Selama beberapa saat Ahsan menatap Hendra dengan ekspresi benar-benar terkejut, membuat Hendra tersenyum geli lagi karena melihat ekspresi Ahsan. Hingga akhirnya Ahsan mulai berpikir dan berusaha mengingat beberapa pertandingan ke belakang yang diikuti olehnya. Saat turnamen seminggu lalu di Singapore Open ia sama sekali belum menyadari jika tidak ada Anastasia di antara semua atlet yang mengikuti turnamen itu. Ia baru benar-benar menyadari ketidak hadiran Anastasia saat welcome dinner beberapa hari lalu. Memorinya pun ia paksa mundur ke beberapa bulan lalu. Setelah All England di pertengahan bulan Maret ia dan Bona mengikuti Swiss Open tapi Hendra dan Kido tidak. Lalu turnamen berikutnya yang ia ikuti adalah India Open. Tapi seingatnya waktu itu Hendra dan Kido mengikuti turnamen yang berbeda, yakni Badminton Asia Championship. Baru setelah turnamen di bulan April itu, mereka bertemu kembali di turnamen yang sama. . .di turnamen Malaysia Grand Prix Gold pada awal bulan Mei.
"Waktu di Malaysia Grand Prix Gold itu koko. . ." ujar Ahsan pada akhirnya, namun Hendra langsung menggelengkan kepalanya.
"Pas di Malaysia juga saya udah nggak main rangkap, San. Makanya di Singapore Open pun ya saya cuma main sama Kido aja kan. Emang kamu nggak ngeh selama di Singapura saya cuma tanding di 1 sektor aja?" tanya Hendra.
Ahsan merespon dengan gelengan kepala dan ekspresi polos yang sangat jujur, membuat Hendra langsung mendengus geli.
"Ya itu, San. Pas All England itu jadi turnamen terakhir saya main rangkap. Sebenernya saya sih mau tetep lanjut, tapi. . ." ujar Hendra, kemudian menghela napas sesaat.
"Tapi?" pancing Ahsan.
"Kaki saya. Nggak tau kenapa waktu itu kadang masih suka kambuhan, San. Makanya akhirnya Anastasia pun nyuruh saya buat fokus nyembuhin kaki dulu. Katanya dia kalo nanti kaki saya udah bener-bener sembuh, baru nanti main rangkap lagi" sahut Hendra.
Ooh. . .jadi karena disuruh Anastasia ya. . .
"Ooh. . .jadi karena dinasehatin sama Anastasia nih koko baru nurut? Nggak keras kepala lagi" Ahsan berusaha mengucapkan kalimat itu dengan nada yang senetral mungkin, meskipun sebenarnya ada rasa panas yang memenuhi hatinya lagi tiap kali Hendra menyebut nama gadis berambut pirang itu lagi.
"Nggak sih. Sebenernya dari masa persiapan sebelum turnamen pertama, saya juga udah sempet mikir-mikir mau absen main rangkap dulu. Tapi saya juga mikirin Anastasia, agak nggak enak juga kalo tiba-tiba saya batalin buat nggak jadi main di turnamen yang udah saya daftarin bareng dia. Saya mikirnya mungkin sambil turnamen berjalan, pelan-pelan kaki saya bakalan baik-baik aja. Ternyata masih kambuhan juga" ujar Hendra, dengan sebuah cengiran sekilas. Membuat Ahsan menggelengkan kepala.
"Ternyata malah Anastasia yang bilang buat stop main rangkap dulu. Dia udah sempet nanyain ke saya sih yakin apa nggak mau lanjutin main rangkap waktu di Korea, karena pas latihan sempet berasa agak nyeri. Tapi saya bilang lanjutin dulu deh, tanggung. Dan saat itu juga kan udah daftar buat All England juga. Makanya, pas di All England dia ngajak saya ngobrol soal masalah itu lagi. Dia sendiri yang dengan tegas bilang kalo dia nggak mau main dulu kalo kondisinya saya agak maksain kayak kemaren-kemaren itu. Ya karena Kido juga sebenernya udah ngomelin saya juga sih karena masih maksain main rangkap dan Anastasia juga bilang buat istirahat main rangkap dulu, ya. . .berarti emang saya harus jalanin apa yang dari awal tahun saya pertimbangin. Untuk stop dulu main rangkap" ujar Hendra, sambil kembali menatap ke arah Ahsan.
"Terus sekarang kaki koko?" tanya Ahsan.
"Sekarang ini udah jarang banget berasa nyeri kok" jawab Hendra, sambil tersenyum khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...