77 - Fire

420 48 217
                                    

[Singapore Open, Juni 2010]

Setelah perhelatan Thomas & Uber Cup, semua atlet pelatnas Cipayung kembali menjalani rutinitas latihan mereka lagi seperti biasa. Fokus mengasah teknik dan juga skill mereka lagi, terus melakukan progres demi progres untuk diri mereka masing-masing, sebelum akhirnya mereka mulai diberangkatkan kembali di turnamen individu yang diadakan pada bulan Juni. Ahsan, Bona, Yonathan dan Rian diberangkatkan ke turnamen individu mereka yang selanjutnya yaitu Singapore Open pada pertengahan Juni. Seperti biasa juga, begitu tiba di Singapura mereka berempat menyempatkan diri bertemu dengan senior-senior mereka untuk makan siang bersama sebelum latihan di sore hari.

"Eh iya, Kojeng kemana? Kok nggak keliatan?" tanya Bona, ketika menu makanan yang mereka pesan sudah datang.

"Hm, ketinggalan berita ini anak. Adek mu belum dikasih tau ya Do?" ujar Alvent dengan senyuman penuh arti.

"Belum lah, kan baru sempet ketemunya juga pas disini. Belum sempet cerita" sahut Kido, sambil nyengir pada Alvent.

"Berita apaan sih? Kok senyumnya pada kayak gitu?" ujar Bona, sambil menatap curiga. Karena kakaknya dan kedua seniornya yang lain memasang senyum yang mencurigakan.

"Tau, berita apaan sih? Kok ekspresinya pada mencurigakan gini" sahut Ahsan, yang baru saja menuangkan saos ke piringnya.

"Kasih paham, Do. Kasih paham" timpal Age, sambil mulai melahap makan siangnya.

"Iya, jadi begini adek-adekku yang kuper. . .yang tinggalnya pada di dalem goa. Itu si Jangkis kan punya gandengan bule sekarang" ujar Kido, dengan senyuman penuh arti.

Baik Ahsan dan Bona langsung tersedak secara bersamaan begitu mendengar kata "gandengan bule" yang diucapkan oleh Kido. Ahsan tersedak karena menelan makanannya terlalu cepat yang tadi ia tambahkan saos cukup banyak, sementara Bona tersedak karena meneguk jus jeruknya terlalu cepat. Sontak ketiga senior itu langsung tertawa melihat respon mereka berdua.

"Biasa aja kali, sampe pada keselek gitu" ujar Age, setelah berhasil menghentikan tawanya.

"Tau, udah kayak denger kabar apaan aja deh" timpal Alvent, dengan senyuman jahil.

"Minum dulu coba, San. Minum dulu" ujar Kido, ketika melihat Ahsan yang masih terbatuk sambil memukul-mukul dadanya.

Gandengan bule? Maksudnya. . .pacar bule gitu?

"Maksudnya gandengan bule tuh. . ." ujar Ahsan, sambil masih mengusap-ngusap dadanya.

"Itu loh, si Jangkis kan di turnamen ini nyoba main mix. Dia pasangan sama cewek Rusia. Namanya. . .eh siapa namanya? Kok jadi lupa" ujar Alvent, sambil berusaha mengingat lagi.

"Anastasia Russkikh. Sebelumnya juga pernah pasangan sama bang Flandy kok" timpal Age.

"Nah iya, itu dia" sahut Alvent.

"Ya sebenernya bukan cuma Jangkis aja sih yang nyoba main mix, gw juga nyoba sih disini. Cuma ya sama pemain Indo juga, si Lita. Cuma tau tuh si Jangkis keren banget emang, bisa banget dapetnya sama yang bule" ujar Kido, sambil nyengir.

"Ya itu kan yang ngenalin ci Vita, Do. Gw diceritain sama ci Vita, katanya si Anastasia nya nanya duluan ke dia, ada anak Indo yang bisa diajak main mix nggak? Waktu itu juga ci Vita bingung kan, soalnya tau sendiri deh disini kan kalo anak-anak pelatnas nggak mungkin main mix yang 'gado-gado' macem gitu. Terus tiba-tiba aja ci Vita langsung kepikiran si Jangkis, soalnya dia mikir kayaknya cuma Jangkis yang kemungkinan mau nyoba tantangan baru. Dan ternyata pas ditawarin, si Jangkis beneran ngeiyain. Ya udah deh" ujar Age panjang lebar.

"Ya iyalah Ge diiyain, siapa sih yang nggak mau kalo dikenalin sama cewek bule? Cakep pula" sahut Alvent, membuat Age ikut tersenyum geli.

"Ooh. . .ya tapi kan cuma karena main mix. Dikira gandengan tuh maksudnya ya lagi deket gitu" sahut Bona, sambil menggelengkan kepala heran.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang