06 - Down

493 48 45
                                    

[Sebelum Denmark Open 2008]

Baru saja kemarin ini dia dan Bona mendapatkan banyak ucapan selamat dari teman-teman mereka di pelatnas untuk podium dan medali pertama mereka. Dalam sekejap saja mereka tahu-tahu sudah berangkat ke turnamen selanjutnya, yaitu China Master. Sayangnya, mereka belum berhasil mendulang kesuksesan yang sama. Langkah mereka terhenti di Quarter Final, kalah oleh Hendra dan Kido. Tapi untuk Ahsan sendiri, ia merasa tidak terlalu berkecil hati ketika kalah oleh mereka berdua, mengingat untuk saat ini mereka memang ganda putra terbaik dunia.

Lagi pula, kalau dipikir-pikir nasib mereka berempat seperti roda. Kemarin di Jepang Hendra dan Kido yang harus menelan kekecewaan karena harus terhenti di Quarter Final, sekarang gantian dirinya dan Bona yang harus menghadapi itu. Hanya saja bedanya, di turnamen ini Hendra dan Kido sukses mendapat emas. Dan tentunya Ahsan mengucapkan selamat kepada mereka dengan tulus, tiap kali mereka menang di tiap babak. Termasuk ketika ia kalah dari mereka.

"Makasih, San. Kamu juga mainnya bagus hari ini, makin rapi" balas Hendra, ketika Ahsan menyalaminya.

Selesai dari China Master, mereka kembali fokus berlatih. Melakukan persiapan untuk turnamen-turnamen berikutnya, terutama untuk Denmark Open yang jaraknya paling dekat.


Namun tiba-tiba saja, semesta masih mau mempermainkannya.

Atau paling tidak, itulah yang ia pikirkan.


Hari ini, secara mendadak, ia dan Bona dipanggil ke ruangan pelatih.

"San, Bon. . .kalian nggak jadi kita kirim ke Denmark Open" ujar koh Aryo, to the point.

Rasanya seperti hatinya ditusuk oleh pedang yang tak terlihat.

Kalau saja ia bisa dan diperbolehkan untuk berteriak saat itu juga, ia ingin sekali meneriakan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya.

Sekalipun, ia tahu, apa jawaban yang sudah pasti akan keluar dari pelatihnya.

"Tapi untuk pertandingan sisanya, kalian bakalan dikirim" lanjut koh Aryo lagi.

Ahsan hanya tersenyum kecut. Namun tidak berkata apa-apa bahkan hingga keluar dari ruangan pelatih.

Ketika mereka baru saja keluar dari ruangan itu, Ahsan langsung berlari secepat kilat bahkan sebelum Bona sempat bertanya padanya.

@@@


Hendra terkejut saat membuka pintu kamar dan menemukan Kido sedang menghibur Bona, yang matanya agak sedikit memerah. Ia terdiam di ambang pintu, sedikit menyesali karena masuk ke kamar itu di waktu yang sepertinya kurang tepat.

"Gapapa, Kis. Masuk aja" ujar Kido, yang sadar Hendra merasa tidak enak.

"Masuk aja Kojeng" sahut Bona juga, tanpa gairah.

Hendra pun melangkahkan kakinya menuju kasur miliknya, dan meletakkan barang belanjaannya disana.

"Kamu kenapa, Bon?" tanya Hendra hati-hati.

"Itu. . .dia sama Ahsan mendadak ga jadi dikirim ke Denmark. Dibatalin mendadak hari ini" ujar Kido.

"Kok dibatalin?" balas Hendra bingung. Kido hanya mengangkat bahu.

"Paling gara-gara ranking kali, koh" sahut Bona, dengan nada getir.

Hendra terdiam sesaat. Ia lalu menghampiri Bona dan menepuk-nepuk bahunya.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang