Untungnya, "neraka" itu mereda ketika 2 hari kemudian saat Ahsan, Bona dan Tontowi sudah bersiap-siap menuju hall latihan untuk menerima "hukuman" pagi mereka. . .mereka dikejutkan dengan sosok Alvent yang terlihat tengah mengobrol dengan ketiga pelatih itu.
"Koh Alvent!" seru Ahsan tak bisa menahan diri, membuat seniornya itu menoleh ke arah mereka bertiga lalu melambaikan tangannya sambil tersenyum khas.
"Loh kok koh Alvent udah pulang? Bukannya minggu ini lagi French Open ya koh?" tanya Bona heran, ketika mereka bertiga telah tiba di dekat keempat orang itu.
"Ya itu, saya langsung gugur di babak pertama" jawab Alvent sambil tersenyum miris, membuat ketiga juniornya itu otomatis berkata "Aduh" saat mendengar jawabannya.
"Nah, kebetulan Vent karena lo udah pulang duluan. . .lo sama Ahsan bisa mulai latihan duluan buat persiapan Asian Games. Sekalian nunggu yang lain pulang juga. Bon, lo gabung aja sama Rian dan Angga. Kalian bertiga rotasi aja. Dah sana, kalian latih tanding sama Yonathan dan Rian dulu, abis itu geser langsung ke pasangan berikutnya" titah koh Aryono.
"Siap koh" sahut Alvent dan Ahsan bersamaan, kemudian langsung melangkah menuju lapangan ganda putra bersama dengan Bona.
"Kamu juga Wi, pagi ini kamu langsung latihan saja sama Butet. Selamat kamu pagi ini karena Alvent sudah pulang" sindir kak Richard, saat melihat tatapan lega Tontowi ketika mendengar ia sudah bisa lepas dari hukuman paginya.
"Yaudah kak, saya langsung ke ci Butet ya. Makasih kak" ujar Tontowi, tak bisa menahan senyuman lebarnya dan langsung berlari meninggalkan para pelatih itu sebelum mereka sempat berubah pikiran.
"Koh, untung banget deh koh. . .untung koko pulang hari ini" ujar Ahsan benar-benar lega, ketika mereka bertiga tengah pemanasan.
"Emang kenapa? Muka kalian kok kayaknya happy banget ya ngeliat ada saya pagi ini" tanya Alvent, benar-benar heran dengan ekspresi kedua juniornya itu.
"Duh, koh. . .asal koh Alvent tau ya. . .udah lebih dari seminggu kita berdua sama Owi dihukum pake latihan fisik sama kak Icad. Haduh, sumpah deh koh. . .rasanya kayak neraka banget beberapa hari terakhir ini. Badan udah remuk banget ini koh" ujar Bona dengan nada getir.
"Dihukum? Emang kalian kenapa?" tanya Alvent.
"Itu loh koh. . .yang kita ketauan ikut sama bang Taufik. . ." gumam Ahsan.
"Oh, iya. . .iya. Saya denger dari Kido waktu itu. Ya lagian kalian sih. Makanya jangan bandel" ujar Alvent dengan dengusan geli di akhir.
"Yaelah koh. . .iya, kita nggak bakalan bandel lagi. Udah kapok pokoknya. Hukumannya nggak kira-kira" sahut Bona sambil menghela napas berat.
"Iya koh, kita bener-bener udah nggak mau ngulang kesalahan yang sama. Udah cukup sekali aja, hukumannya sadis banget" timpal Ahsan, sambil menggelengkan kepala.
Alvent hanya bisa nyengir sambil memperhatikan wajah penyesalan kedua juniornya itu.
Lagian ada kak Icad di pelatnas masih berani-beraninya buat bandel, bosen hidup deh.
Satu per satu senior mulai bermunculan lagi di Cipayung. Setelah Alvent yang ikut bergabung dalam latihan itu sejak tanggal 5, Age ikut menemani latihan persiapan mereka untuk Asian Games meskipun ia tak terpilih untuk ikut pertandingan individual maupun beregu. Tapi karena pelatih memintanya untuk membantu latihan tim Ganda Putra, Age menyanggupinya dan ikut berlatih bersama mereka mulai tanggal 7. Paling terakhir Kido dan Hendra yang ikut bergabung juga dalam latihan itu sehari setelah Age bergabung. Sementara Taufik yang baru tiba di Indonesia tanggal 9, sama sekali tak ikut bergabung dalam masa latihan persiapan untuk Asian Games itu. Taufik menggunakan waktu yang hanya tersisa 1 hari sebelum keberangkatan mereka ke Guangzhou untuk mengistirahatkan tubuhnya karena mereka semua akan berangkat ke Cina pada tanggal 10 November.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot [Prequel dari Way Back (Into Love)]
Fiksi Penggemar"Mungkinkah takdir yang membuat jalan kita saling bersimpangan?". Cerita tentang mereka yang berusaha mengejar mimpi dari pelatnas Cipayung. Tentang impian, harapan, persahabatan dan juga cinta. [Prequel dari "Way Back (Into Love)"]. P.S: Sl...