166 - Bitter Truth (Part 3)

177 20 73
                                    

(India Open, 24 April 2012)


Beberapa hari setelah perdebatan panas yang terjadi di antara Ahsan dan Bona, mereka kini sudah berada di New Delhi untuk mengikuti turnamen India Open. Turnamen ini merupakan turnamen terakhir yang mereka, dan mayoritas penghuni pelatnas Cipayung, ikuti sebelum ajang Thomas & Uber Cup Finals bulan depan. Setelah perdebatan kemarin ini, baik Ahsan dan Bona sama-sama berusaha untuk bersikap biasa saja dengan satu sama lain. Meskipun tanpa mereka sadari, mereka jadi lebih menahan diri untuk melakukan obrolan apa pun ketika di dalam kamar. Alam bawah sadar mereka sama-sama menahan mereka untuk melakukan interaksi apa pun saat di dalam kamar, seperti mencoba menahan mereka dari kemungkinan melakukan perdebatan yang tidak perlu. Tapi, sejauh ini komunikasi mereka di lapangan baik-baik saja. Mereka masih mau berinteraksi satu sama lain ketika berlatih. Sehingga tak ada seorang pun yang mengetahui bahwa mereka berdua sempat adu pendapat.


Pada turnamen kali ini tim ganda putra yang turun terdiri dari 4 pasang: Ahsan dan Bona, Alvent dan Age, Angga dan Rian, serta Rendy dan Afiat. Sayangnya, Rendy dan Afiat sudah harus gugur di Round 1 bersamaan dengan Hayom, Simon, Firda, Febe, April, serta Rijal dan Debby. Pada Round 2 giliran Ahsan dan Bona, Alvent dan Age, Greysia dan Meiliana, Vita dan Nadya, Feinya dan Nitya, Fran dan Shendy, serta Tommy yang harus merasakan kegagalan untuk melaju lebih jauh. Dengan mayoritas tim Indonesia yang gugur di Round 1 dan Round 2 pada turnamen India Open kali ini, maka Indonesia hanya memiliki 3 perwakilan yang akan bertarung di babak selanjutnya yaitu Tontowi dan Liliyana, Angga dan Rian serta Taufik.

Saat babak Quarterfinal berlangsung, Taufik yang berhadapan dengan tunggal putra Malaysia Lee Chong Wei harus merasakan kekalahan dengan skor 16-21 dan 13-21. Sehingga tak ada satupun wakil tunggal putra Indonesia yang tersisa. Keesokan harinya giliran Angga dan Rian yang harus merasakan kekecewaan juga karena gagal lolos ke babak Final setelah ditaklukan oleh ganda putra Thailand Maneepong Jongjit & Bodin Isara dalam pertandingan sengit 3 set dengan skor 15-21, 22-20 dan 15-21. Pada akhirnya, lagi-lagi, tim Indonesia hanya memiliki Tontowi dan Liliyana yang menjadi harapan satu-satunya untuk membawa gelar dari ajang India Open ini.


Ketika babak Final berakhir, Tontowi dan Liliyana kembali membuktikan bahwa mereka memang bisa diandalkan dengan berhasil meraih kemenangan atas ganda campuran asal Thailand Sudket Prapakamol dan Saralee Thoungthongkam dengan skor 21-16, 12-21 dan 21-14. Mereka berhasil menjadi juara bertahan setelah sukses memenangkan turnamen ini selama 2 tahun berturut-turut. Gelar juara di India Open ini menjadi gelar ketiga mereka di tahun 2012 ini setelah kemenangan yang gemilang di All England dan juga Swiss Open. Membuat semua orang menjadi semakin percaya pada Tontowi dan Liliyana, bahwa mereka berdua yang memiliki kans besar untuk membawa pulang medali bagi tim badminton Indonesia di ajang Olimpiade London nanti.

Ahsan memberikan ucapan selamat dengan tulus pada Tontowi dan Liliyana yang memang bermain dengan gemilang di turnamen ini, ia benar-benar merasa salut dengan keduanya yang berhasil membuktikan konsistensi prestasi mereka di awal tahun ini dengan 3 buah kemenangan dalam jangka waktu 2 bulan terakhir. Ketika akhirnya tim Indonesia memulai perjalanan pulang menuju Jakarta dari bandara di New Delhi, Ahsan mulai tersita dengan pikirannya lagi saat semua teman-temannya mulai terlelap di dalam penerbangan itu. Ia berpikir dalam-dalam, apa kiranya yang bisa membuat Tontowi dan Liliyana mampu sekonsisten itu? Sekalipun Tontowi dan Liliyana baru sekitar 1,5 tahun lamanya dipasangkan, namun keduanya telah meraih lebih banyak gelar juara dibandingkan dirinya dan Bona yang sudah berpartner selama 4 tahun.


Ahsan sadar bahwa memang pengalaman dan juga teknik yang sudah lebih tinggi yang dimiliki oleh Liliyana memiliki pengaruh paling besar dalam pencapaian keduanya. Namun tetap saja, walau bagaimanapun mereka bermain ganda. Tak peduli mau seberapa hebat salah satunya ataupun keduanya, jika keduanya tak bisa menemukan kecocokan dan membangun chemistry dengan baik pasti pasangan tersebut akan susah sekali untuk klop dan bisa mempengaruhi performa keduanya di dalam lapangan. Pada akhirnya kehebatan salah satu atau keduanya akan terkubur dan keduanya malah akan menjadi pasangan yang biasa-biasa saja. Tak bisa menjadi pasangan yang cemerlang.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang