37 - PML '09 (Part 1)

548 48 102
                                    

[PML '09. Day 1]


"Udah semua, San?" tanya Hendra, sambil menutup pintu mobil.

"Udah kok, koh" balas Ahsan, sambil memakai seat beltnya.

"Oke. Kita berangkat" sahut Hendra, sambil mulai memundurkan mobilnya.

Mereka memulai perjalanan menuju Pemalang sejak pagi hari, dengan alasan supaya tidak terlalu terburu-buru di perjalanan. Ahsan juga menawarkan pada Hendra untuk bergantian mengendarai mobil itu kalau-kalau Hendra mulai merasa capek jika hanya menyetir sendirian di perjalanan yang memakan waktu sekitar 7 jam lebih itu.

"Tenang aja, saya udah biasa kok nyetir sendiri sampe rumah" sahut Hendra santai.

Jujur saja Ahsan merasa sangat senang sekaligus agak gugup. Ia masih tidak menyangka jika Hendra benar-benar serius soal rencana mengajak dirinya ke kampung halamannya sebagai balasan Ahsan mengijinkannya ikut ke Palembang beberapa bulan lalu. Ahsan mengira ucapannya waktu itu tidak seserius ini.

Tapi ternyata Hendra benar-benar serius soal ucapannya. Ia menepati janjinya.

Hati Ahsan dipenuhi debaran atas antisipasi soal apa saja yang akan terjadi selama dirinya tinggal di kampung halaman seniornya itu.

Mereka tengah berhenti sejenak di rest area, untuk mengisi perut sejenak sambil meminum secangkir kopi. Ahsan sendiri hanya memilih memakan pop mie sementara Hendra memilih untuk memesan nasi.

"Kamu yakin cuma makan popmie aja?" tanya Hendra.

"Yakin koh. Lagi nggak terlalu laper soalnya" sahut Ahsan.

"Nanti kalo misal laper lagi tapi masih di jalan, bilang ya" ujar Hendra.

"Iya, koh" balas Ahsan.


From: Tontowi

San, lo dimana? Ini kok gw ketok kamar lo kosong.


From: Ahsan

Lagi pergi gw


From: Tontowi

Oh, oke deh


From: Tontowi

Eh, ini kok kamarnya koh Kis kosong juga?

Kalian lagi pergi berdua?

Ahsan langsung mengunci layar handphonenya lagi.


Owi mulai deh. . .


"Kenapa San?" tanya Hendra, saat melihat dahi Ahsan nampak mengernyit sesaat ketika mengecek handphonenya.

"Nggak kenapa-kenapa kok koh" sahut Ahsan, sambil mengantongi handphonenya kembali.

"Yakin?" ujar Hendra.

"Iya" balas Ahsan, sambil menoleh padanya.

Hendra masih mengamati ekspresi Ahsan, yang sekarang sudah terlihat biasa lagi.

"Jangan kebanyakan noleh ke samping, koh. Liatin jalanan yang bener" ujar Ahsan.

"Iya, Ahsan" sahut Hendra, sambil menghela napas pelan dan tersenyum sekilas. Matanya kembali terfokus ke depan lagi.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang