128 - Untold (Part 1)

368 32 48
                                    

[Singapore Open 2011]


Bulan Mei telah berlalu dan kini berganti menjadi bulan Juni. Para penghuni pelatnas Cipayung kembali mempersiapkan diri untuk 2 turnamen selanjutnya: Singapore Open dan Indonesia Open. Ahsan telah benar-benar melupakan hasil Sudirman Cup dan sepenuhnya terfokus pada 2 turnamen tersebut. Ia dan Bona sama-sama mengincar hasil terbaik, terutama untuk Indonesia Open yang merupakan turnamen di rumah sendiri. Mereka berharap tahun ini mereka bisa menjadi juara, atau minimal menjadi Runner Up di Indonesia Open. Karena pencapaian tertinggi mereka di Indonesia Open masih sebatas babak Quarterfinal di tahun lalu.

Tanpa terasa masa persiapan mereka selama 2 minggu kurang pun selesai. Rasanya baru kemarin mereka menarik-narik koper mereka keluar dari Soekarno Hatta. Tahu-tahu sekarang mereka sudah berada di Changi Airport dan menarik-narik koper mereka menuju bus yang akan membawa mereka semua ke area hotel yang telah disediakan oleh panitia. Merasakan kembali rusuhnya suasana pembagian kamar ketika mereka telah tiba di hotel, dari mulai protesan ringan "Koh, saya nggak mau di kamar pojok" sampai aksi rebutan kunci di depan kamar begitu tahu jika kamar temannya memiliki pemandangan lebih bagus dari kamarnya. Sementara pelatih yang menyaksikan aksi rebutan itu hanya bisa menggelengkan kepala heran dengan tingkah mereka yang kadang seperti anak kecil memperebutkan mainan.


Untungnya, di pembagian kamar hotel kali ini kunci kamar milik Ahsan dan Bona aman dari incaran rebutan karena mereka mendapatkan kamar dengan sisi pemandangan yang biasa saja. Toh, mereka bukan tipe orang yang rewel juga sih masalah pemandangan dari jendela kamar hotel mereka. Karena kan mereka menempati hotel ini hanya untuk beberapa hari dan mereka pun biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di luar kamar mereka ketika hari pertandingan telah dimulai.

Ketika mereka berdua baru saja hendak membongkar koper mereka, tiba-tiba saja handphone mereka berdua berdering. Membuat mereka segera mengecek handphone masing-masing.


From: Age

Kumpul di lobby 15 menit lagi ya.

Kita makan di luar, saya traktir.


Ahsan dan Bona sama-sama mengangkat wajah mereka dan langsung tersenyum lebar.

Alhamdulillah, makanan gratis.

@@@


Siang itu mereka bersepuluh, termasuk Rendy dan Afiat serta Rian dan Angga, menikmati makan siang bersama di sebuah restoran. Mereka makan sambil mengobrol santai seperti biasanya. Bahkan Ahsan juga larut dalam obrolan itu. Selesai makan siang, Alvent mentraktir mereka dengan es krim dari salah satu toko yang mereka lewati. Membuat mereka bersepuluh kembali ke hotel dengan perut penuh dan hati yang riang. Benar-benar menikmati waktu luang mereka dengan baik sebelum menjalani segala rutinitas yang padat mulai esok hari.


Seperti biasa hari pertama turnamen digunakan untuk babak kualifikasi, yang mana itu artinya Rendy dan Afiat serta Rian dan Angga bermain 2 kali di hari pertama. Tapi sayangnya mereka berempat harus gugur di tahap kualifikasi kedua. Membuat mereka, seperti yang sudah-sudah, langsung dikirim pulang hari itu juga. Sementara di hari pertama turnamen para senior memanfaatkan waktu dengan melakukan latihan sebaik mungkin. Ahsan dan Bona berlatih bersama dengan Hendra dan Kido serta Alvent dan Age. Latihan hari itu pun terasa cukup menyenangkan bagi Ahsan, karena seperti biasa ketiga seniornya melemparkan beberapa candaan yang membuat mereka berenam tertawa bersama.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang