[Malam setelah pertandingan melawan Rusia]
Mereka tengah asik berbincang sambil sesekali tertawa di sela-sela obrolan selepas makan malam itu, ketika dirinya merasakan handphonenya bergetar selama beberapa saat di saku jaketnya. Ia pun memilih mengeluarkan handphonenya di bawah meja dan melirik sedikit untuk mengecek layar handphonenya. Ketika ia membaca keterangan yang ada di layar handphonenya, matanya sedikit melebar.
"Mau kemana lo?" tanya Bona, ketika melihat dirinya tiba-tiba meninggalkan meja makan itu.
"Mau angkat telfon bentar" sahutnya, sambil mulai melangkah meninggalkan restoran itu.
Ia pun segera mempercepat langkahnya, menuju salah satu sudut koridor itu. Ketika ia telah tiba di sudut yang ia tuju, segera ia angkat telepon itu.
"Halo, koh" sapa Ahsan.
"Halo, San. Udah lagi istirahat ya?" ujar Hendra.
"Nggak kok, koh. Baru beres makan malem malah" sahut Ahsan.
"Saya pikir tadi nggak langsung diangkat karena kamu udah tidur duluan" ujar Hendra lagi.
"Belum kok, baru juga jam segini. Masa iya saya udah tidur, koh" balas Ahsan, sambil memutar matanya. Ia bisa mendengar Hendra di ujung sambungan telepon mendengus pelan.
"Oh iya San, selamat ya buat kemenangannya atas Rusia. Kalian semua hebat banget karena berhasil menang 4-1 dari Rusia" ujar Hendra, menatap layar laptopnya sambil tersenyum samar.
Mendengar pujian Hendra, mau tak mau Ahsan tak bisa menahan senyumannya. Entah kenapa mulai muncul perasaan hangat di hatinya yang perlahan mulai menyebar memenuhi dirinya.
"Iya koh, makasih. Tapi sebenernya saya pengennya bisa menang 5-0 dari Rusia koh, biar keunggulan pointnya makin banyak" balas Ahsan, sambil sedikit nyengir.
"Ya nggak apa-apa, 4-1 juga udah bagus kok. Tinggal fokus ke pertandingan selanjutnya aja. Lawan Malaysia kan ya?" tanya Hendra, memastikan.
"Iya koh, lawan Malaysia" jawab Ahsan.
"Bisa lah nanti kalian mengulang hasil sebaik hari ini" balas Hendra mantap.
"Tapi koh. . .kan ada Lee Chong Wei, terus ada Koo Kien Keat dan Tan Boon Heong juga" gumam Ahsan ragu.
"Jangan kayak gitu. Positive thinking dong, San. Inget, harus optimis. Jangan malah pesimis duluan" ujar Hendra, berusaha meyakinkan Ahsan.
Ahsan menghela napas pelan. Benar apa yang dikatakan oleh Hendra. Sebelumnya pun ia dan Bona sudah berhasil mengalahkan ganda putra Malaysia itu ketika mereka bertemu di Hongkong Super Series, meskipun itu baru kali pertama mereka berhasil mengalahkan Koo Kien Keat dan Tan Boon Heong. Setidaknya itu artinya ia masih memiliki kesempatan untuk memenangkan pertandingan melawan ganda putra Malaysia itu di Sudirman Cup ini.
"Iya, koh. Semoga aja di pertandingan berikutnya saya bisa ngalahin Koo Kien Keat dan Tan Boon Heong lagi" sahut Ahsan, berusaha memupuk kepercayaan dirinya lagi.
"Nah, gitu dong. Semangat, San. Jangan pernah nyerah duluan ya. Doa saya menyertai kalian semua di Cina" ujar Hendra.
"Aamiin. Pokoknya doain kami terus ya koh, semoga kami bisa lancar sampe Final" balas Ahsan.
"Amin. Iya, saya bakalan doain kalian terus kok. Sukses terus ya, San" ujar Hendra.
"San!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...