalo besok-besok takutnya saya yang nggak bisa" ujar Hendra, sambil tersenyum canggung.

"Ya boleh, koh. Iya juga sih, takutnya juga tau-tau latihan kita dimajuin ya" balas Ahsan. Hendra langsung mengangguk.

"Maka dari itu, saya mikir kayaknya mending hari ini" sahut Hendra.

"Perginya kayak biasa aja ya koh? Jam setengah 8 malem" ujar Ahsan.

"Ayo aja saya sih, ikut aja kalo masalah jamnya" balas Hendra sambil tersenyum sekilas.

"Sip" ujar Ahsan sambil nyengir.

"Yaudah, sampe nanti ya San" pamit Hendra, sambil melangkah duluan ke arah lain.

"Iya koh" sahut Ahsan, sambil tersenyum.


Ia terus memandangi punggung seniornya itu hingga akhirnya tak terlihat lagi di belokan koridor depan. Ketika ia kembali teringat kenapa berhenti disini, ia segera menoleh lagi ke arah salah satu sudut taman itu.

Namun ia sudah tak melihat Kido dan Bona lagi.

@@@


Makan malam itu berjalan lancar dan tanpa rintangan apapun, ya karena mau bagaimanapun juga toh itu cuma makan malam biasa. Bukan makan malam yang romantis ala pasangan, meskipun Ahsan sendiri merasa agak gugup dan jantung yang berdebar sedikit lebih cepat dari biasanya karena entah kenapa ia merasa seperti mengajak Hendra berkencan. Padahal jelas-jelas itu hanya makan malam bersama antar teman. Antara sahabat.

Ia saja yang terlalu bodoh menyamakan itu seperti makan malam dengan pacar.

"Makasih ya San buat traktirannya" ujar Hendra, ketika mereka baru saja meninggalkan restoran itu.

"Sama-sama, koh. Makasih juga mau nemenin saya makan disana" balas Ahsan, sambil tersenyum manis.

"Ya kan saya yang ditraktir. Tapi emang enak banget makanannya. Bisa nih masuk di list restoran favorit" balas Hendra sambil tersenyum simpul.

"Iya kan? Berarti nggak nyesel ya koh saya aja makan disitu?" sahut Ahsan sambil tersenyum jahil, Hendra langsung menggeleng sambil tetap tersenyum.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang