"Jangkiiiissss!!!"
Sambil meneguk minumannya, Ahsan menoleh pada sumber kehebohan itu. Ia bisa melihat perempuan berambut pendek itu tiba-tiba saja memeluk Hendra dari belakang setelah sempat berlari kencang.
Sementara yang dipeluk hampir tersedak oleh minumannya sendiri, saking kagetnya ditubruk tiba-tiba.
"Duh, Ly. Jangan suka kayak gitu kenapa sih" keluh Hendra, sambil mengelap mulutnya dengan handuk.
"Biarin aja! Kan gw kangen pengen ngobrol sama lu, Kis" ujar perempuan itu dengan senyuman jahil, sambil tetap memeluk Hendra dari belakang.
Sebagian besar orang yang melihat tingkah mereka hanya tertawa. Namun Ahsan malah memperhatikan mereka berdua dengan seksama dalam diam. Perempuan berambut pendek itu, ia mengenalinya. Tentu, semua orang kenal dengannya. Dia adalah Liliyana Natsir, atau biasa dipanggil 'Butet'. Dia adalah salah satu senior Ahsan dari sektor ganda campuran dan ganda putri. Masuk ke pelatnas hampir di waktu yang berdekatan dengan Hendra, karena itulah yang membuat keduanya terbilang cukup dekat.
"Tet, lu ngapain disitu? Ayok kita mulai latihan lagi" seru Nova dari seberang lapangan.
"Iya, iya, mas Nova. Bentar kenapa sih, ga liat apa gw lagi kangen-kangenan sama Jangkis nih" sahut Liliyana, sambil menoleh ke arah Nova, namun tetap memeluk badan Hendra.
"Udah sana, udah ditungguin mas Nova juga. Saya juga bentar lagi mau mulai lagi ini sama mereka" ujar Hendra, sambil menunjuk pada Kido, Bona dan Ahsan.
"Ih, Jangkis pelit!" protes Liliyana, sambil menepak bahu Hendra.
"Ly" ujar Hendra, dengan penekanan. Liliyana balas cemberut, namun langsung melepaskan pelukannya.
"Yaudah iya, gw balik latihan dulu. Dadah Jangkis~" ujar Liliyana riang, sambil melambaikan tangan. Hendra membalas lambaian tangan itu sesaat.
Ketika pandangannya kembali tertuju pada teman-teman ganda putranya, ia bisa melihat senyuman aneh yang terpampang hampir di seluruh wajah teman-temannya.
"Kenapa?" tanya Hendra polos.
Senyuman aneh di wajah Kido, Alvent dan Luluk semakin jelas.
"Kayaknya bentar lagi ada yang bakalan punya gandengan nih" ujar Luluk dengan senyuman jahil.
"Iya nih, bentar lagi kayaknya kita bakalan dapet PJ" timpal Kido, sambil memainkan alisnya. Namun Hendra hanya tetap menatap mereka dengan ekspresi polos.
"Heh!"
Ahsan langsung mengaduh, karena dadanya tiba-tiba disikut. Ia menoleh ke samping, pada tersangka yang menyikutnya, yang tak lain adalah Bona. Ia bisa melihat partnernya itu memandangnya dengan bingung.
"Bengong aja! Latihan lagi kita" ujar Bona, yang langsung berdiri.
Ketika hendak berdiri Ahsan baru sadar kalau para seniornya yang tadi duduk di hadapannya telah beranjak ke lapangan, hanya dirinya saja yang masih duduk di posisi yang sama. Ia pun memilih langsung bangkit dari duduknya dan melangkah menuju lapangan.
Meskipun pikirannya sedang tidak ada di lapangan itu.
@@@
Ahsan masih serius sparing bersama Hendra di penghujung latihan di sore itu, ketika tiba-tiba saja Liliyana muncul dan langsung menarik Hendra ke pinggir lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...