[2005]
Gegap gempita di stadion itu terdengar sangat riuh. Ia bisa mendengar dengan jelas sorak-sorai dari para pendukung yang mendukung atlet dari negara mereka masing-masing. Ia melangkah bersama partnernya, menuju tepi lapangan. Menaruh tas mereka lalu melangkah ke dalam lapangan.
"Semangat!!!"
Ia sempat menoleh sesaat ke arah belakang, tempat dimana teman-teman tim Junior nya duduk bersama dengan tim Senior yang ikut bersorak mendukung mereka. Ia melihat salah satunya yang tadi berseru sedang duduk di sebelah laki-laki yang berperawakan agak berisi. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Segera bersiap karena permainan akan segera dimulai.
Love All. Play.
Ia menarik napasnya sesaat, sebelum akhirnya memasang posisi untuk melakukan serve. Kini mereka telah berada di babak penentuan poin, setelah tadi ia dan partnernya berhasil memenangkan set pertama. Set ke 2 ini lawannya memberikan perlawanan yang luar biasa sehingga skor mereka beda tipis.
Fokus.
Ia pun melayangkan serve nya. Lawan dengan sigap mengembalikan bola. Segera saja keempatnya bergerak lincah di lapangan itu. Berusaha merontokkan defense satu sama lain.
Ketika mereka terus saling mengembalikan bola dengan kecepatan tinggi, dirinya yang tadi mundur ke belakang karena melakukan smash, dalam hitungan detik langsung lari ke arah tengah depan ketika melihat celah saat lawan kembali memukul bola ke arah mereka. Langsung saja ia memukul bola yang datang, dengan sangat cepat, membuat bola itu menukik dengan tajam ke bagian depan lapangan lawan yang saat itu agak kosong.
Lawan yang sama-sama sedang berada di posisi belakang, dan tidak siap untuk menerima bola yang menukik tajam seperti itu ke area depan bagian tengah, sama-sama melompat ke depan secepat yang mereka bisa. Berusaha untuk mengejar bola.
Namun bola itu sudah keburu menyentuh lapangan, sementara salah satu dari lawan tersungkur di lapangan. Sia-sia.
Langsung saja stadium itu meledak dalam gemuruh kegembiraan. Bahkan belum sempat dirinya berbalik dengan sempurna untuk menghampiri partnernya, ia sudah keburu ditubruk dari belakang oleh partnernya. Dihadiahi pelukan erat dan dengan seruan "Kita menang!" berulang-ulang.
Saat ia sudah berbalik sepenuhnya dan membalas pelukan partnernya itu, matanya kembali melihat ke arah deretan bangku yang ditempati oleh tim Junior & Senior. Ia bisa melihat seluruh teman-temannya di tim Junior nampak bertepuk tangan dan berpelukan, ikut bergembira atas kemenangannya. Namun matanya kembali menangkap, di antara seluruh anggota tim Senior yang ikut bertepuk tangan dengan meriah juga, orang yang sama yang tadi menyerukan kata "Semangat!" sebelum pertandingan dimulai kini tengah mengacungkan jempol ke arahnya sambil tersenyum.
Mau tak mau ia pun balas tersenyum.
[2007]
Ia menundukkan kepala, lesu. Ketika tribun di sisi lain tengah bersorak-sorai kegirangan. Ia kalah. Kalah. Padahal ia ingin sekali membuktikan, dengan diterimanya ia di klub ini pada awal tahun, ia ingin bisa membawa banyak kemenangan bagi klub yang sangat terkenal ini. Klub yang sangat ia dambakan dari sejak kanak-kanak. Ia merasakan tangan partnernya yang menepuk bahunya, pelan, menghibur dirinya.
"Gapapa, kesempatan berikutnya kita yang menang" ujar partnernya.
Ia pun memaksakan sebuah senyuman yang ia harap terlihat cukup tulus. Lalu mengikuti partnernya menghampiri lawannya yang berasal dari PB. Jaya Raya, yang kini sudah berdiri di net bersiap untuk menyalami mereka berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/283136620-288-k372744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...