123 - Sudirman Cup 2011 (Part 4)

264 30 42
                                    

[Malam setelah babak penyisihan grup]


Mereka bertiga baru saja kembali ke kamar hotel mereka setelah selesai makan malam bersama di restoran hotel. Rasanya sedikit lega setelah akhirnya mereka berhasil memenangkan pertandingan hari ini dari Malaysia meskipun hanya dengan kedudukan 3-2. Paling tidak mereka berhasil menang dan memiliki jumlah kemenangan lebih banyak dari tim Malaysia, pikir Ahsan. Kini mereka bertiga tengah bercengkrama santai di kamarnya. Dirinya tengah bersandar dengan santai pada tumpukan bantal yang menyangga punggungnya, sementara Bona dan Tontowi tengah duduk bersila di lantai kamar dengan papan Ludo terbentang di hadapan mereka. Tontowi tengah menjalankan bidak Ludo nya sementara Bona, sambil menunggu Tontowi menjalankan bidaknya, memilih untuk memperhatikan layar handphonenya dengan sangat serius.


"Heh, buruan lo jalan. Malah asik ngeliatin hape mulu. Chattingan sama siapa sih?" tanya Tontowi, sambil berusaha mengintip layar handphone Bona dari atas dengan cara menegakkan posisi duduknya.

"Apaan sih? Orang gw bukan lagi chattingan" sahut Bona, sambil membalikkan handphonenya lalu mengocok dadunya dan menjalankan bidaknya.

"Ya terus kalo emang lagi nggak chattingan ngapain itu handphone lo dibalikin gitu naruhnya" tunjuk Tontowi pada handphone Bona yang diletakkan dengan posisi terbalik dan ditindih oleh pahanya.

"Ya suka-suka gw lah" balas Bona, kemudian kembali mengecek handphonenya lagi setelah selesai menjalankan bidaknya.

"Nggak usah galak-galak kali jawabnya, gw kan nanyanya biasa aja" sahut Tontowi sambil memutar bola matanya.


Ia pun memilih untuk mengocok dadunya sedikit lebih lama, berharap angka yang keluar bisa lebih bagus supaya bidaknya bisa mengejar bidak milik Bona. Ketika ia melempar dadunya ke atas papan Ludo, baru saja dirinya merasa senang saat melihat angka besar yang tertera pada dadu itu, tiba-tiba saja. . .


"Anjirlah!" seru Bona mendadak sambil menggebrakkan tangannya tanpa sadar ke atas papan permainan Ludo itu. Membuat bidak-bidak dan kedua dadu yang ada di atas papan itu berserakan ke segala arah.

"Bon! Apa-apan sih lo? Mental semua nih!" tegur Tontowi kesal. Namun Bona tak menggubrisnya karena matanya masih terpaku ke arah layar handphonenya.

"Apaan sih?" ujar Ahsan heran, sambil mulai duduk dengan posisi tegak. Sedikit terkejut juga karena mendadak saja Bona langsung berseru mendadak sambil menggebrakkan tangannya.

"Ini. . .media tuh maunya apa sih? Kita udah menang loh hari ini. Tapi masih aja diberitain yang nggak-nggak!" seru Bona kesal, sambil mengangkat wajahnya dan memandang kedua sahabatnya.

"Hah? Berita apaan?" sahut Tontowi bingung.

"Lo cek aja pake handphone lo sendiri. Sumpah deh, ngeselin banget" lanjut Bona, benar-benar masih tak habis pikir.


Tontowi yang sudah terlanjur penasaran dengan apa yang dimaksud oleh Bona, segera mengeluarkan handphonenya dari saku jeansnya dan segera mencari berita yang Bona maksud. Dalam sekejap saja layar handphonenya dipenuhi oleh beberapa baris judul berita.


"Tim Indonesia gagal menang telak dari Malaysia pada babak penyisihan grup. PBSI: Kami..."

"Tidak diperkuat oleh Taufik Hidayat, Hendra Setiawan, Markis Kido, dan Liliyana Natsir: Tim Indonesia kesulitan"

"Indonesia harus tertatih untuk menjadi juara grup setelah menang tipis dari Malaysia"

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang