"Sendirian aja sih, San? Mending juga barengan sama kita-kita"
Ahsan langsung menoleh ke samping, karena merasakan bahunya yang tiba-tiba saja dirangkul. Ternyata itu adalah lengan Tontowi, yang sedang memainkan alisnya dengan sok keren. Sementara di sebelah kanannya Bona baru saja duduk di bangku itu. Ahsan juga bisa melihat Debby dan Greysia yang duduk di hadapan mereka bertiga.
"Bentar, kalian tuh mau ngapain gw sih?" tanya Ahsan, yang semakin sadar jika teman-temannya merencanakan sesuatu tentang dirinya.
"Nggak ada. Kita cuma mau nyemangatin lo doang, San" ujar Tontowi, sambil mulai menyentuh makan malamnya.
"Nyemangatin gw? Udah kayak mau ngapain deh" sahut Ahsan, sambil kembali melahap makan malamnya.
"Ya bukan gitu, bang. Abis abang akhir-akhir ini keliatannya agak diem. Kita khawatir tau bang" timpal Debby.
"Iya, San. Aku juga merhatiin kamu loh akhir-akhir ini, keliatannya lebih diem dari biasanya. Ada apa sih San? Kalo butuh tempat curhat, kan bisa cerita ke kita-kita" ujar Greysia, yang langsung disambut dengan anggukan setuju oleh mereka.
"Saya nggak apa-apa kok Deb, Grey. Beneran" ujar Ahsan, mencoba menahan diri untuk tak menghela napas dan memutar matanya.
"Lo tuh nggak pinter bohong tau, San" celetuk Bona, tanpa menoleh. Masih fokus mengaduk makan malamnya lalu segera melahapnya.
Udah dua orang yang bilang kayak gitu. Semudah itukah gw ketebaknya?
"Iya deh, terserah kalian aja" sahut Ahsan, pada akhirnya memutar matanya.
"Ngomong-ngomong malem ini mendingan stop latihan tambahan dulu nggak sih? Enaknya malem ini kita refreshing dikit. Main monopoli atau ular tangga bareng gitu. Gimana?" usul Tontowi sambil tersenyum cerah.
Belum sempat Ahsan menolak, Greysia dan Debby keburu menjawab "Setuju!" lebih dulu dengan penuh semangat. Membuat Ahsan pasrah menerima takdirnya malam ini.
Ia hanya menggeleng pasrah sambil menatap ke arah Greysia, yang hanya balas nyengir ke arahnya. Tahu bahwa Ahsan tidak bisa menolak karena ia kalah suara.
Bahkan Grey yang udah sering ikut beregu dari kapan tau aja lebih milih buat refreshing dulu malam ini daripada latihan tambahan ya.
Pada akhirnya, setelah selesai makan malam, mereka berlima benar-benar bermain monopoli bersama di teras gedung asrama putra.
Tapi untungnya permainan monopoli malam itu membuat Ahsan sedikit rileks. Karena selama permainan itu berlangsung mereka semua terus mengobrol. Membicarakan hal apapun dari mulai hal yang penting bahkan hingga ke hal-hal remeh yang tidak penting sama sekali. Belum lagi Tontowi dan Bona yang sesekali ribut karena diawali oleh becandaan yang dilontarkan satu sama lain. Membuat Ahsan, Debby dan Greysia hanya tertawa melihat kerusuhan yang dibuat oleh Tontowi dan Bona.
Malam itu, ketika mereka semua akhirnya kembali ke kamar masing-masing, Ahsan mau tak mau merasa berterima kasih kepada teman-temannya yang mencoba untuk membuatnya merasa sedikit lebih baik. Ia bersyukur karena teman-temannya benar-benar peduli padanya.
Namun walau bagaimanapun juga, Ahsan masih tak bisa menyingkirkan kekhawatirannya yang baru. Tiba-tiba saja kekhawatiran itu datang ketika ia tengah menjalankan sesi latihan utama siang ini.
Gimana kalo ternyata teknik dan skill gw sebenernya masih banyak kurangnya?
Sekali pikiran itu muncul di kepalanya, ia tak bisa menyingkirkan ketakutan itu. Ia mulai khawatir jika pikiran yang melintas di kepalanya itu adalah sebuah realita. Realita yang masih belum bisa ia singkirkan, hingga hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fanfiction"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...