[PLM '09. Day 5]
"San?"
Hendra mengernyitkan dahinya. Rumah itu hening sekali.
Pagi ini, Hendra agak kesiangan bangun. Padahal biasanya ia dan Ahsan terbangun di waktu yang hampir bersamaan. Ketika ia terbangun, Ahsan sudah tak ada di sebelahnya, dan begitu keluar dari kamar ia langsung sadar bahwa tak ada orang di rumah itu selain dirinya.
Orang tua Ahsan masih berada di rumah kakaknya dan Ahsan sendiri entah pergi kemana.
Ketika Hendra melangkah ke dapur, ia bisa melihat sepiring sarapan di meja makan dan juga selembar kertas yang diletakkan di sebelahnya.
Koh, saya lagi pergi dulu, soalnya ada perlu mendadak.
Maaf nggak saya bangunin, soalnya tadi saya liat koko lagi pules banget.
Nggak tega mau banguninnya.
Dimakan ya sarapannya.
Tunggu aja di rumah, mudah-mudahan saya nggak terlalu lama perginya.
- Ahsan
Hendra meletakkan kembali kertas itu ke atas meja. Ia memandang piring yang berisi nasi kuning beserta beberapa lauk-pauk itu. Kemudian memilih untuk langsung duduk dan melahap sarapannya itu.
Ahsan baru pulang saat tengah hari, ketika Hendra tengah asik berbaring di kamar. Ia bisa mendengar suara motor berhenti di halaman rumah dan suara pintu belakang yang dibuka. Membuatnya langsung bangkit dan memilih melangkah menuju ke dapur.
"Abis dari mana, San?" tanya Hendra, sambil bersandar di pintu dapur.
"Abis ada perlu terus sekalian mampir ke pasar, koh. Beli bahan makanan buat masak hari ini. Tadi koko bangun jam berapa?" balas Ahsan.
"Jam 8 lewat kayaknya" sahut Hendra.
Hendra memperhatikan Ahsan yang sedang mengeluarkan belanjaannya dan mulai mempersiapkan alat untuk mengolah bahan yang baru saja ia beli.
"Sini saya bantuin" ujar Hendra.
"Nggak usah, koh. Nggak apa-apa. Koko nonton tv aja" balas Ahsan, sambil tersenyum.
"Beneran ga mau dibantuin?" tanya Hendra.
"Iya, udah sana ke ruang tengah aja" ujar Ahsan, mencoba membuat Hendra berputar balik sambil mendorong punggungnya perlahan.
"Ya udah, kalo gitu saya pinjem tv nya ya" balas Hendra.
Ketika Ahsan telah selesai memasak dan hendak mengajak Hendra untuk langsung makan, ia bisa melihat seniornya itu sedang menonton tv dengan cukup fokus.
"Lagi nonton apa koh?" tanya Ahsan, membuat Hendra langsung menoleh ke arahnya.
"Yang ada aja di tv. Udah beres masaknya?" tanya Hendra.
"Udah, koh. Yuk makan dulu" ajak Ahsan.
Hendra dengan senang hati langsung mengekor juniornya itu ke dapur.
Lagi-lagi Hendra merasa makanan yang dimasak oleh Ahsan benar-benar enak, membuatnya berpikir mungkin sesekali di asrama ia akan meminta Ahsan memasak untuk dirinya juga jika mereka sedang libur. Itu pun kalau dianya mau sih, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...