Ahsan, Alvent, Taufik dan seluruh pendukung tim Indonesia di tribun langsung bersorak gembira begitu shuttlecock itu dinyatakan masuk. Ahsan berseru "Yeeeeesss!!!" dengan sepenuh hati, kemudian langsung bertepuk tangan seperti suporter yang lain. Akhirnya, perjuangan keras kedua seniornya itu membuahkan hasil yang luar biasa. Lagi-lagi, Kido dan Hendra membuktikan bahwa perjuangan keras tak mengkhianati hasil. Ahsan merasa kagum pada kedua seniornya itu. Mereka berdua benar-benar selalu menginspirasi para junior mereka dengan ketekunan dan kesabaran mereka.
Di lapangan itu, begitu shuttlecock mendarat di lapangan lawan tanpa bisa diselamatkan, Hendra langsung melangkah berbalik sambil mengepalkan tangan kirinya. Merayakan kemenangannya. Sementara Kido seperti biasa, menjatuhkan dirinya di lapangan, berseru penuh kelegaan dan juga bahagia. Hendra segera menghampiri partnernya itu, menjabat tangannya dan membantunya untuk berdiri. Sigit langsung menghampiri mereka berdua sambil mengangkat kedua tangannya, merasa lega dan bahagia melihat kemenangan kedua mantan anak didiknya itu. Ia langsung memeluk keduanya, mereka bertiga berpelukan beberapa saat hingga Kido kembali hampir terduduk lagi. Setelahnya Hendra dan Kido segera melangkah menuju ke arah net, sambil melakukan tos, kemudian menyalami dan berpelukan sekilas dengan lawan mereka.
Mereka berdua mulai melangkah menuju ke arah tas mereka sambil mengangkat kedua tangan mereka dan memberikan applause untuk menghormati para pendukung yang hadir di tribun hari ini. Kemudian mereka segera di arahkan untuk bersiap-siap sebelum acara podium dimulai.
"Kis, akhirnya. . .kita berhasil menang, Kis. Emas Asian Games pertama kita" ujar Kido, sambil tersenyum lebar kepada Hendra.
"Iya, Do. Emas Asian Games pertama kita. Ternyata kita berhasil, Do" sahut Hendra sambil tersenyum simpul.
"Makasih ya, Kis. Padahal lutut lo lagi sakit gitu" ujar Kido lagi.
"Sama-sama, Do. Makasih juga udah bantu saya cover lapangan di saat saya agak kesulitan ambil bola" ujar Hendra, sambil mengangguk.
Mereka berdua saling rangkul dengan erat, sambil menepuk-nepuk punggung masing-masing. Merasakan euforia kemenangan itu yang masih mengalir deras di dalam diri mereka. Kido masih tidak menyangka mereka sukses mendapatkan medali Emas, karena ia sudah berusaha mengikhlaksan bahkan sejak kemarin. Tapi memang, pertolongan Allah bisa hadir di saat-saat tak terduga.
Sama seperti hari ini, ketika ia sudah benar-benar ikhlas jikalau ia dan Hendra tak ditakdirkan untuk membawa pulang medali Emas.
Allah malah membukakan jalan kemenangan bagi mereka.
Sambil terus melangkah bersama Hendra, dalam hati Kido mengucap beribu-ribu syukur di dalam hatinya.
Alhamdulillah, terima kasih banyak ya Allah.
@@@
"Koh Hendra! Bang Kido!"
Mereka berdua nyengir sekilas melihat junior mereka yang tengah melambaikan tangan penuh semangat ke arah mereka berdua dengan senyuman lebar.
Laki-laki bermata cokelat itu terus melambaikan tangannya hingga akhirnya jarak mereka berdua sudah cukup dekat dengannya.
"Bang Kido, Koh Hendra selamat ya buat medali emasnya! Kalian keren banget!" Ahsan langsung merangkul keduanya, sambil melompat-lompat kecil kegirangan.
Membuat Hendra dan Kido tak bisa menahan dengusan geli mereka ketika melihat betapa antusiasnya Ahsan.
"Iya, makasih ya San" sahut mereka berdua, ketika Ahsan melepas rangkulan itu dan tersenyum kepada mereka.
"Selamat juga ya San, selamat ya koh Alvent buat medali perunggunya" ujar Kido, pada Ahsan dan Alvent. Ahsan langsung tersenyum lebar sementara Alvent hanya mengangguk kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...