87 - Hurt (Part 6)

344 42 113
                                    

Pak, bu. . .cedera mas Ahsan masih belum pulih. Sebenarnya dari hari ke hari ada progres penyembuhan pada cedera pinggangnya, hanya saja mas Ahsan sendiri akhir-akhir ini terkesan terlalu memaksakan saat melakukan sesi terapinya. Ketika seharusnya mas Ahsan sudah harus menghentikan sesi terapinya hari itu, mas Ahsan malah meminta untuk menambah durasi terapinya. Memang setiap hari cederanya membaik, tapi jika mas Ahsan terlalu membebani tubuhnya dengan sesi terapi yang lebih panjang maka otot di pinggangnya akan menerima beban kerja yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa sakit yang berlebih. Jika terus seperti itu, hal tersebut bisa menghambat penyembuhan cederanya.


Jadi saya mohon ya pak, bu. . .tolong bantu ingatkan mas Ahsan untuk tidak membebani tubuhnya dengan sesi terapi yang berlebihan. Itu tidak akan membantunya, malah akan menghambat penyembuhannya.

@@@


Ia baru saja keluar dari ruang perawatan itu, ketika seseorang menyapanya dengan sopan.


"Selamat siang, bu"


Ketika ia menoleh ke arah suara itu, matanya bisa melihat laki-laki bertubuh jangkung itu yang tengah tersenyum kepadanya.

"Nak Hendra! Apa kabar nak?" ujar ibunya Ahsan, masih sedikit terkejut melihatnya ada disini namun senang bisa bertemu dengan pemuda itu lagi.

"Baik, bu" jawab Hendra, sambil mencium tangannya. Membuat dirinya tersenyum.


Anak ini selalu saja sopan sekali.


"Kamu sendirian saja nak?" tanya ibunya Ahsan lagi.

"Iya bu. Tadinya saya mau ngajak Kido, tapi Kido masih ada urusan" jawab Hendra.

"Ya sudah, ayo duduk dulu. Ibu mau ngobrol dulu sama kamu" ujar ibunya Ahsan, mengajak Hendra duduk di bangku yang ada di luar ruang perawatan itu.



Selama beberapa saat, mereka berbincang santai. Ibunya Ahsan banyak bertanya tentang Hendra, tentang kesibukannya akhir-akhir ini. Hingga akhirnya obrolan mereka masuk ke pembahasan tentang Ahsan.

"Nak, ibu mau minta tolong sesuatu boleh?" tanya ibunya Ahsan ragu.

"Mau minta tolong apa bu? Kalau saya bisa bantu, pasti saya bantu bu" sahut Hendra.

Dirinya menatap pemuda itu sesaat, ia bisa melihat wajah tulus anak itu dan kesan baik yang tak pernah hilang dari dirinya, membuatnya kembali yakin untuk menceritakan hal ini pada Hendra.

"Jadi begini nak, kemarin itu dokter yang menangani Ahsan bilang sama ibu dan bapak, kalau Ahsan itu terlalu memaksakan dirinya sendiri di sesi terapinya. Ibu nggak tahu ya nak Hendra sudah tahu soal ini atau belum, tapi sejak minggu pertama Ahsan itu harus diterapi untuk membantunya supaya bisa menggerakkan kakinya lagi. Karena efek cederanya membuat Ahsan agak kesulitan untuk menggerakkan kakinya. Sebenarnya dokter bilang bahwa makin hari ada progres penyembuhan cederanya Ahsan. Tapi, akhir-akhir ini karena Ahsan benar-benar tidak sabar ingin cepat-cepat sembuh, Ahsan malah memaksakan diri di sesi terapinya. Hingga kemarin itu tiba-tiba saja Ahsan merasa sangat kesakitan lagi. Dokter bilang itu efek beban sesi terapi yang berlebihan, dan bisa membuat cederanya malah semakin lama sembuhnya" ujar ibunya Ahsan panjang lebar.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang