115 - Unbalanced (Part 2)

246 35 49
                                    

"Ahsan!"

Ia langsung menghentikan ayunan raketnya, membuat shuttlecock yang baru saja dipukul oleh Alvent melayang melewati sisi kanannya dengan cepat dan mendarat di baseline. Kemudian ia langsung menoleh ke arah koh Herry yang sedang menatapnya dengan tatapan serius sambil menyilangkan kedua lengannya di dada.

Pada saat yang sama, entah kenapa ia merasa bahwa ia akan mendapatkan masalah.

"Sini lu!" panggil koh Herry.

Ia menghela napas pelan tak kentara, sambil mulai melangkah menghampiri pelatihnya yang berdiri tak jauh dari tepi lapangan itu.

"Udah kalian lanjut dulu aja latihan 2 vs 3" ujar koh Herry pada kelima anak didiknya yang ada di lapangan itu. Membuat kelima orang itu kembali melanjutkan latihan mereka.

Ketika Ahsan sudah berdiri tepat di hadapan koh Herry, ia bisa merasakan tatapan koh Herry yang langsung memindai dirinya.

"Raket lu taro di situ" ujar koh Herry, sambil menujuk ke atas salah satu tas yang letaknya paling dekat dari mereka berdua. Ahsan pun segera menuruti perintah pelatihnya itu.

"Push up lu" ujar koh Herry lagi.

"Tapi koh. . ." Ahsan mencoba untuk protes.

"Push up! Cepet!" seru koh Herry.

Mendadak saja ingin rasanya ia melanjutkan protesnya, tapi ia juga tahu bahwa protes pada koh Herry hanya akan menambah masalah untuk dirinya sendiri. Karena begini lah tabiat pelatihnya yang satu ini, terkenal lebih tegas dan lebih galak jika dibandingkan dengan koh Aryono. Sekalipun koh Aryono sendiri sebenarnya cukup tegas dan bisa galak juga jika menurutnya anak-anak didiknya sudah 'terlalu berulah'.

Ahsan tak menutupi dengusan kesalnya ketika ia mulai mengambil posisi untuk bersiap melakukan push up. Segera saja ia melakukan push up sambil dipantau oleh koh Herry, dan tentunya berpuluh pasang mata yang kini menatap ke arahnya.

Bagus banget emang. Bagus banget.

"Push up 50 kali. Kalo abis ini lu masih nggak fokus juga latihannya, hukuman berikutnya 2 kali lipet dari yang sekarang" ujar koh Herry.

Ahsan hanya diam, tak berkata apa-apa. Berusaha memfokuskan pikirannya sendiri supaya tak teralihkan oleh tatapan-tatapan yang mengejek ke arahnya sekarang ini.

Sementara itu di depan net, Hendra yang tengah mengambil waktu sambil merapikan bulu shuttlecocknya melirik sekilas ke arah Ahsan yang tengah menjalani hukuman dari koh Herry.

Kamu lagi kenapa sih, San?

@@@

Dengan membawa dendam setelah menerima hukuman push up sebanyak 50 kali, siang itu Ahsan berlatih dengan luar biasa berapi-api. Setiap smash yang ia keluarkan diiringi dengan teriakannya, membuat siapa pun yang menghadapi smashnya siang itu selain terkejut karena pergerakan shuttlecock yang luar biasa cepat tapi juga terkejut karena mendengar suara teriakan Ahsan yang menggelegar. Bahkan Alvent dan Age pun ikut jadi korban dari smash dan teriakan Ahsan yang mengagetkan. Hingga akhirnya sesi latih tanding antara Ahsan dan Bona dengan Alvent dan Age dimenangkan oleh Ahsan dan Bona dengan skor 21-17 dan 22-20.

"Ampun deh San" ujar Alvent, sambil menggelengkan kepala. Ahsan hanya menanggapi dengan menaikkan sebelah alisnya saat ia tengah meneguk botol minumannya.

"Itu loh suaramu, udah kayak apaan tau. Bikin kaget tau nggak" lanjut Alvent.

"Sengaja, koh. Taktik" balas Ahsan, setelah menurunkan botol minumnya.

"Taktik sih taktik, tapi lama-lama budeg juga ini kuping kalo lo teriaknya sekenceng itu" timpal Age, sambil nyengir.

Ahsan tak berkata apa-apa, ia memilih untuk mengencangkan tali sepatunya. Setelah beristirahat sejenak, Ahsan dan Bona segera kembali ke lapangan untuk berhadapan dengan Hendra dan Kido.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang