147 - SEA Games 2011 (Part 1)

316 23 26
                                    

Tahun ini, setelah 2 tahun berlalu, perhelatan akbar SEA Games kembali diadakan lagi.

Kali ini Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah dari perhelatan akbar ini.


Perhelatan SEA Games kali ini akan diadakan di 2 kota berbeda, yaitu di Palembang dan di Jakarta. Karena Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games 2011, maka pihak PBSI sendiri sudah menetapkan target bahwa cabang olahraga badminton akan membawa pulang 4 medali emas dari total maksimal 7 medali emas yang bisa diperebutkan. PBSI pun meminta agar atlet Indonesia berusaha sebaik mungkin untuk bisa memenuhi target tersebut. Tentunya hal ini membuat semua atlet harus benar-benar serius dan mempersiapkan diri dengan baik agar bisa memenuhi target dari federasi mereka. Dan seperti biasa, dengan adanya ajang multievent seperti ini di mana bukan hanya pertandingan individu saja yang dipertandingkan, pihak pengurus pun memilih mengadakan kembali latihan bersama antara pemain pelatnas dan non pelatnas. Sebagai kesempatan untuk menyeleksi siapa yang akan ikut dikirim sebagai anggota tim beregu di ajang SEA Games kali ini.


"Wah, latihan bareng lagi nih kita" ujar Bona tiba-tiba, sambil menatap ke arah pintu masuk practice hall.


Mata cokelatnya otomatis langsung mengikuti ke arah mana Bona tengah menatap, ia bisa melihat senior-seniornya yang biasa baru saja memasuki area practice hall sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua, menyapa mereka sambil tersenyum.

"Koh Alvent sama bang Age ikutan juga?" ujar Ahsan, sedikit terkejut melihat ada mereka berdua juga di sini karena sebelumnya ia sempat mendengar dari kedua seniornya itu bahwa mereka akan mengikuti Hongkong Open yang pelaksanaan turnamennya berbarengan dengan pelaksanaan SEA Games.

"Nggak kok, kita berdua cuma ikut latihan barengnya aja sama kalian. Tenang San, nggak bakalan ngambil spot kalian kok. Lagian juga kan sekarang MD 1 nya kalian" sahut Alvent sambil nyengir, mencandai Ahsan.


Ahsan hanya membalas dengan memutar bola matanya. Ya kalaupun ada seleksi lagi juga nggak masalah kok, pikirnya.


"Ya nggak gitu juga lah, koh. Kalo emang senior-senior masih lebih baik hasilnya dari kami berdua pas evaluasi, ya kami juga ngerti kalo akhirnya nggak kepilih" timpal Bona. Membuat keempat senior itu tersenyum jahil kepadanya.

"Udah, udah. . .debat soal slotnya nanti lagi aja. Tuh, koh Herry udah ngeliatin kita dari tadi" ujar Hendra memperingatkan mereka semua, karena sudah melihat pelatih mereka yang terus-terusan melihat ke arah mereka dengan tatapan seriusnya.

Mereka semua segera bergegas melakukan pemanasan dan setelahnya segera menghampiri pelatih mereka, mendengarkan arahan untuk program latihan bersama hari ini.



Hendra, Kido, Alvent dan Age kembali menjadi sparring partner untuk Ahsan dan Bona selama masa persiapan itu. Terutama untuk latihan defense bagi Ahsan dan Bona dengan menerapkan latihan 2 vs 4. Selama masa latihan persiapan itu Ahsan juga terus mencoba mematangkan pukulan ala Hendra yang selalu menyasar area sideline dan pojok lapangan. Kali ini Hendra tak memberikan komentar apa pun karena ia tahu Ahsan hanya tinggal melatih kontrol powernya saja yang masih sering tidak pas. Karena kontrol power sendiri tidak bisa diajarkan, murni hanya soal bisa atau tidaknya menyesuaikan feeling ketika hendak melakukan pukulan itu supaya powernya benar-benar pas. Hendra tahu Ahsan hanya perlu banyak-banyak berlatih menggunakan pukulan itu berulang-ulang, sampai nanti Ahsan sadar sendiri power yang sebesar apa yang akan bisa membuat shuttlecock terjatuh tepat di dalam area sideline ataupun di dalam pojok lapangan.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang