"San, mungkin kamu capek denger ini dari saya. Tapi percaya deh, suatu saat kamu juga akan bisa menang, kamu juga akan jadi juara. Jangan pernah putus asa, San"
[Taipei Open 2008]
Jangan pernah putus asa, San.
Ahsan menarik napas pelan.
Hari ini, untuk pertama kalinya, ia dan Bona merasakan bertanding di babak Quarter Final. Mereka berusaha memberikan semua usaha terbaik mereka. Poin demi poin mereka raih, begitupun dengan lawan mereka. Namun sayangnya, pada akhirnya mereka berdua harus terhenti langkahnya di hari ini. Mereka hanya berhasil melaju hingga di babak Quarter Final.
"Paling nggak kali ini kita bisa nembusin sampe Quarter Final ya, San?" ujar Bona, ketika mereka telah tiba di hotel.
"Iya, Bon. Bisa lah ya selanjutnya naik lagi" balas Ahsan optimis.
"Bisa lah, pasti bisa" sahut Bona, yakin.
[Japan Open 2008]
Setelah mengikuti turnamen di Taipei, Ahsan dan Bona berangkat langsung menuju Jepang, untuk menyusul sebagian besar atlet yang akan ikut di Japan Open (di Taipei Open hanya beberapa pemain saja yang ikut). Karena mereka berdua berangkat langsung dari Taipei, otomatis mereka tiba jauh lebih dulu daripada teman-teman mereka yang berangkat dari Indonesia.
"Keliling-keliling bentar yuk, San. Sambil nunggu abang gw nyampe" ajak Bona, yang tampaknya sudah meraa bosan kalau harus terus diam di hotel.
"Boleh deh" sahut Ahsan, yang juga penasaran dengan suasana kota itu.
Mereka memilih untuk berjalan kaki dengan santai, mencoba menikmati suasana kota sekalipun mereka tidak bisa pergi jauh-jauh dari hotel. Tapi paling tidak, mereka sudah merasa bersyukur karena masih sempat untuk berjalan-jalan sebelum pertandingan dimulai. Udara siang itu terasa panas, sehingga mereka berdua memilih untuk membeli es krim sebelum pulang ke hotel.
"Bagus ya, jalan-jalan duluan bukannya nunggu kakaknya nyampe"
Bona menoleh kaget ke arah belakang, dimana bus yang membawa rombongan tim Indonesia ke hotel baru saja berhenti. Kido yang keluar paling dulu dari dalam bus itu, kini tengah menggelengkan kepala sambil berdecak melihat adiknya yang tadi ia lihat sedang berjalan bersama Ahsan, sambil memakan es krim. Bona hanya nyengir tanpa perasaan bersalah sama sekali.
"Abis abang lama banget sih, aku udah keburu bosen nunggunya. Lagian tadi juga Ahsan yang ngajak duluan" balas Bona, beralibi.
"Loh kok jadi saya? Kan kamu duluan Bon yang ngajak" ujar Ahsan terkejut, karena Bona malah menjadikannya kambing hitam.
"Ngeles mulu emang ini anak" timpal Kido.
"Nggak dimana-mana ini adek kakak berantem mulu ya" sahut Hendra, yang kini sudah berada di samping Kido. Sambil tetap melangkah menyeret kopernya.
"Tau nih, galak banget sama adeknya sendiri. Lagian cuma keliling-keliling deket-deket sini kok" ujar Bona, mulai melangkah lagi mengikuti Hendra yang kini sudah 2 langkah di depan mereka. Membuat Kido dan Ahsan ikut melangkah bersama mereka menuju ke dalam hotel.
"Oh iya, ngomong-ngomong selamat ya buat kalian yang udah berhasil masuk Quarter Final. Semoga ke depan hasilnya semakin positif terus ya" ujar Hendra, ketika mereka duduk di lobby, sedang menunggu proses check-in.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...