Pemusatan latihan untuk Thomas & Uber Cup Finals telah dimulai. Ahsan kembali melihat beberapa seniornya yang mulai menginap di asrama selama mengikuti pemusatan latihan itu. Taufik yang paling dulu, kemudian disusul oleh Alvent dan Age. Ahsan berpikir bahwa mungkin kali ini Kido dan Hendra tak akan mengikuti pemusatan lagi seperti saat persiapan preliminary kemarin ini. Maka ia pun mencoba merelakan harapannya untuk bisa bertemu Hendra di latihan pemusatan itu. Setidaknya, ia berpikir, mereka nanti akan bertemu di Malaysia ketika pertandingan berlangsung.
"Serius amat San ngeliatin raketnya? Kamu mau latihan apa mau mukul orang pake raket?"
Ahsan yang mengenali suara itu langsung menoleh ke belakang dengan cepat.
"Koh Hendra? Koko ikut latihan hari ini?" ujar Ahsan kaget, saat melihat Hendra yang sedang berdiri di belakangnya dengan tas raket yang dikenakannya.
Hendra hanya tersenyum jahil sekilas, melangkah mendekatinya dan langsung mengacak-ngacak rambut jabriknya.
"Iya, saya ikutan latihan hari ini" jawabnya, sambil menurunkan tangannya dari kepala Ahsan.
"Ih, kebiasaan banget!" tegur Ahsan sambil cemberut, mencoba merapikan rambutnya lagi.
"Bang Kido mana?" tanya Ahsan segera.
"Tuh, lagi asik ngobrol sama adeknya" ujar Hendra, sambil menunjuk ke arah kiri, dimana Kido memang terlihat sedang berbincang dengan Bona.
Belum sempat Hendra hendak berbicara lagi, tahu-tahu Aryono sudah memanggil mereka semua untuk berkumpul dan memulai latihan pagi itu.
Ternyata, dugaan Ahsan salah. Hendra dan Kido tidak hanya mengikuti latihan hari itu saja, namun mereka berdua pun menginap juga di asrama.
"Cuma malem ini aja nginepnya bang?" tanya Bona, dengan kedua alisnya yang terangkat.
"Nggak, sampe hari keberangkatan lah. Kita berdua ikut pemusatan sampe beres" jawab Kido.
Bona nampak terkejut, ia sampai melongo dan tak jadi menyuap makan malamnya.
"Nggak usah sampe mangap gitu bisa kali" goda Kido sambil mendengus, melihat tingkah adiknya.
"Ini seriusan bang?" tanya Bona.
"Serius. Ya masa bohongan? Tanya aja ke mas Sigit sama ke koh Aryo. Orang abang sama Jangkis udah bawa koper buat nginep disini" balas Kido.
"Beneran koh?" ujar Bona, sambil menoleh pada Hendra, yang duduk di sebelah Kido. Hendra langsung mengangguk.
"Asiiiiikkk! Berasa kayak dulu lagi deh!" seru Bona, benar-benar terlihat sangat senang. Membuat para seniornya mendengus geli melihat tingkahnya itu.
"Biasa aja kali" goda Age, sambil menggelengkan kepala.
"Yee. . .biar aja sih bang. Kan kangen tau ngumpul bareng rame-rame kayak gini, kayak dulu lagi. Dulu kan biasanya kita ramean terus kayak gini di asrama" sahut Bona.
"Iya, Bon. Iya" timpal Alvent, sambil nyengir.
"Nggak nyangka ya koh, ternyata kita dikangenin juga sama junior" ujar Age pada Alvent, sambil tersenyum jahil.
"Pasti dong, kan nggak ada kita nggak rame, Ge" balas Alvent, dengan pedenya. Membuat mereka berdua sama-sama langsung mendengus geli karena candaan mereka sendiri.
"Becanda sendiri, ketawa sendiri. Aneh emang" ujar Bona segera, namun ikut tersenyum juga karena candaan mereka.
Ketika mereka kembali melanjutkan perbincangan sambil menikmati makan malam itu, Kido melihat Ahsan yang sudah menyilangkan sendok garpunya di atas piringnya yang masih belum bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...