134 - Untold (Part 7)

205 30 30
                                    

(Juni 2010, Singapore Open)


Dirinya baru saja tiba di pertigaan koridor itu ketika mendadak saja ia merasakan seseorang menabraknya. Ketika orang itu mengaduh dan masih belum mengangkat wajahnya, ia langsung mengenali jika laki-laki berambut jabrik yang menabraknya itu adalah Ahsan.

"Loh, San?" ujarnya, tidak menyangka malah bertabrakan dengan anak itu.

"Eh, koh Hendra" gumam anak itu, yang kembali menunduk lagi.

Mereka pun berbincang sebentar, hingga akhirnya ia mendengar suara perempuan yang memanggilnya. Membuatnya segera menoleh ke arah suara itu dan menemukan Anastasia tengah melangkah ke arah mereka. Gadis itu langsung bertanya soal siapa yang tengah mengobrol dengannya, membuatnya langsung mengenalkan keduanya satu sama lain. Setelah mereka berdua saling memperkenalkan nama masing-masing, belum sempat dirinya berbicara lagi pada Ahsan, anak itu langsung buru-buru pamit pada mereka berdua.

Hendra hanya bisa memandangi punggung Ahsan yang semakin menjauh. Entah kenapa ia merasa ada yang sedikit aneh dari diri Ahsan. Padahal mereka baru saja tak sengaja berpapasan, atau lebih tepatnya tak sengaja bertabrakan, setelah 2 hari ini dirinya belum sempat bertemu maupun mengobrol dengan anak itu sejak mereka tiba di Singapura. Tapi anak itu malah memilih cepat-cepat pergi. Membuatnya merasa sikap anak itu tidak seperti biasanya.


Aneh deh, kok buru-buru banget ya?

@@@


(Juni 2010, Indonesia Open)


"How do I look?" tanya gadis itu padanya, ketika mereka berpapasan di koridor itu.

"You looks amazing" sahutnya sambil tersenyum.

"Why don't you wear traditional clothes too like Taufik?" tanya gadis itu lagi.

"Well, long story short, I just feel that I'm not comfortable enough to wear it and become the center of attention tonight" sahutnya sambil tersenyum malu.

"But why? I think you will look amazing in that costume too" ujar gadis itu lagi, dengan nada heran.

"I just feel that kind of thing isn't for me, Ana" sahutnya lagi, sambil tersenyum penuh arti.

"Fine, then. But, to be honest, I think I'm going to need some help because of this costume. Oh my God, I don't know why I agreed to this. Clearly, I will always choose to wear my polo shirt over this" ujar gadis itu sambil menghela napas pelan, saat menunduk ke bawah menatap kain yang ia kenakan dan juga high heelsnya. Nampak menyesali pilihannya karena menerima tawaran untuk menjadi perwakilan atlet putri yang akan naik ke atas panggung dalam acara welcome dinner kali ini.

"Don't worry about it. If you need my help, I will help you" ujarnya.

"Really?" ujar gadis itu.

"Yeah" sahutnya segera. Membuat gadis itu tersenyum.

"I'm glad I have a friend like you, Hendra. Thank you" ujar gadis itu, terdengar lega.

"Anytime, Ana" balasnya.

Sesaat kemudian ia mendengar suara dari rombongan orang yang baru saja memasuki area itu, membuatnya menoleh ke arah suara. Ia bisa melihat wajah-wajah yang sangat ia kenal. Itu adalah rombongan atlet pelatnas Cipayung. Ia pun segera pamit pada Anastasia, hendak menghampiri teman-temannya.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang