99 - Asian Games 2010 (Part 1)

336 34 68
                                    

[Asian Games 2010. Guangzhou, November 2010]


Pagi ini, rombongan Asian Games mulai berangkat dari Cipayung pukul 05.30. Ketika mereka tiba di airport, sudah banyak sekali wartawan yang menanti mereka. Karena mereka akan berangkat untuk bertanding di kejuaraan multievent, tentu minat media terhadap mereka semakin bertambah, makanya jumlah wartawan yang hadir lebih banyak dari biasanya. Taufik yang menjadi ketua kontingen bagi tim mereka, langsung diserbu oleh para wartawan ketika dirinya baru saja tiba di airport. Menyempatkan mengucapkan beberapa patah kata sebagai perwakilan dari tim mereka dan ikut menjawab soal target tim mereka sekalipun pertanyaan yang sama telah dilontarkan kepada ketua PBSI. Setelah sesi media yang hanya belasan menit itu, mereka semua segera melakukan proses check-in. Ketika akhirnya mereka telah masuk ke dalam pesawat, Alvent melihat Ahsan yang tengah menghela napasnya.

"Kenapa San? Deg-degan?" tanya Alvent, sambil tersenyum jahil.

"Sedikit" sahut Ahsan.

"Deg-degan kenapa? Karena mau terbang?" tanya Alvent lagi, sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Bukan, koh. Karena Asian Gamesnya" ujar Ahsan jujur, membuat Alvent tersenyum.

"Udah, santai aja. Anggap aja kayak kalo mau turnamen biasa, yang penting semangatnya aja dikali dua atau lebih" balas Alvent sambil nyengir, membuat Ahsan langsung tersenyum geli karena mendengar kata-kata seniornya itu.


Setelah 7 jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di hotel yang telah disediakan oleh pihak panitia untuk tim mereka. Seperti biasa mereka melakukan pembagian kamar dan kali ini Ahsan dan Alvent mendapat kamar yang berhadapan persis dengan kamar Hendra dan Kido. Mereka berempat memilih untuk istirahat sejenak dan sepakat baru akan keluar kamar di sore hari untuk menyempatkan pergi makan bersama sebelum memulai latihan. Kurang lebih rutinitasnya memang hampir sama dengan turnamen biasa, hanya saja yang membedakan adalah kali ini mereka harus mengikuti opening ceremony yang diadakan di Guangzhou International Stadium 2 hari setelah kedatangan mereka di Guangzhou.

@@@


Malam ini di opening ceremony, kontingen Indonesia mengenakan pakaian yang sama antara anggota kontingen laki-laki dan perempuan. Kostum yang hampir sama dengan kostum kontingen mereka saat acara SEA Games tahun lalu, hanya berbeda pada warna jas dan celana yang mereka kenakan. Masih dengan peci hitam berhias pin garuda, kini mereka mengenakan jas berwarna biru gelap dan celana katun berwarna krem. Ketika mereka masih menunggu untuk dipanggil, Ahsan diam-diam memperhatikan Hendra dari ujung kepala hingga ujung kaki. Melihat Hendra mengenakan peci seperti ini, membuatnya teringat pada kenangannya saat melihat Hendra yang disorot oleh kamera ketika pawai kontingen Olimpiade Beijing 2 tahun yang lalu. Waktu itu Ahsan bisa melihat dengan jelas dari layar kaca, seniornya itu mengenakan baju adat melayu lengkap dengan peci yang warnanya senada dengan baju dan celananya, berwarna dasar hitam dengan motif berwarna emas di dekat tepian pecinya. Ketika Hendra menyadari Ahsan yang tengah memperhatikannya dengan seksama, pada saat yang sama kontingen mereka dipanggil. Mereka pun mulai melangkah sambil mengangkat tinggi-tinggi bendera merah putih berukuran kecil yang mereka pegang di tangan kanan sementara tangan kiri mereka memegang bendera merah negara Cina. Sambil memegang kedua bendera kecil itu, mereka sibuk melambai ke arah penonton dan tribun di mana Kemenpora hadir sebagai perwakilan presiden di acara opening ceremony malam ini. Mereka melangkah perlahan mengikuti guide kontingen mereka, yang memimpin langkah mereka hingga akhirnya mereka tiba di tempat yang telah ditentukan sebagai lokasi barisan kontingen.


Akhir tahun lalu Ahsan memang mengikuti pawai kontingen saat opening ceremony SEA Games di Myanmar, ketika akhirnya tim Indonesia memenangkan medali emas beregu mereka di SEA Games itu. Tapi, opening ceremony malam ini benar-benar jauh lebih megah dari opening ceremony saat SEA Games tahun lalu. Membuat matanya terus menerus terbuka lebar, berusaha melihat kemegahan dan kemeriahan acara itu secara menyeluruh.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang