[Semifinal Sudirman Cup 2011]
"Lu agak banyak setengah setengah aja, agak naruh naruh. Ngadu aja depannya, nggak apa-apa. Set kedua. . .set kedua lebih berani depan ngadunya. Naruh, naruh, setengah lagi. Naruh, naruh, setengah lagi"
"Depannya ngadu, turunin dikit"
Set kedua telah dimulai. Setelah beberapa saat pasangan Denmark itu mulai memimpin dengan jarak beberapa angka, tapi tak lama kemudian Ahsan dan Alvent mulai menyusul dan menyamakan kedudukan. Hingga perlahan Ahsan dan Alvent mulai memimpin setelah berhasil memberi jarak sekian point dari pasangan Denmark itu. Namun, lagi-lagi, pasangan Denmark itu memberikan serangan balasan dan mulai menyusul point Ahsan dan Alvent. Hingga akhirnya skor menjadi sama di angka 9-9. Setelah adu net tipis sesaat, Ahsan yang berada di belakang menyambut bola yang terbang ke arahnya. Ketika ia berusaha menyilangkan bola itu, sayangnya bola itu terbang terlalu rendah dan malah menabrak net. Skor menjadi 9-10. Ketika Mogensen melepaskan servis menyilangnya yang langsung direspon dengan netting tipis di sebelah kanan oleh Ahsan, Mogensen terpaksa harus melambungkan bola ke arah belakang. Alvent segera melompat menyambut bola itu untuk melepaskan smashnya. Boe masih bisa mengembalikan smash itu dengan pukulan akrobat di antara kedua kakinya, yang langsung disambar oleh Ahsan yang berada di depan net dengan melakukan netting yang cukup halus. Boe cepat-cepat agak menundukkan badannya dan mengembalikan bola itu, yang langsung dicegat lagi dengan cepat oleh Ahsan dengan melakukan drive lurus ke belakang. Mogensen yang melihat bola tiba-tiba datang ke arahnya, yang tengah berdiri selurusan di belakang Boe, memukul bola itu dengan refleks yang ia miliki.
Bola itu melenceng ke sebelah kanannya. Terjatuh di area lapangannya sendiri.
Skor menjadi 10-10. Kedudukan imbang lagi.
Ahsan dan Alvent langsung berseru kemudian melakukan tos.
Ahsan memilih melepaskan servis pendeknya, membuat Mogensen melakukan netting tipis di depan net, yang langsung disambar Ahsan dengan melakukan pukulan menyilang yang mengincar area kiri lawan yang kosong. Boe cepat-cepat bergeser dan langsung mengembalikan bola itu, yang mengarah kepada Ahsan. Ahsan langsung memukul bola itu dengan arah lurus, ke arah tubuh Mogensen.
Tangkisan Mogensen kurang pas sehingga ia gagal mengenai shuttlecock itu, yang akhirnya sukses menabrak tubuhnya. Skor menjadi 11-10.
Interval.
@@@
"Nggak usah terlalu mundur. Tos, tos, tos gitu. . .berani. Terus servisnya mainin, arahnya pindah-pindah. Oke?"
"Pepet terus ya"
Ahsan mengatur napasnya lagi. 10 point lagi menuju kemenangan. Ia benar-benar ingin memenangkan pertandingan ini. Ia ingin membantu timnya untuk bisa mendapatkan kesempatan hingga partai terakhir. Ia sangat ingin timnya bertanding hingga partai ke 5.
Ia ingin timnya bisa berhasil memenangkan babak Semifinal ini dan membuktikan pada semua yang merendahkan mereka bahwa mereka mampu masuk ke Final. Sekalipun tanpa bantuan ke 4 senior mereka yang menjadi tumpuan tim mereka.
Ia ingin membuktikan pada Hendra, bahwa ia juga bisa memikul tanggung jawab ujung tombak ini dengan baik.
Ia ingin menang untuk timnya. Ia ingin menang untuk Hendra. Ia ingin menang untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...