Sementara itu, Hendra dan Kido berhadapan dengan Lee Yongdae dan Jung Jaesung di pertandingan Semifinal mereka. Hendra dan Kido berhasil menguasai set pertama dengan keunggulan yang cukup dominan dengan skor 21-15. Namun di set kedua, Jaesung dan Yongdae membalik keadaan dan membalaskan kekalahan mereka di set sebelumnya dengan skor 13-21. Hingga akhirnya di set ketiga mereka berempat bertarung dengan semangat yang sangat berapi-api, saling membalas point terus menerus sehingga skor mereka berkejaran dengan ketat hingga berhenti sejenak di interval ketiga dengan skor 11-10 untuk Hendra dan Kido. Selepas interval ketiga, kedua pasangan itu sama-sama melakukan kesalahan sehingga saling memberikan point untuk satu sama lain. Hingga akhirnya Hendra dan Kido berhasil menjauhkan angka dan memimpin sebanyak 4 point di skor 17-13. Namun setelahnya pasangan Korea Selatan itu membalas dengan 2 point beruntun, membuat skor menjadi 17-15. Kedua pasangan itu kembali saling berbalas point, skor menjadi 18-16. Tiba-tiba saja Yongdae dan Jaesung terus menerus mengincar Hendra. Untungnya Hendra bisa mengembalikan drive dan smash mereka, hingga mendadak saja Hendra tahu-tahu langsung maju ke depan Kido, memotong bola yang diarahkan kepada Kido oleh Jaesung secara mendadak. Yongdae yang mengcover di pojok belakang Jaesung, mengembalikan pukulan Hendra dengan cepat dan ternyata bola yang dipukul olehnya terjatuh di luar garis tepi. Skor sekarang 19-16. Mereka kembali berkejaran point hingga skor mencapai 20-18. Match point untuk Hendra dan Kido. Yongdae melakukan serve, yang langsung dikembalikan oleh Kido. Hingga akhirnya terjadi adu drive antara Hendra dan Yongdae. Dan akhirnya Yongdae melakukan kesalahan karena pukulannya terlalu pendek, menyebabkan shuttlecock itu menyangkut di net. Kido langsung merebahkan dirinya di lapangan sambil berseru senang. Kemudian bangkit dan menghampiri Hendra, yang sudah lebih dulu menghampiri mas Sigit. Memeluknya sekilas, kemudian melangkah bersama menghampiri lawan untuk bersalaman.
Ketika mereka melangkah menghampiri tas mereka, Hendra menghembuskan napas lega. Merasa bersyukur karena mereka berhasil melewati babak Semifinal ini, berhasil melanjutkan langkah mereka ke babak Final. Mereka berhasil melanjutkan tradisi Ganda Putra Indonesia melaju ke babak Final di ajang multievent seperti ini. Meskipun ia agak sedih juga karena Ahsan dan Alvent harus terhenti langkahnya lebih dulu di babak Semifinal hari ini, membuat mereka tak jadi bertemu di pertandingan Final besok.
@@@
Ahsan baru saja hendak keluar dari kamar bersama dengan Alvent, mereka berniat untuk pergi ke area restoran hotel itu untuk makan malam, ketika mereka melihat pintu kamar Hendra dan Kido yang berseberangan persis dengan kamar mereka berdua terbuka lebar. Ahsan dan Alvent sama-sama bisa mendengar suara beberapa orang yang tampaknya sedang mengunjungi kamar Hendra dan Kido.
"Ada siapa ya?" tanya Alvent, sambil berusaha mengidentifikasi suara siapa yang sedang terdengar berbicara dengan Hendra dan Kido.
"Nggak tau deh, koh. Kita liat aja yuk" ajak Ahsan, yang agak penasaran juga. Akhirnya mereka berdua pun langsung menyeberangi koridor itu.
Saat mereka berdua memasuki kamar itu, mereka bisa melihat ternyata fisioterapis dan dokter tim lah yang sedang mengunjungi kamar Hendra.
"Loh? Si Jangkis kenapa?" tanya Alvent yang kaget saat melihat fisioterapis dan dokter tim mengelilingi Hendra yang sedang duduk di atas kasur sambil bersandar di kepala tempat tidur.
"Lututnya cedera" sahut dokter tim mereka, yang tengah memasangkan perban ke lutut kanan Hendra.
"Hah? Cedera? Kok bisa?" sahut Ahsan kaget, matanya langsung terfokus pada lutut yang sedang dibalut perban itu. Bahkan matanya bisa melihat dengan jelas perbedaan pada lutut kanan yang sedang diperban dengan lutut kiri Hendra, yang mana lutut kanannya terlihat bengkak.
"Soalnya mereka tanding nggak berhenti dari Eropa, hanya jeda sekian hari habis itu berangkat kesini kan. Belum lagi jeda sekian hari itu mereka latihan terus, nggak ada istirahatnya sama sekali. Dan pasti lututnya sudah mulai terasa nggak nyaman dari sebelum pertandingan kemarin-kemarin kan?" ujar dokter itu sambil menatap Hendra, menodong jawaban darinya. Hendra hanya nyengir sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...