157 - Obstacles (Part 4)

213 33 41
                                    

Mata cokelatnya melirik ke arah tepi lapangan ganda campuran, ke arah dua orang yang tengah duduk dengan jarak yang cukup berdekatan dan tengah meneguk botol minum masing-masing. Namun keduanya sama sekali tak berbicara satu sama lain. Membuatnya merasa ingin menggelengkan kepala, merasa heran dengan keduanya.


Masih belum damai juga ya ternyata?


"Ngeliatin apa sih, San?"

Ahsan segera menoleh ke sebelahnya, di mana Hendra tengah sibuk mengelap keringat sambil menatapnya dengan ekspresi datar defaultnya.

"Itu koh, si Owi sama ci Butet. Kayaknya masih belum akur nggak sih?" sahut Ahsan sambil menunjuk sekilas ke arah kedua orang itu.

Ia bisa melihat Hendra yang nampak menoleh sesaat ke arah yang sedang ia tunjuk, tapi seniornya itu nampak terlihat biasa saja. Seakan tak melihat sedikitpun hal aneh dari kedua orang itu.

"Koko nggak ngerasa aneh sama mereka berdua yang diem-dieman kayak gitu?" tanya Ahsan, sedikit heran dengan respon Hendra yang nampak biasa saja. Seperti tidak terjadi apa-apa pada kedua orang itu.

"Nggak ah, biasa aja. Hal kayak gitu wajar kok San, apa lagi buat pemain ganda. Cuma butuh waktu aja, nanti juga dua-duanya bakalan normal lagi" sahut Hendra santai.


Ahsan segera mengernyitkan dahinya. Kok koko santai banget sih, pikirnya. Heran dengan respon Hendra yang luar biasa santai.


"Lili sama Owi udah sama-sama dewasa, San. Saya yakin kalo pun memang mereka berdua lagi ada masalah, mereka pasti bisa menyelesaikan masalah mereka baik-baik. Terutama Lili yang lebih senior daripada Owi. Meskipun galak begitu, tapi Lili pada dasarnya cukup bijak kok kalo udah menyangkut urusan di lapangan" lanjut Hendra lagi, saat melihat Ahsan menatapnya dengan kernyitan di dahi.

"Tapi koh, gimana kalo sebenernya. . .salah satunya nggak cukup bijak?" ujar Ahsan tiba-tiba.

"Maksudnya?" balas Hendra, sambil menurunkan kembali botol minum yang tadinya hendak ia teguk.


Ahsan hendak menyuarakan pikirannya, namun ia teringat kembali pada akhir dari obrolan antara dirinya, Bona dan Tontowi kemarin malam. Ketika dirinya menyuarakan tebakannya bahwa mungkin saja Liliyana cemburu atas kedekatan Tontowi dan Feinya, Bona langsung merespon dengan tertawa terbahak-bahak sementara Tontowi malah langsung merebahkan dirinya lagi di lantai hall latihan sambil berseru "Nggak mungkin banget lah, San. Ngaco aja lo!" dengan sepenuh hati. Keduanya benar-benar tak menganggap omongannya sama sekali, sama-sama memandang tebakannya seperti sebuah lelucon.

Membuatnya jadi ragu untuk menyuarakan pikiran yang sama kepada Hendra saat ini, khawatir Hendra akan menertawakannya juga karena merasa jika tebakannya tak masuk akal.


"Nggak koh, bukan apa-apa. Iya kali ya koh, nanti mereka berdua bakalan sembuh sendiri" ujar Ahsan segera, sambil meraih botol minum miliknya dan meneguk cepat-cepat. Berusaha mengalihkan topik itu agar Hendra tak bertanya lebih lanjut kepadanya.

Ia bisa melihat dari ujung matanya bahwa Hendra sempat memperhatikannya selama beberapa saat, mungkin penasaran dengan apa yang sebenarnya hendak Ahsan katakan barusan. Tapi untungnya Hendra memilih untuk melupakan pembicaraan itu, sehingga Ahsan aman dari segala pertanyaan lanjutan yang mungkin bisa dilontarkan oleh Hendra.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang