[Makan malam setelah fase grup tim Thomas]
Malam itu mereka semua memilih untuk makan malam di restoran hotel, mereka makan bersama-sama di sebuah meja besar yang sudah di setting khusus menyesuaikan jumlah anggota tim. Hendra tengah menikmati makan malamnya ketika ia melihat Ahsan yang duduk berjarak beberapa kursi darinya mendadak cepat-cepat bangkit dan setengah berlari meninggalkan meja itu. Hendra yang melihat gerak-geriknya yang mencurigakan itu, memilih untuk bangkit dari kursinya juga. Hendak meninggalkan meja itu.
"Mau kemana Kis?" tanya Kido, yang bingung melihat Hendra bangkit dan meninggalkan piringnya yang masih berisi makanan itu.
"Toilet" sahut Hendra asal, sambil mendorong kursinya lalu melangkah ke arah yang sama dengan yang Ahsan tuju.
Karena hanya sekitar semenit berselang, meskipun agak berjauhan, Hendra masih bisa mengikuti Ahsan yang masih berlari.
Ketika Ahsan membelok, ia bisa melihat tempat yang Ahsan tuju. Ternyata memang Ahsan masuk ke dalam toilet. Hendra sedikit ragu untuk melanjutkan langkahnya, namun karena ia sudah terlanjur meninggalkan mejanya. . .ia pun memilih untuk melangkah ke dalam toilet juga.
Ketika ia mendorong pintu toilet itu, ia bisa mendengar suara dari satu-satunya pintu kubikel toilet yang sedang tertutup.
Suara orang yang sedang muntah.
Hendra seketika terdiam di dekat wastafel.
Ahsan kenapa?
Hendra memutuskan untuk berdiam disana, menunggu. Hingga setelah beberapa saat, ia bisa mendengar suara flush toilet dan suara pintu toilet yang terbuka.
Beberapa detik kemudian, ia bisa melihat Ahsan yang baru saja muncul di dekat wastafel, baru saja mengangkat wajahnya dan terlihat terkejut.
"Koh" ujar Ahsan kaget.
"San, kamu kenapa? Kamu sakit?" tanya Hendra, sambil menghampirinya.
Ahsan kembali menundukkan kepalanya, melangkah menuju wastafel satunya. Ia memilih menyalakan keran dan berkumur disana, lalu membasuh mukanya.
"Nggak kok koh" sahut Ahsan pelan, sambil meraih tisu yang ada di dinding lalu mengelap wajahnya.
"San"
Sambil masih mengelap wajahnya, Ahsan memejamkan matanya sesaat. Ia merutuki kenapa bisa Hendra berada di toilet ini ketika dirinya sedang muntah. Sekarang ia jadi harus menghadapi berbagai pertanyaan dari Hendra.
"Beneran kok koh, saya gapapa" balas Ahsan, sambil membuang tisu itu ke tempat sampah.
Ahsan baru saja hendak melangkah meninggalkan tempat itu, namun Hendra segera menahan lengannya.
"San, jujur sama saya, kamu kenapa? Kamu sakit?" tanya Hendra lagi. Berusaha menghalangi Ahsan yang hendak pergi.
Ia bisa melihat juniornya itu menghela napas. Namun yang menjadi fokusnya bukanlah itu, melainkan wajah Ahsan yang terlihat pucat.
"Saya nggak sakit koh, saya gapapa" jawab Ahsan.
"Kalo kamu nggak sakit, kenapa muntah? Kamu keracunan makanan?" tanya Hendra lagi.
"Nggak koh. Saya nggak keracunan makanan" jawab Ahsan lagi.
"San" ujar Hendra penuh penekanan, ketika Ahsan berusaha melepaskan tangannya yang memegangi lengan Ahsan.
"Koh, bisa nggak sih nggak usah khawatirin saya? Saya nggak apa-apa, koh" ujar Ahsan, kali ini akhirnya menatap langsung pada Hendra.
Ketika matanya menatap mata cokelat Ahsan, ia bisa melihat sorot mata Ahsan sangat berbeda dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...