Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, tanpa terasa bulan telah berganti ke Maret. Tahu-tahu Ahsan dan Bona sudah diberangkatkan menuju Birmingham untuk mengikuti turnamen All England. Ketika mereka tiba di Birmingham, entah siapa yang awalnya mengajak, pada akhirnya Ahsan bisa bertemu lagi dengan Hendra bersama dengan Kido, Alvent dan juga Age. Setelah mengajak Yonathan dan Rian juga, mereka berdelapan memutuskan untuk makan malam bersama, dengan Hendra yang kali ini mendapat giliran untuk mentraktir mereka. Sambil menikmati makan malam itu dan menyimak Bona yang asik mengoceh, Ahsan merasa bersyukur karena mendapat kesempatan kecil seperti ini untuk sekedar bisa melihat Hendra di luar arena.
Paling nggak masih bisa bertemu di saat santai seperti ini.
"Heh! Bengong aja!" sikut Bona di lengannya.
"Nggak. Siapa yang bengong sih?" keluh Ahsan, sebal karena Bona mengganggu dirinya yang sedang asik dengan pikirannya sendiri.
Sementara itu Ahsan bisa melihat teman-temannya yang ada di meja itu nampak mendengus geli, termasuk Hendra juga.
Tuhkan jadi diketawain sama dia juga.
Setelah kemarin mereka bisa berkumpul sejenak, hari ini semua atlet diberikan kesempatan untuk menjalani latihan. Karena besoknya mereka akan memulai babak penyisihan. Ketika hari penyisihan tiba, Ahsan dan Bona berusaha sebaik yang mereka bisa. Ahsan merasa ia sudah mengerahkan usaha maksimalnya di pertandingan ini namun sayangnya mereka harus tersingkir di Round 1 setelah dikalahkan oleh Cai Yun dan Fu Haifeng. Mungkin memang mereka agak kurang beruntung dari segi undian karena harus langsung bertemu pasangan yang lebih kuat seperti mereka. Namun Ahsan merasa tidak seharusnya itu bisa menjadi alasan jika memang ia dan Bona ingin bisa sehebat Kido dan Hendra. Berbicara soal kedua senior mereka itu, keduanya berhasil tembus hingga ke Semifinal. Setelah kekalahan di All England itu, baik Ahsan dan Bona serta Yonathan dan Rian langsung pulang menuju Indonesia sementara para senior melanjutkan perjuangan mereka ke Swiss Open.
Keempat anggota ganda putra pelatnas itu pun kembali serius berlatih dengan keras demi mempersiapkan turnamen berikutnya yang telah didaftarkan untuk mereka yaitu turnamen Asian Championship yang dilaksanakan pada pertengahan April. Untuk turnamen ini, pelatih melakukan bongkar pasang. Ahsan dipasangkan dengan Yonathan, sementara Bona dipasangkan dengan Rian. Ketika hari pertandingan tiba, lagi-lagi Ahsan harus merasakan kekecewaan lagi. Ahsan dan Yonathan tersingkir di Round 1, dan ternyata Bona dan Rian juga harus mengalami hal serupa. Ahsan hanya bisa tersenyum getir ketika Taufik mencoba menghibur mereka berempat. Mereka berempat kembali menjadi suporter di tribun depan bagi rombongan tim Indonesia yaitu Taufik, Tommy, Liliyana, Tontowi, Greysia, Nitya, Devin, Debby dan Rijal yang masih terus lanjut ke babak berikutnya. Pada akhirnya, di antara mereka semua, yang paling terakhir gugur di turnamen itu adalah Liliyana dan Devin di babak Semifinal.
Sebelum kembali ke Indonesia, ketika mereka semua sedang menunggu waktu boarding di airport, Ahsan yang masih belum bisa melupakan kekecewaan dalam dirinya karena kekalahannya di babak awal memilih untuk meluapkan isi hatinya di Facebook.
Ia mengetik beberapa kata dan langsung mempostingnya tanpa mau repot-repot berpikir panjang. Kemudian ia langsung menekan tombol power handphonenya. Sambil melamun memandangi langit melalui kaca jendela airport itu, ia mencoba untuk menyingkirkan rasa kecewa yang masih terus memenuhi dirinya.
Beberapa jam setelah Ahsan memposting kata-kata itu di Facebook, di tempat lain, seseorang membaca kalimat itu sambil mengernyitkan dahi.
@@@
From: Hendra
Semangat terus ya, San
Ahsan membaca pesan itu sambil mengernyitkan dahinya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...