142 - First Time (Part 1)

309 28 50
                                    

Semua atlet mulai disibukkan kembali dengan latihan intens mereka untuk menghadapi Kejuaraan Dunia yang akan diadakan bulan depan di London. Ahsan dan Bona berlatih luar biasa bersemangat, bahkan mereka sama-sama meminta latihan tambahan kepada koh Herry dan koh Ar. Mereka berdua sama-sama ingin menebus kesempatan yang hilang di tahun lalu dengan berusaha jauh lebih keras dari hari biasanya, karena mereka sangat ingin sekali bisa memenangkan Kejuaraan Dunia ini. Terutama Ahsan, yang merasa bahwa tahun lalu saat mereka gagal mengikuti Kejuaraan Dunia sepenuhnya adalah kesalahannya. Karena ia memandang cedera yang waktu itu ia dapat adalah murni keteledorannya sendiri.


Maka, tahun ini, ia berjanji pada dirinya sendiri dan juga demi Bona. . .ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan gelar Juara Dunia.

Kali ini, ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan sama sekali.


Bahkan Ahsan pun masih tetap melakukan latihan di malam hari, dengan Bona juga, bersama beberapa teman-teman mereka yang sama-sama mengincar gelar Juara Dunia juga: Tontowi, Liliyana, Greysia dan Meiliana. Mereka berenam sama-sama berambisi luar biasa besar untuk bisa memenangkan gelar Juara Dunia tahun ini. Seakan gelar itu adalah harga mati untuk mereka.

Hingga masa persiapan selama sebulan itu pun hampir selesai, hanya tersisa beberapa hari lagi, ketika tiba-tiba saja Bona mendapatkan telepon itu.


"HAH? Masuk rumah sakit? Kok bisa?!" seru Bona dengan nada yang luar biasa terkejut.


Selama beberapa saat anak itu mendengarkan seseorang yang tengah berbicara itu dengan baik. Hingga akhirnya Bona pun berbicara lagi.

"Ya udah, besok Bona ke sana ya sepulang latihan" ujar Bona lagi.

Tak lama kemudian panggilan itu pun berakhir.

"Siapa Bon yang masuk rumah sakit?" tanya Ahsan dengan sedikit ragu. Berharap tebakannya salah.

"Bang Kido" sahut Bona, sambil mengusap-usap wajahnya dengan kedua tangannya.


Ternyata tebakannya benar.


"Tekanan darahnya kelewat tinggi lagi?" tanya Ahsan lagi.

"Bukan, San. Bukan karena hipertensinya kok. Katanya bang Kido tipes, sampe lemes banget. Makanya terpaksa harus dirawat" ujar Bona, yang kini sudah menurunkan tangannya.


Paling nggak bukan karena Hipertensi lagi.


"Aduh, mana jadwal keberangkatan buat ke BWC cuma tinggal beberapa hari lagi. Gagal berangkat dong?" gumam Ahsan, ketika teringat tanggal keberangkatan mereka.

"Ya begitu deh. Katanya sih udah dari beberapa hari lalu bang Kido tuh udah ngerasa mulai nggak enak badan, tapi dia coba cuekin karena ngiranya ya cuma nggak enak badan biasa. Taunya kena tipes" sahut Bona, sambil menghela napas pelan.


Ahsan mengangkat wajahnya, matanya memandang ke langit-langit kamar asrama mereka. Tahun lalu dirinya dan Bona yang tidak bisa berangkat ke Kejuaraan Dunia, tahun ini malah giliran Hendra dan Kido yang kemungkinan besar tidak akan bisa berangkat ke Kejuaraan Dunia. Itu artinya hanya tinggal sisa 2 perwakilan ganda putra Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia itu. Entah kenapa Ahsan agak menyesalkan timingnya. Apa lagi perhitungan poin untuk kualifikasi Olimpiade sudah dimulai sejak awal Mei. Otomatis Hendra dan Kido kehilangan satu kesempatan untuk mendapatkan point yang lebih besar dari turnamen biasanya.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang