"Kalian berdua abis dari mana sih? Kok perasaan dari tadi nggak keliatan?"
Ahsan dan Hendra sama-sama menoleh ke koridor di sebelah kanan mereka, dimana mereka bisa melihat Alvent, Luluk dan Taufik yang tengah berjalan beriringan ke arah persimpangan koridor itu.
"Ada kok, kalian aja yang nggak lihat" sahut Hendra, dengan ekspresi defaultnya. Sementara Ahsan hanya tersenyum penuh arti.
"Sekarang kalian mau kemana?" tanya Alvent.
"Balik ke kamar koh" jawab Ahsan, yang disambut dengan anggukan Hendra.
"Ngumpul di kamar si Jangkis dulu, tadi Kido ngajakin soalnya. Tahun baru nih, masa jam segini udah mau tidur aja" ujar Alvent sambil nyengir.
"Ayok aja sih. Semoga aja koh Aryo nggak ngamuk kalo tau anak-anaknya begadang 2 hari berturut-turut" ujar Hendra, ketika mereka berlima mulai melangkah lagi menuju ke kamarnya. Membuat para seniornya mendengus geli karena kata-katanya.
@@@
"Assalamuallaikum, ya ahli kubur"
Mereka semua menoleh ke arah pintu, dimana Tontowi baru saja datang. Ia bersandar ke kusen pintu penuh gaya, sambil memainkan kedua alisnya. Sementara di antara kedua lengannya yang dilipat ke dada, terdapat sebuah goody bag berwarna hitam yang terhimpit lengannya.
Ahsan hanya mendengus geli melihat tingkah temannya itu. Emang deh aneh banget.
"Ahli kubur matamu, Wi" sahut Luluk, sementara yang lain hanya tertawa geli.
Anak itu hanya nyengir lebar, lalu segera masuk ke dalam kamar itu.
"Hush, hush. . .ngapain kesini. Disini area khusus anak-anak MD" ujar Kido, pura-pura mengusir Tontowi.
"Khusus MD apaan. . .sejak kapan a' Opik jadi MD? Suka ngada-ngada deh bang" sahut Tontowi segera, sambil menunjuk ke arah Taufik yang duduk di sebelah Alvent. Sementara yang ditunjuk hanya tersenyum geli.
"Emang anak-anak XD nggak ada kumpul-kumpul, Wi?" tanya Bona.
"Ada, cuma masalahnya mas Nova ternyata nggak nginep, jadi udah pulang sekarang. Bang Ijal kan emang ga dateng. Ya sisanya gw sama yang cewek-cewek. . .maleslah karena jadinya cuma rumpi doang" jawab Tontowi, sambil mengerucutkan bibirnya.
"Makanya lo cari pelarian kesini?" ujar Ahsan, dengan nada jahil.
"Iyalah, daripada gw dengerin gosipan nggak jelas disana. . .mending gw nongkrong disini" sahut Tontowi segera. Membuat mereka semua tersenyum geli.
"Itu kamu bawa apaan Wi?" tanya Luluk, sambil menunjuk goody bag yang Tontowi bawa.
"Paling juga yang biasanya" ujar Bona, sambil memutar matanya.
"Yang biasanya?" ujar Luluk, bingung.
"Yoih! Yuk kita main bareng!" seru Tontowi dengan senyuman lebar, sambil menarik keluar papan Monopoli dan juga Ludo dari dalam goody bag itu.
"Kayak bocah deh, Wi" ujar Taufik, sambil tertawa.
"Biarin napa sih a'. Meskipun mainan bocah, ini sukses membantu menyelamatkan keungan jadi dompet ga cepet bolong" ujar Tontowi membela diri, sambil menepuk-nepuk papan Monopoli itu dengan penuh rasa sayang.
"Maksudnya?" tanya Alvent, yang makin tidak paham dengan pembicaraan itu.
"Itu koh. . .salah satu taktiknya Owi. Kalo kata Owi 'daripada kita weekend ngabisin duit dengan nongkrong di mall dan segala macem, mending kita main Ludo atau Monopoli aja di asrama, jadi ga perlu keluar duit'. Gitu koh" sahut Ahsan, menjelaskan. Membuat Alvent menggumam paham.
![](https://img.wattpad.com/cover/283136620-288-k372744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...