43 - PML '09 (Part 7)

522 49 158
                                    

Ahsan baru saja membuka pintu kamar, namun tidak ada tanda-tanda Hendra di kamar itu. Sementara barusan juga ia tidak melihat ada Hendra di ruang tengah.

Kemana ya?

Ia pun memilih melangkah meninggalkan kamar, mencoba mengecek ke sudut lain rumah itu.

Ahsan baru saja masuk ke ruang tamu, ketika ia melihat pintu yang terbuka dan terlihat figur 2 orang yang sedang duduk di teras membelakangi pintu itu. Ia bisa melihat Hendra dan Hendrawan yang sedang memunggungi pintu. Nampak sedang mengobrol serius berdua.

Lagi ngobrolin apa ya mereka berdua?

Tapi karena Ahsan merasa ia sama sekali tak diundang untuk ikut dalam obrolan itu, ia memilih untuk melangkah kembali menuju ke kamar. Berniat untuk menunggu Hendra disana.



"Loh, belum tidur?"

Ahsan menurunkan buku yang tengah ia baca, ia menoleh ke arah pintu dimana Hendra baru saja muncul. Ia menatap seniornya itu yang sedang bersandar di kusen pintu sambil melipat kedua lengannya di dada.

"Iya koh, belum ngantuk" sahut Ahsan.

Hendra hanya mengangguk pelan, sambil tetap bersandar di kusen pintu itu.

"Tadi koko abis dari mana?" tanya Ahsan.

"Abis ngobrol sama koh Wawan" jawab Hendra.

"Ngobrolin apa?" tanya Ahsan lagi.

"Biasa, soal kerjaannya dia sebagai pelatih. Oh iya, sebentar, mau ke dapur dulu" ujar Hendra tiba-tiba, sambil mulai melangkah pergi.

Ahsan memandang ke arah pintu itu dengan alis yang tertaut.

Apaan sih?

Lagi-lagi, Hendra membawakannya segelas susu hangat lagi.

"Koh, saya bukan anak kecil" ujar Ahsan.

"Siapa juga yang bilang kalo kamu anak kecil?" tanya Hendra.

"Ya ini koko bikinin saya susu lagi sebelum tidur" jawab Ahsan.

"Kan bukan cuma anak kecil yang harus minum susu, Ahsan" ujar Hendra, dengan sedikit penekanan.

"Iya, sih. . .tapi kan. . ."

"Minum. Biar nyenyak tidurnya. Tadi kita abis kegiatan berat, takutnya kebawa mimpi lagi" ujar Hendra.

Ahsan menghela napas pelan. Nggak ada pilihan lain deh. Ia pun akhirnya menerima gelas itu, dan langsung meneguknya sampai habis.

"Coba tidur ya" ujar Hendra, sambil mulai melangkah lagi, hendak kembali ke dapur.

"Koh" gumam Ahsan.

"Iya?" sahut Hendra, sambil berhenti sesaat.

"Makasih" ujar Ahsan.

"Iya, sama-sama. Udah, tidur sana" balas Hendra. Ahsan langsung mengangguk.

Segera ditaruhnya buku itu dan ia pun langsung membaringkan diri.

Tak butuh waktu lama bagi Ahsan hingga akhirnya ia tertidur, begitu pun dengan Hendra yang tak lama setelah kembali dari dapur langsung membaringkan diri di sebelah Ahsan.

@@@

[PML '09. Day 6]

Mata cokelatnya tiba-tiba saja terbuka.

Tangannya otomatis langsung meraba ke bawah bantal, menarik keluar handphonenya. Terpampang dengan jelas angka 02.40 di layar itu. Ia menghela napas pelan, heran kenapa ketika dirinya sedang tertidur nyenyak, mendadak saja malah terbangun tanpa alasan yang jelas.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang