139 - Untold (Part 12)

201 27 109
                                    

(Maret 2011, All England)


From: Anastasia

Hi, Hendra. Are you free now?

I think I need to talk to you for a bit


Dan di sini lah mereka berada, di salah satu koridor yang ada di lantai dasar hotel itu. Tadi dirinya tengah berada di restoran, tengah berbincang dengan teman-temannya ketika pesan itu masuk ke handphonenya. Karena ia berpikir itu adalah hal yang sangat penting, maka Hendra memilih untuk menghampiri Anastasia yang menunggu di lobby hotel. Namun gadis itu malah mengajaknya untuk mengobrol di koridor ini. Maka mereka berdua pun mengobrol sambil berdiri, dengan Hendra bersandar pada dinding sementara Anastasia berdiri di hadapannya.

Ketika akhirnya ia bertanya pada gadis itu tentang apa yang ingin dibicarakan dengannya, ternyata gadis itu langsung to the point membahas soal cedera lutut yang dirinya derita. Gadis itu berkata dengan jujur bahwa sebaiknya mereka menyudahi dulu partneran mereka di ganda campuran hingga cedera lutut yang dirinya derita sudah benar-benar sembuh 100%. Dirinya mendengarkan baik-baik apa pertimbangan gadis itu, yang sepenuhnya berisikan kekhawatiran gadis itu soal kondisi dirinya yang terus memaksakan diri untuk tetap bertanding di 2 sektor sekaligus.

"But I'm okay, Ana. Even we can advance to the Semifinals, right?" ujarnya, berusaha meyakinkan gadis itu bahwa ia baik-baik saja.

"No, Hendra. You're not fine. I know it, and you know it too. Didn't you see in today's match? I made some errors in the second set and you start to feel pain in your right knee too. I can see it clearly because you can't jump higher than usual" ujar gadis itu dengan ekspresi serius.

Dirinya memilih tak langsung mengatakan apa pun. Ya, memang benar di pertandingan Semifinal tadi siang saat pertandingan memasuki set kedua ia mulai merasakan nyeri di lutut kanannya lagi. Lumayan sakit. Makanya ia tak bisa bergerak selincah di set pertama. Sayangnya Anastasia pun sepertinya mulai kelelahan, membuat mereka berdua beberapa kali melakukan kesalahan dan defense mereka jadi tidak semaksimal di set pertama. Hingga akhirnya mereka pun gagal memenangkan pertandingan hari ini.

"Just. . .don't be stubborn, Hendra. You will ruin your own career if you keep pushing yourself too hard like this. Please, be easy on yourself" gadis itu menatapnya dengan ekspresi khawatir.


Dirinya memilih menatap sepatunya selama beberapa saat. Sesungguhnya sejak ia retired di pertandingan Super Series Finals 2 bulan lalu, ia sempat menimbang-nimbang apakah ia akan memilih untuk absen beberapa waktu dari pertandingan atau memilih untuk tetap melanjutkan bertanding dan mengusahakan menyembuhkan lututnya perlahan. Tapi ketika ia membayangkan jika harus memilih absen beberapa waktu, ia takut dirinya akan banyak kehilangan point sementara tahun depan ada Olimpiade London. Ia ingin bisa lolos kualifikasi Olimpiade, dan itu artinya ia harus mempertahankan rankingnya. Mempertahankan ranking berarti ia tak boleh banyak kalah apa lagi banyak absen. Makanya ia ambil pilihan kedua untuk tetap melakoni pertandingan dan berusaha semaksimal yang ia bisa untuk menyembuhkan cederanya sambil jalan. Itulah alasannya ia absen di Malaysia Open dan baru turun di Korea Open, memberikan waktu sejenak bagi lutut kanannya. Lagi pula ia juga memikirkan Anastasia, ia tak enak hati jika harus banyak absen dan berefek kepada Anastasia juga. Ia tahu gadis itu mencari partner mix baru lewat Vita karena memang serius ingin tetap bermain mix dan berharap bisa menemukan partner mix yang tepat yang bisa membantunya untuk sering meraih podium. Toh, setelah absen satu turnamen, Hendra sempat merasa jika lutut kanannya lebih baik kondisinya dibandingkan saat dirinya bertanding di Super Series Finals.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang