16 - Sudirman Cup 2009 (Part 1)

578 47 50
                                    

[Persiapan Sudirman Cup 2009]


Akhir-akhir ini suasana di pelatnas Cipayung terlihat semakin sibuk, mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan turnamen Sudirman Cup yang merupakan event beregu tiap 2 tahun sekali. Baik pelatih maupun atlet, sama-sama terlihat sangat menggebu-gebu dan antusias dalam persiapan turnamen ini. Mengingat, terakhir kali tim Indonesia membawa pulang piala Sudirman itu sudah lama sekali, tahun 1989. Makanya, semua pelatih tak tanggung-tanggung dalam melakukan persiapan bersama para pemain sektornya masing-masing dengan latihan yang semakin intensif dan berat.

Tak terkecuali dengan sektor ganda putra, dibawah asuhan koh Aryo dan mas Sigit. Semua atlet ganda putra, pelatnas ataupun non pelatnas, sama-sama mengikuti pelatihan terpusat bersama di Cipayung. Membuat Ahsan semakin terpacu juga untuk semakin meningkatkan permainannya, supaya tidak kalah bersaing dengan senior-senior yang sudah tidak di pelatnas. Ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk dipilih ke dalam tim Sudirman Cup.



Ahsan baru saja menyelesaikan latih tandingnya seperti biasa, ketika tiba-tiba saja saat evaluasi setelah latih tanding, koh Aryo memberitahu dirinya.

"San, buat Sudirman Cup lu pasangan sama si Kis ya. Mulai besok lu latih tanding lawan Bona sama Kido" ujar koh Aryo tiba-tiba.

Mata Ahsan langsung melebar seketika. Kedua alisnya naik.

"Saya koh? Sama koh Hendra?" tanya Ahsan dengan nada tak percaya, sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, elu. Kenapa? Lu nggak siap?" sahut koh Aryo.

Ahsan langsung menoleh ke arah Hendra, yang juga menoleh ke arahnya. Menatapnya dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Siap koh, siap" balas Ahsan cepat-cepat.

"Nah yaudah, ga usah banyak tanya berarti. Latihan lu yang bener!" ujar koh Aryo lagi.

"Iya koh!" sahut Ahsan secepat kilat.

Ia kembali menatap Hendra dengan pandangan yang masih tak percaya.


Gw sama koh Hen? Nggak salah nih?


Ketika mereka semua dibubarkan untuk istirahat, Hendra langsung menghampirinya, menepuk-nepuk bahunya pelan.

"Saya nggak nyangka loh bakalan dipasangin sama koko di turnamen. Soalnya kan gap skill dan pengalaman saya jauh sama koko" ujar Ahsan jujur.

"Jangan ngomong gitu. Saya aja yakin sama kamu, masa kamu nggak yakin sama diri kamu sendiri?" balas Hendra dengan senyuman tulus, berusaha memotivasi Ahsan.

@@@


Kalau ada yang mengira ketika dipasangkan dengan pemain ranking 1 dunia itu menyenangkan dan mudah, mereka semua salah besar. Justru ketika dipasangkan dengan pemain yang menempati urutan 1 dunia, rasanya seperti beban terberat itu ada di pundaknya. Karena ketika junior dipasangkan dengan senior yang memiliki segudang prestasi sementara si junior masih ada di awal karir, semua mata benar-benar tertuju kepada sang junior. Semua orang akan berekspektasi pada junior untuk bisa main dengan sangat bagus dan bisa mengimbangi seniornya dengan baik.

Nyatanya, sekarang, dirinya malah tersungkur di lapangan. Gagal mengantisipasi smash lawan, untuk kesekian kalinya.

Ahsan melihat shuttlecock yang tergeletak di garis tepi lapangan itu dengan pandangan sebal, seakan-akan shuttlecock itu mengejek kegagalannya.

Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang