[Special note: Coba baca chapter ini sambil dengerin video yang aku sertakan di atas]
Kedua laki-laki itu termenung sambil menatap ke arah dinding itu, tempat dimana foto-foto anggota pelatnas utama dipajang. Seorang petugas baru saja menurunkan dua buah foto dari dinding itu di baris pertama, kemudian menggeser dua buah foto dari baris di bawahnya untuk mengisi spot yang kosong itu.
Ahsan bisa melihat kini fotonya dan Bona lah yang dipampang di baris pertama foto-foto atlet ganda putra pelatnas utama. Menandakan bahwa mereka resmi menjadi pasangan ganda putra nomor 1 di pelatnas itu.
Satu-satunya gelar yang sungguh tak dirinya inginkan saat ini.
Mata cokelatnya melirik ke dinding yang lain, dimana dinding itu terlihat seperti sebuah hall of fame, yang menampilkan foto beberapa atlet yang mencetak sejarah bagi dunia badminton Indonesia.
Salah satu frame foto itu memajang foto Hendra dan Kido, yang berdiri di podium pertama Olympic Beijing 2008.
Kini foto laki-laki itu hanya tersisa disana.
"Latihan lagi yuk"
Tanpa sadar itu adalah kalimat yang spontan keluar dari mulutnya, ketika ia merasa sudah tak sanggup lagi menatap foto-foto itu. Ia bisa melihat Bona yang langsung menoleh kepadanya. Hanya membalas dengan anggukan, kemudian mereka berdua segera kembali ke lapangan lagi.
Menjalani rutinitas mereka yang biasa, seolah-olah semua normal seperti biasanya.
Meskipun hati mereka berdua masih sama-sama sakit, dengan luka yang berbeda.
@@@
"San, gw mau ke kamarnya si Owi. Lo mau ikut?"
Ahsan segera mengangkat wajahnya dari layar handphonenya, kemudian menggeleng pelan. Bona balas mengangguk, kemudian segera melangkah menuju pintu itu.
Ketika pintu kamar itu telah tertutup lagi, Ahsan langsung merosot dalam duduknya.
Melepaskan topeng kepura-puraannya di depan teman sekamarnya.
Ia sadar, Bona pun melakukan hal yang sama terhadapnya. Bona juga berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Bahwa tak ada yang berbeda setelah kemarin ini kakaknya keluar dari pelatnas ini, meninggalkan dirinya untuk berjuang sendirian disini.
Mereka sama-sama tahu mereka sedang tidak baik-baik saja setelah ditinggal oleh kedua senior mereka. Tapi entah kenapa, baik dirinya maupun Bona sama-sama merasa jika membahas masalah itu, membahas luka itu akan jauh terasa lebih sulit daripada membiarkannya seolah-olah luka itu tak pernah ada. Rasanya akan jauh lebih mudah jika mereka berdua sama-sama menganggap luka itu tak ada disana.
Meskipun, untuk Ahsan sendiri, ia juga tak yakin akan sekuat itu untuk terus berpura-pura seperti ini.
Karena ia tak tahu ingin melakukan apa malam ini, ia memilih membuka laci nakasnya. Hendak mengambil buku bacaan yang ia simpan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfic"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...