Setelah pengumuman tim preliminary Thomas dan Uber Cup, hampir seluruh anggota yang terpilih mengikuti latihan pemusatan di pelatnas Cipayung setiap hari. Hanya beberapa orang saja yang tidak ikut, seperti Hendra dan Kido yang masih tak terlihat juga hingga seminggu setelahnya.
Namun, meskipun sudah seminggu sejak pengumuman itu baik Kido maupun Hendra sama-sama tak menunjukkan tanda-tanda akan mengikuti latihan di Cipayung. . .tetap saja alam bawah sadar Ahsan masih tak menyerah.
Sekeras apapun Ahsan mencoba mengalihkan pikirannya yang sering kali membayangkan dan hatinya yang selalu mengharapkan melihat Hendra tiba-tiba muncul dari arah pintu hall latihan pelatnas, tetap saja pikiran dan hatinya sama-sama tak mau menyerah.
"Lo ngapain sih San sering noleh ke arah pintu masuk terus?" tanya Bona, yang hari ini berpatner dengan Age dan menjadi lawan sparing Ahsan dan Alvent.
"Hm? Gapapa" sahut Ahsan buru-buru, lalu segera mengambil botol minum yang masih ada di dalam tas raketnya.
Bona menoleh pada Alvent, yang nampaknya sadar juga dengan apa yang Ahsan lakukan namun hanya bisa menggerakkan bahunya pada Bona, sama-sama tidak paham.
Selain menjalankan program latihan teknik dan fisik yang diberikan oleh pelatih, anggota tim preliminary juga diberikan game-game kecil di sela-sela latihan mereka, dengan tujuan untuk mempererat bonding mereka. Game-game kecil ini juga sekaligus melatih kemampuan refleks mereka. Salah satunya adalah dengan cara mereka berbaris berhadapan dengan teman mereka, lalu pelatih akan menaruh sebuah bola di tengah-tengah mereka. Ketika diberi aba-aba, maka salah satu dari mereka harus menjadi yang paling cepat untuk mengambil bola tersebut. Namun, sebelum aba-aba, mereka yang saling berhadapan diharuskan mengobrol satu sama lain selama beberapa saat. Tiap kali permainan diulang kembali, mereka akan berhadapan dengan orang yang berbeda lagi. Sehingga pada akhirnya, mereka akan mengobrol dengan semua orang yang ada dalam tim preliminary itu. Kebanyakan obrolan yang dilakukan adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkisar tentang hobi, makanan dan minuman favorit, genre film dan sejenisnya. Semacam pertanyaan yang kita lontarkan ketika kita berusaha untuk mengenal seseorang, mencoba mencari kesamaan satu sama lain.
"Eh San, kalo film kamu suka genre apa?" tanya Greysia, ketika ia mendapat giliran berdiri di hadapan Ahsan.
"Film? Film action sih paling. Kalo kamu Grey?" sahut Ahsan.
"Aku suka genre action sama horror sih" balas Greysia sambil tersenyum.
"Wah, film horror luar apa indonesia nih?" tanya Ahsan.
"Lebih seneng luar sih, tapi kalo ada film horror indonesia yang bagus, boleh juga sih" jawab Greysia.
Tiba-tiba saja mereka mendengar aba-aba, membuat tangan mereka cepat-cepat berusaha meraih bola yang ada di hadapan mereka. Namun Greysia kalah cepat dengan Ahsan.
"Aduh, dikit lagi padahal" keluh Greysia, sambil tertawa. Ahsan balas nyengir padanya.
"Kapan-kapan kita nonton bareng ya San" ujar Greysia, sambil bergeser ke arah samping, berhadapan dengan orang berikutnya.
"Boleh" sahut Ahsan, sambil mengangguk.
Sebelum orang berikutnya bertanya pada Ahsan, mendadak saja alam bawah sadarnya mulai berulah lagi.
Koko suka genre film apa? Suka makanan apa? Suka minuman apa?
Koko hobinya apa? Punya olahraga lain yang disuka selain badminton?
Koh. . .koko udah punya pacar belum?
Ahsan cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Berusah mengusir pikiran-pikiran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fiksi Penggemar"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...