"Bon, latihan yuk"
Bona segera mengangkat wajahnya dari handphonenya. Dahinya langsung mengernyit.
"San, lo gila apa gimana sih? Lo tuh 2 hari lalu abis pingsan. Sekarang udah mau mulai latihan tambahan lagi? Inget pesen pelatih, San. Lo disuruh full istirahat dulu tiap malem selama seminggu" ujar Bona, benar-benar heran dengan Ahsan yang begitu nekat.
"Badan gw udah nggak kenapa-kenapa kok, Bon" sahut Ahsan, sambil membereskan tas raketnya.
"Lo kenapa sih San sering banget keras kepala? Lo tuh dilarang ngeforsir badan lo sendiri kan demi kebaikan lo juga, San" ujar Bona lagi, semakin mengernyitkan dahi.
"Yang tau apa yang terbaik buat gw cuma diri gw sendiri, Bon. Bukan orang lain" balas Ahsan sekenanya, sambil berdiri dan memakai tas raketnya.
"San! Bisa nggak sih lo berhenti keras kepala dan dengerin semua perintah dari pelatih dan dokter? Lo tuh nggak bisa kayak gitu terus! Lo malah ambil resiko yang bisa melukai tubuh lo sendiri! Pikirin badan lo, San! Jangan egois!" seru Bona, yang mulai kesal karena Ahsan terlalu keras kepala.
Ahsan langsung membanting tas raketnya ke lantai.
"Jangan ngomong kayak gitu seolah-olah lo orang paling ngerti tentang hidup gw! Lo tuh nggak ngerti apa-apa tentang gw! Gw harus selalu berusaha jauh lebih keras dari siapapun! Karena gw nggak punya pilihan lain selain harus sukses disini! Karena gw nggak mau nyia-nyiain usaha gw dari kecil dan pengorbanan orang tua gw sejak gw mulai badminton! Karena gw bukan siapa-siapa, Bon! Gw cuma anak orang nggak punya! Gw nggak kayak lo yang kalo gagal, masih punya kakak pemenang emas Olympic yang bisa ngecover ekonomi lo dan orang tua lo!" seru Ahsan penuh emosi.
Bona langsung bangkit dari kasurnya tiba-tiba, ekspresinya langsung berubah drastis.
"Jangan bawa-bawa nama kakak gw! Lo nggak pernah tau gimana rasanya punya kakak dengan prestasi segudang dan lo cuma bisa dibanding-bandingin terus sama dia! Lo nggak pernah tau gimana rasanya San! Lo nggak pernah tau gimana rasanya selalu dicap gagal karena semua prestasi seorang kakak yang nggak pernah bisa lo raih! Lo nggak tau San rasanya selalu dipandang rendah karena nggak pernah bisa mencapai level yang sama kayak sodara kandung lo sendiri. Lo nggak akan pernah ngerti gimana rasanya!" balas Bona penuh emosi, yang langsung maju menuju Ahsan dan mendorong dadanya sekuat tenaga. Membuat Ahsan terdorong hingga menubruk tembok di belakangnya.
"Makanya gw nggak akan nyerah sama kondisi fisik gw sendiri, karena gw pengen bisa lebih kuat dan fit lagi! Gw pengen ningkatin skill gw lagi lebih cepet! Gw pengen cepet-cepet menang lagi! Gw capek kalah terus! Gw pengen kita menang terus! Naikin ranking kita secepatnya! Biar kita bisa kayak koh Hendra dan bang Kido! Biar kita bisa jadi ujung tombak kayak mereka!" teriak Ahsan, meluapkan semua emosi dan frustasinya dalam tiap kata yang ia ucapkan.
"Terus menurut lo gw juga nggak pengen kayak gitu? Nggak berniat untuk kayak gitu? Gw juga berusaha terus, San! Gw juga berusaha terus! Jangan kira selama ini gw nggak pernah mengusahakan itu semua! Usaha yang gw lakuin beda sama lo bukan berarti usaha gw lebih kecil dari lo!" balas Bona penuh amarah, sambil mencengkeram kerah jersey Ahsan dan bersiap mengangkat kepalan tangan kanannya. Ia ingin sekali meninju wajah Ahsan.
"Kalo gitu usaha lo harus lebih keras lagi! Usaha kita harus berkali-kali lipat lebih keras lagi! Liat posisi kita sekarang, Bon! Liat! Ada dimana kita di ranking dunia? Apa kita udah cukup kuat buat sekedar ada di bawah koh Hendra dan bang Kido persis? Nggak kan? Nggak!!! Kita sekarang jadi MD 1 pelatnas, Bon! Kita! Tapi apa yang terjadi sama kita? BAHKAN KITA AJA NGGAK DIBOLEHIN TURUN DI KOREA DAN MALAYSIA!!!" teriak Ahsan sekuat tenaga. Ia sudah tidak peduli jika memang Bona ingin menghajarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/283136620-288-k372744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...