Tapi secepat itu pula aura dingin itu menggantikan aura hangat yang sebelumnya sempat hadir, dalam waktu yang singkat pula entah kenapa ada perasaan aneh yang langsung mendesak hendak keluar dari dalam diri Ahsan. Dan Ahsan berusaha keras untuk menekan perasaan aneh yang tidak ia sukai itu.
"Masih kok koh" sahut Ahsan, sambil menatap cup McFlurry nya dan mulai menyendok es krim itu lagi.
"Tapi kok kayaknya saya udah nggak pernah liat gelang yang waktu itu kamu pake" ujar Hendra lagi.
Selama sesaat Ahsan menghentikan gerakan tangannya yang hendak menyuapkan es krim itu ke mulutnya lagi. Berhenti selama beberapa detik, sebelum akhirnya langsung mengarahkan sendok es krimnya ke dalam mulutnya.
"Gelangnya ilang, koh. Waktu saya jatoh dari pohon" ujar Ahsan pelan, sambil tetap agak menunduk, menatap fokus pada cup McFlurry nya.
"Ooh, ilang pas jatoh waktu itu. Saya kira karena kamu udah nggak suka pake gelang lagi" sahut Hendra. Ia bisa melihat Ahsan menggelengkan kepala pelan.
Ketika Hendra kembali menikmati kentang gorengnya lagi, tiba-tiba saja Ahsan bersuara.
"Bukannya malah koko ya yang udah nggak mau pake gelang dari saya lagi?"
Hendra langsung mengangkat wajahnya lagi, menatap Ahsan yang kini tengah memandang ke luar jendela.
Hendra mengernyitkan dahinya sesaat.
"Nggak kok. Kenapa kamu bisa mikir kayak gitu, San?" tanya Hendra bingung.
"Koko juga udah nggak pernah pake gelang lagi kan" sahut Ahsan, masih tak menoleh ke arahnya.
"Oh, itu. . .sebenernya kejadiannya hampir mirip sama kamu, San. Gelang yang punya saya juga ilang, langsung dua-duanya di hari yang sama. Dan. . .entah kamu bakalan percaya apa nggak, kalo saya nggak salah inget. . .ilangnya itu di hari yang sama pas kamu jatoh dari pohon. Tapi kalo saya ilangnya karena nyaris keserempet mobil waktu nolongin junior di klub saya" ujar Hendra.
Ahsan langsung menoleh kembali ke arah Hendra tiba-tiba, ekspresinya nampak terkejut.
"Kamu mau denger ceritanya?" tanya Hendra. Ahsan mengangguk pelan.
Ia pun segera menceritakan insiden waktu itu, ketika ia berusaha menyelamatkan salah satu juniornya di klub Jaya Raya yang hampir saja tertabrak mobil. Untungnya ia masih sempat meraih anak itu dari tengah jalan meskipun mereka berdua jadi terjatuh di tepi jalan dan bergesekan dengan tanah selama beberapa saat. Ia menceritakan pada Ahsan bahwa ia baru sadar gelang di kedua pergelangan tangannya sudah tak ada ketika mereka kembali ke dalam gedung Jaya Raya untuk mengobati luka lecet mereka. Ia berkata bahwa ia sudah mengecek ke tempat mereka jatuh, namun ia tak menemukan keberadaan gelang itu, yang Hendra duga mungkin terlepas di aspal dan mungkin sudah terlindas oleh kendaraan yang lewat dan terbawa entah ke mana. Hendra pun melanjutkan ceritanya bahwa dari sana, ia dan Kido memutuskan untuk mampir di sebuah restoran. Memajukan jam makan malam mereka sekaligus Hendra berusaha menenangkan dirinya sedikit karena efek adrenalin yang sempat menguasainya setelah menyelamatkan juniornya itu.
Dan setelahnya, ketika mereka baru saja selesai menghabiskan makanan mereka, Kido menerima telepon dari Bona yang mengabari bahwa Ahsan terjatuh dari pohon dan sedang berada di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...