Setelah menuntaskan semua pertandingan mereka di tahun ini, jujur saja Ahsan masih merasa dirinya belum benar-benar mencapai target terbaiknya. Meskipun kemarin ini ia berhasil menjadi penentu kemenangan di pertandingan beregu SEA Games dan berhasil memberikan emas bagi tim Indonesia, di pertandingan individu ia gagal di Semi Final dan harus puas hanya mendapatkan perunggu di SEA Games individu pertamanya bersama Bona. Belum lagi ketika mengingat rankingnya masih belum juga mencapai 10 besar dunia. Ahsan benar-benar berharap tahun depan ia bisa secepatnya meningkatkan rankingnya hingga ke 10 besar dunia, malah kalau bisa masuk ke dalam 8 besar. Karena ia juga ingin mulai mempersiapkan pointnya untuk target Olympic 2012 nanti. Ia sangat ingin bisa terpilih di Olympic dan juga berbagai event-event besar lainnya seperti Thomas Cup dan Asian Games tahun depan. Target-targetnya itulah yang membuat Ahsan tak kehilangan semangatnya sedikitpun ketika melanjutkan masa-masa latihan harian lagi.
Ditambah lagi, ia juga sangat ingin bisa lebih sering berdiri bersama di atas podium dengan Hendra di pertandingan individu. Ia ingin sekali bisa lebih sering mendapat juara berapapun, ketika Hendra juga ada di atas podium yang sama.
Hari ini, mereka akan melakukan latihan lari di luar hall latihan. Latihan seperti biasanya, pikir Ahsan. Tapi, tanpa sepengetahuannya, ada hal tak biasa yang terjadi di pagi itu.
Ahsan sedang melakukan putaran ke delapannya bersama Bona, sambil bercanda karena mereka saling memepet satu sama lain, berusaha membuat partnernya hilang keseimbangan. Ketika tiba-tiba saja mereka mendengar seruan kaget beberapa orang di belakang mereka.
"Loh? Kido kenapa tuh?!"
Sontak saja Ahsan dan Bona langsung menoleh ke belakang.
Beberapa meter di belakang mereka, mereka bisa melihat dengan jelas Kido yang tergeletak di track lari dan Hendra yang berjongkok di sampingnya, sedang mengguncang lengannya pelan sambil memanggil-manggil namanya.
@@@
Mereka bertiga masih termenung di depan ruangan itu.
Tadi, ketika Ahsan dan Bona baru saja menyadari jika Kido mendadak saja terjatuh dan tak sadarkan diri di tengah-tengah latihan lari mereka, pelatih dan juga beberapa teman-teman mereka langsung membantu Kido dengan membawanya ke klinik pelatnas. Namun, dokter di pelatnas memilih untuk langsung merujuk Kido ke rumah sakit terdekat. Jadilah Hendra, Bona dan Ahsan yang mendampingi Kido ke rumah sakit.
"Maaf, ada yang namanya Bona?"
Mereka serempak menoleh ke arah pintu ruangan yang baru saja terbuka.
"Saya, dok" sahut Bona.
"Silahkan masuk" ujar dokter itu, mempersilahkan Bona untuk masuk ke dalam menghampiri kakaknya.
Bona melirik pada mereka berdua, lalu melangkah menuju ruangan itu. Pintu ruangan itu langsung tertutup lagi.
"Koh"
Hendra menoleh menatap Ahsan, yang alisnya sedang merengut.
"Sebelumnya bang Kido pernah kayak gini?" tanya Ahsan, dengan nada khawatir.
"Belum pernah, San. Makanya saya juga kaget" jawab Hendra.
"Bang Kido kenapa ya? Kok saya jadi khawatir" gumam Ahsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...